Bestfriend

1.1K 135 5
                                    

Aldo terus berada di samping Muthe. Setia menemani gadis itu sampai akhirnya Muthe pun terlelap karna memang obat terakhir yang ia konsumsi terdapat obat tidur didalamnya.

Melihat Muthe yang terlelap dan terlihat tenang, entah kenapa memberikan perasaan yang aneh untuk Aldo. Perasaan gelisah namun juga damai.

Gelisah mungkin karna ia kini terlalu takut kalau Muthe tidak akan bangun lagi dan meninggalkannya dalam tidur.

Sedangkan perasaan damai itu karna wajah terlelap Muthe sangatlah bisa membuatnya merasakan ketenangan.

Aldo terus menerus memperhatikan wajah terlelap Muthe. Sampai akhirnya tanpa sadar ia mengikuti Muthe ke dunia mimpi.








***







Rasa kantuk masih sangat menyelimuti Aldo, ia masih ingin terlelap karna dari kemarin ia belum tidur sama sekali.

Tapi rasanya ada yang menganggu tidurnya kali ini. Ada tangan jail yang sedari tadi tidak bisa diam dan mengelus lembut rambut dan wajahnya. Membuat Aldo menjadi tersadar dari tidurnya.

"Maaf aku bikin kamu bangun ya" ucap Muthe sudah bisa bicara lebih lancar dari sebelumnya.

"Aku ketiduran ya?" Tanya Aldo membuat Muthe mengangguk menanggapi.

"Padahal aku mau mandangin kamu tidur" ucap Aldo berhasil menerbitkan senyuman di wajah Muthe.

"Masker oksigen kamu mana Muth?" Tanya Aldo yang heran karna beberapa alat kesehatan yang sebelumnya menempel di tubuh Muthe kini sudah tidak lagi terpasang.

"Tadi pas dokter cek kondisi aku katanya aku udah ngga perlu itu dan beberapa alat lainnya, jadi di copot deh" jawab Muthe lembut sambil mengelus lembut wajah Aldo.

"Aku bersyukur masih bisa liat kamu" Muthe berucap lirih masih menatap Aldo dengan tangan yang masih mengelus lembut wajah Aldo, membuat kini tangan Aldo mengampiri tangan Muthe dan menggenggamnya.

"Percaya sama aku, aku lebih bersyukur bisa natap mata kamu, bisa ngerasain hangatnya tangan kamu, bisa ngeliat senyuman kamu" Aldo bicara sambil menatap kedua mata Muthe.

"Kemarin aku hapir aja kehilangan semuanya, kehilangan kehangatan waktu genggam tangan kamu, ngga bisa ngeliat senyuman kamu, bahkan aku ngga bisa ngeliat mata indah kamu... dan itu rasanya kayak dunia aku mau hancur" Aldo kembali bicara, membuat rasa bersalah tumbuh di hati Muthe.

"Maaf" ucap Muthe sambil menunduk.

"Hey.. kamu jangan minta maaf" Aldo kini mengusap pelan wajah gadis didepannya, membuat gadis itu kembali menatap matanya.

"Maaf do.. maaf aku ngga sekuat itu.. maaf karna aku ngambil jalan pintas untuk ngeakhirin semuanya.. maaf karna aku ngambil tidakan bodoh dan bikin orang orang yang sayang aku sedih" Muthe kini menangis, dan Aldo dengan sigap bangkit untuk memeluk  Muthe.

"Aku takut do, aku ngga siap, aku ngga mau berhadapan sama fakta sebentar lagi keluarga aku hancur dan aku akan sendirian" Muthe mengeluarkan kegelisahannya di tengah pelukkan itu.

"Kamu ngga pernah sendirian muth, ada aku, ada Ashel, ada Marsha, ada Olla dan masih banyak orang lain yang care dan peduli sama kamu" jawab Aldo lembut sambil mengelus rambut Muthe yang terurai.

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang