Jenguk

1.1K 107 5
                                    

Entah sudah berapa kali Muthe masuk kerumah sakit belakangan ini. Rasanya ia tidak pernah selemah ini. Tapi kejadian belakangan ini benar-benar bagaikan roller couster di kehidupannya. Banyak sedih, sakit, kecewa dan tekanan tapi itu semua juga di selingi dengan rasa bahagia dan juga cinta yang belum pernah Muthe rasakan sebelumnya.

Kini Muthe dapat mencium harum obat-obatan masuk ke rongga hidung nya, juga dapat merasakan nyiri luar biasa di kepalanya. Membuat ia kini merintih karna rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya.

"Eghhh awhh" suara Muthe lirih, berhasil membuat laki-laki yang sedari tadi menggenggam tangannya panik sekaligus senang karna gadis itu kini sudah sadar.

Laki-laki itu lantas berdiri dan bergegas memanggil dokter yang ada supaya Muthe dapat segera di periksa.

Akhirnya dokter pun memeriksa kondisi Muthe, lalu mengangguk seakan dapat menyimpulkan sesuatu.

"Pasien sudah tidak apa-apa, kesadarannya perlahan akan meningkat.. tapi untuk saat ini akan lebih baik kalau pasien dibiarkan untuk beristirahat terlebih dahulu" ucap dokter itu kepada Aldo, sedangkan Aldo yang mendengarnya mengangguk paham.

Aldo pun kembali ke posisinya semula, duduk disamping Muthe dengan satu tangan menggenggam tangga Muthe dan satu tangan lagi mengelus dahi gadis itu.

Lalu tak lama berselang beberapa suster datang untuk memindahkan Muthe ke ruang inap yang sebelumnya sudah di urus oleh Marsha dan juga Olla.

"Muthe udah sadar tapi kata dokter dia perlu istirahat" jelas Aldo kepada Marsha dan Olla yang tadi datang bersama perawat.

Mendengar itu Marsha dan Olla menghembuskan nafas lega, lalu akhirnya mereka pun berjalan beriringan menuju kamar inap Muthe.
















***











"Ini gue kenapa bisa begini?" Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Muthe itu membuat semua orang yang ada di ruangan itu pun terbinggung harus menjawab apa, karna mereka sendiri pun tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Tiba-tiba lo pingsan di kelas, ngga tau kenapa" ucap Olla membuka suara, sambil menyuapi sahabatnya itu dengan buah yang ada di piring.

"Pasti lo belum makan ya Muth?" Tanya Ashel yang sedang berdiri disamping ranjang Muthe.

"Lo tuh ngga bisa kalo ngga sarapan... kalo emang belum makan kan bisa bilang ke kita-kita biar bisa ke kantin dulu sebelum kelas" Olla memberikan nasihat dengan nada khasnya.

Sedangkan Muthe yang mendengar sahabat-sahabatnya itu, kini mencoba mengingat kembali kejadian tadi pagi. Memaksakan dirinya untuk memutar memorinya, sehingga membuat kepalanya kini terasa sakit.

"Awhh" rintih Muthe pelan membuat sahabat-sahabatnya panik.

"Jangan di paksa inget Muth, lo belum stabil" Aldo lantas mengelus rambut Muthe yang terurai, mencoba memberikan ketenangan.

"Iya Muth, sekarang lo harus cepet sehat dulu.." Marsha menambahkan sambil mencoba memberikan minum kepada sahabatnya itu.

Lalu setelah beberapa waktu, kondisi Muthe pun semakin membaik. Ia mulai bisa ikut menimpali candaan yang di lontarkan oleh teman-temannya.

Mereka yang ada disana mencoba terus mehibur Muthe. Mencoba membuat Muthe melupakan kejadian yang mungkin tidak mengenakkan di sekolah tadi.

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang