Apa pantas?

1.1K 111 8
                                    

Muthe dapat merasakan pipinya memanas, dan mungkin sekarang wajahnya sudah memerah karna ucapan Aldo barusan. Ia lalu mengambil boneka beruang yang ada di kasurnya lalu menutup wajahnya dari Aldo.

Aldo menyingkirkan boneka yang ada di depan wajah Muthe, " lo kenapa deh" Aldo bertanya heran.

"Gue malu, muka gue pasti merah sekarang" jawab Muthe.

Aldo terdiam beberapa saat, dan memperhatikan wajah Muthe. " ngga kok, lo cantik"

"Udah deh do.. jangan macem-macem.. gue baper emang lo mau tanggung jawab?" Muthe sambil menutup mukanya dengan tangan.

"Mau"

Jawaban Aldo barusan tentu saja membuat Muthe kaget, ia lalu membuka tangannya dan menatap kedua mata Aldo mencari kebohongan disana, tapi nihil ia tidak bisa menemukannya.

Mereka berdua akhirnya pun terdiam, terlalu canggung untuk membuka suara kembali. Sampai tak lama Marsha dan Lukman kembali dengan kantung belanja berisikan snack dan obat untuk Muthe.

"Kalian kenapa deh kok diem dieman" tanya Lukman heran dengan atmosfer canggung yang ada di kamar Muthe.

"Ehh ngga kok" jawab Muthe sedikit gagap.

"Lu berdua beneran zinah ya" lanjut lukman sambil meledek.

"Sembarangan lo kalo ngomong, udah deh kita keluar lu.. Muthe mau pake obat juga" ucap Aldo lantas menarik Lukman keluar dari kamar itu.

Aldo dan Lukman kini sudah ada diruang TV lantai 2. Sibuk dengan ponsel mereka masing masing, sampai akhirnya terdengar pintu rumah Muthe terbuka dengan heboh dan juga langkah kaki yang sepertinya sedang berlari.

Tidak lama muncul Ashel, Olla dan Zee dari depan tangga. Aldo dapat melihat mereka semua khawatir, tapi ada berbeda dengan Ashel, ia terlihat marah. Melihat mereka ingin segera memasuki kamar Muthe, Aldo dengan sigap menghalangi mereka masuk.

"Apaan si do, gue mau masuk" ucap Ashel sedikit kesal dengan tingkah teman sekelasnya ini.

"Didalem Muthe lagi minum Obat sama Marsha, lo jangan emosi.. inget Muthe lagi sakit" Aldo masih menahan mereka, ia tidak akan membiarkan Ashel masuk dengan kondisi emosi

"Iya shel, lo jangan emosi gini.. kasian Muthe nanti malah jadi pikiran dia" kini Olla angkat bicara.

Mendengar saran dari teman-temannya Ashel mencoba menarik nafas dalam, menenangkan dirinya sendiri. Lalu karna Aldo dapat melihat Ashel sudah jauh lebih tenang ia membiarkan Ashel dan Olla untuk masuk. "Kontrol emosi lo ya shel, Zee lo nunggu di luar sama gue Lukman" jelas Aldo sebelum Ashel dan Muthe memasuki kamar.

Setelah Ashel dan Olla masuk kamar. Aldo, Lukman dan Zee pun kembali lagi keruang tv duduk disana.

"Lo berdua ngga ada niatan cerita sama gue?" Zee menatap kedua temannya, rasa keponya sudah menumpuk sejak di sekolah.

Lukman akhirnya angkat bicara. Ia menjelaskan kronologi lengkapnya kepada Zee. Membuat Zee juga jadi emosi ketika mendengar cerita itu.

"Tapi lo berdua ngga apa apa kan?" Tanya Zee diakhir cerita Lukman, menatap kedua temannya khawatir.

"Gue sama Aldo ngga apa-apa, semalem gue Aldo udah diobatin sama Marsha Muthe... gue malah khawatir sama kondisi Muthe.. dia sempet kena pukul juga kemarin sampe agak kelempar gitu" Lukman kini memandang pintu kamar Muthe.

"Gila juga ya si Muthe, berani banget" Zee ikut memandang kearah yang sama dengan Lukman.









***








Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang