One day with Aldo

1.1K 115 6
                                    

Kini kedua remaja itu sedang duduk di tepian pantai yang letaknya tidak jauh dari ibu kota, dengan masih memakai seragam sekolah. Duduk sambil menatap lautan yang seakan tak berujung itu.

Melihat itu Muthe berpikir banyak mengenai dirinya sekarang. Kenapa masalahnya seperti laut yang sedang ia tatap kini, sangat luas, banyak dan seperti tidak ada ujungnya.

Berpikir kalau sebenarnya apa alasannya bertahan di dunia ini, kalau dunia nya sendiri menolak kehadirannya.

Muthe tidak pernah benci kepada papa dan mama nya. Gimana dan bagaimana pun sikap mereka, kedua orang itu adalah seseorang yang berharga untuk Muthe.

Tapi apakah Muthe berharga untuk mereka?

Pertanyaan itu terus terputar dikepala Muthe.

Tanpa terasa air mata lolos begitu saja dari mata indah milik Muthe. Namun Muthe lantas segera menghapus air mata itu, sebelum Aldo menyadarinya.

"Di ujung sana pasti ada pulau lain kan do?" Tanya Muthe dengan nada lirih kepada Aldo, membuat kini Aldo menoleh kearahnya.

"Semua laut pasti ada tepinya kan do?" Muthe kembali bertanya namun kini ia sudah membalas tatapan Aldo.

Mendengar pertanyaan itu Aldo mengangguk sebagai jawaban, lantas ia pun mengangkat tangannya dan mengelus lembut rambut panjang Muthe yang terurai.

Lalu entah apa yang mendorong Aldo, ia lantas membentangkan tanggannya, lalu bergerak lebih dulu untuk memeluk gadis cantik yang ada di hadapannya itu.

"Setiap laut punya tepiannya mut, setiap masalah ada penyelesaiannya dan setiap cerita pasti ada endingnya" Aldo sangat memahami pertanyaan Muthe tadi.

"Aku tau pasti kamu banyak kan yang mau di ceritain, banyak banget sampe kamu binggung harus mulai dari mana.. aku bakalan nunggu.. aku bakalan nunggu sampe kamu siap cerita semuanya.. kalo kamu butuh aku, aku selalu ada" Ucap Aldo lembut ditengah pelukan itu.

"Do.. aku boleh minta satu hal sama kamu?" Muthe bertanya lirih.

"Boleh, mau banyak juga boleh.. tapi yang bener mintanya" Aldo menjawab sambil bercanda.

"Aku boleh minta kamu selalu ada di pihak aku? Apa pun itu aku mau kamu ada disisi aku? Boleh ngga?" Muthe menyebutkan satu permintaannya.

"Bahkan ketika satu dunia berpaling, dan ninggalin kamu.. aku ada tetap ada disamping kamu sambil genggam tangan kamu... kamu jangan takut, karna aku akan selalu ada di pihak kamu" jawab Aldo sambil kini menatap sungguh-sungguh wajah Muthe.

Muthe mengangguk mendengar jawaban Aldo, pergerakannnya dapat terasa pada bahu Aldo. Mereka berdua berada di posisi itu cukup lama, saling menyalurkan kehangatan yang mereka sama-sama butuhkan.

Sampai akhirnya Aldo dapat merasakan tubuh Muthe melemas dan membuat Aldo segera melonggarkan pelukan itu.

Muthe tertidur. Mungkin ia kelelahan atau terlalu nyaman berada di pelukan Aldo.

Namun hal ini membuat Aldo sedikit binggung, sampai akhirnya ia pun memilih untuk membuat Muthe tidur di pahanya dan ia pun menutupi Muthe dengan jacket yang ia bawa sebelumnya.

Dan kini Aldo sedang mengelus lembut rambut panjang Muthe yang ter urai sambil menatap wajah tenang gadis itu yang kini sedang sibuk di dunia mimpi.










***







Waktu tanpa terasa berjalan begitu cepat ketika keduanya sedang bersama. Sekarang matahari sudah mulai turun, menandakan kalau sebentar lagi langit akan berubah menjadi gelap.

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang