Papa

1K 117 10
                                    

"Fiony?" Tanya Aldo memastikan pendengarannya.

"Iya Fiony" Zee menjawab ragu.

"Lu tau lah Zee Fio bukan orang kayak gitu" Aldo membela Fiony, membuat Zee menggaruk belakang kepalanya.

"Iya sih, gue juga sebenernya ngga begitu yakin.. tapi waktu laptop Muthe rusak, gue sempet tanya kedia.. ada ngga orang yang minjem laptop dia, terus Muthe jawab Fiony" Zee menceritakan percakapannya dengan Muthe kepada Aldo.

"Waktu itu laptop Muthe di pake sama hampir semua anak kelompok gue Zee, kalo gitu semua tersangka dong.. gue juga termasuk" jawab Aldo logis membuat Zee menganggukkan kepalanya.

"Kalo gitu siapa ya?" Zee bertanya sambil melihat langit-langit kamar Aldo.

"Gue harap semua hal buruk yang nimpa Muthe berhenti, dia anak baik pantes dapet hal baik juga" lanjut Zee lirih, lalu ia pun memilih untuk memejamkan mata dan terlelap.






***




Sore kini berganti malam. Malam yang dingin dan juga sepi di rumah Muthe.

Baru saja 5 menit yang lalu teman-temannya pulang kerumah mereka masing-masing, setelah menghabiskan waktu mereka di rumah Muthe.

Sekarang dirumah yang besar ini tersisa Muthe dan juga para asisten rumah tangganya. Membuat kini rumah ini sangat sepi.

Muthe kini memilih untuk keluar menuju balkon kamarnya yang dapat melihat langsung ke perkarangan rumahnya. Ia memilih untuk mengambil headsetnya lalu memutar musik dari playlist kesukaannya, mendengarkan lagu sambil menikmati angin malam dan menatap bulan merupakan salah satu aktifitas kesukaan Muthe yang kini sudah jarang ia lakukan.

Tapi aktivitas itu harus terhenti karna ia kini bisa melihat mobil milik papanya yang sudah terparkir di perkarangan. Membuat ia kini mengalihkan fokusnya kepada mobil milik papanya itu.

Muthe menyeritkan alisnya, karna binggung. Binggung karna kenapa papanya tidak kunjung turun dari mobilnya. Membuat ia sedikit khawatir dengan kondisi papanya.

Lalu karna tidak kunjung turun dari mobil, Akhirnya Muthe pun memutuskan untuk turun kebawah dan menghampiri papanya itu.

Ia turun dari lantai 2 ke lantai dasar, berjalan cepat menuju pintu depan rumahnya

Namun baru saja ia membuka pintu itu, betapa terkejutnya ia ketika mendapati papa nya sedang di bopong oleh wanita muda yang ia tidak kenal identitasnya.

"Kamu sampai sini aja, saya ngga akan biarin kamu masuk ke rumah saya.. biar papa saya yang bawa kedalam" ucap Muthe tegas kepada wanita itu dengan tatapan tidak suka.

Ia lantas ingin mengambil papanya dan melepas rangkulan itu, tapi belum apa-apa ia mendapatkan dorongan kuat dari papanya yang setengah sadar itu, dorongan yang mampi membuat Muthe kini terjatuh kebelakang.

Tapi bukan Muthe kalau ia menyerah begitu saja. Walaupu ia terjatuh berkali-kali tapi ia memilih untuk bangkit dan kembali mengambil papanya dari wanita itu.

Dan akhirnya setelah beberapa percobaan, kali ini usahanya berhasil walaupun tetap ada pemberontakan.

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Muthe pun menatap kembali wanita yang sedari tadi hanya diam itu.

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang