Sudah hampir 4 bulan setelah perceraian kedua orang tua Muthe berlangsung.
Setelah perceraian, mereka berusaha untuk saling memaafkan dan juga belajar untuk bekerjasama kedepannya untuk beberapa hal yang mereka kelola bersama. Seperti beberapa bisnis dan juga perusahaan yang memang mereka bangun sewaktu menikah.
Namun diantara itu semua, yang paling penting adalah mereka sepakat untuk kompak dan menjadi orang tua yang lebih baik untuk putri sematawayang mereka.
Mencoba menebus kesalahan yang mereka lakukan dahulu dan membuat memori-memori yang indah dimasa kini dan masa mendatang.
Ya walaupun mereka masih sibuk dengan dunia dan pekerjaan mereka masing-masing. Tapi setidaknya mereka sekarang akan mengosongkan waktu weekend mereka untuk pergi bersama-sama dengan Muthe. Entah itu sekedar belanja ke mall atau bahkan liburan bersama ke tempat-tempat yang Muthe inginkan.
Sebenarnya awalnya sangat canggung untuk ketiganya menghabiskan waktu bersama. Tapi karna mereka semua ingin lebih baik, perlahan kecanggungan itu hilang begitu saja dan digantikan dengan kehangatan yang dapat dirasakan oleh semuanya.
Seperti sabtu ini, Muthe menghabiskan harinya bersama mama papanya. Hanya jalan-jalan di mall dan dinner, tapi Muthe sudah senang sekali karna ia menghabiskan waktu dengan kedua orang yang paling ia sayang.
Lalu pada keesokkan harinya, hari ini. Ia dijemput oleh Aldo di rumah Mamahnya, setelah kemarin ia menginap karna pulang sudah terlalu larut sehabis berpergian.
***
Sekarang Aldo sedang membelah jalanan untuk menjemput Muthe di rumah mama. Hari ini ia mengendarai motor kesayangannya karna memang jarak dari rumahnya ke rumah baru mama cukup jauh.
Butuh waktu sekitar 30 menit perjalanan, untuk Aldo sampai di depan rumah yang kini ditempati oleh mama Muthe. Rumah yang cukup megah untuk orang yang tinggal seorang diri dengan beberapa asisten.
Sesampainya di depan rumah itu Aldo pun terus mengendarai motornya menuju parkiran, setelah tadi ia menyapa satpam depan. Kemudian lantas memberhentikan motornya ketika sudah sampai di tempat parkiran.
Setelah itu ia pun mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan beberapa pesan untuk gadis yang akan ia temui, dan kembali menyimpan ponselnya ketika ia sudah selesai mengetik pesan.
Tak lama Aldo menunggu, sekarang ia sudah melihat gadis itu berlari dengan riang menghampirinya.
"Ngga usah lari Muth.. nanti kamu jatuh" ucap Aldo kepada gadis itu yang baru saja tiba dihadapannya.
"Hehehe.. aku ngga mau kamu nunggu lama" jawab Muthe sambil memamerkan senyumannya kepada Aldo.
"Selama apapun aku tunggu kok.."Aldo menjawab sambil mengelus rambut panjang Muthe yang terurai.
"Ini aku ngga perlu masuk?" Aldo bertanya kepada Muthe, membuat kini bibir Muthe sedikit melengkung ke bawah.
"Ngga perlu.. Orang mama udah ngga ada di rumah.. tadi flight pagi banget.. aku aja masih tidur pas mama berangkat" Muthe bicara dengan gemas membuat Aldo mencubit pipi Muthe lembut.
"Ngga apa-apa.. lagian minggu depan kan ketemu lagi... kalo sekarang gantian kamu sama aku" ucap Aldo membuat senyuman di wajah Muthe kembali merekah.
"Hari ini jadi kan?" Tanya Aldo kepada Muthe, membuat gadis itu mengangguk dengan semangat.
"Jadi donggg.. aku udah ngga sabar mau makan bakso" jawab Muthe antusias membuat Aldo ikut tersenyum.
"Oke.. kalo gitu bisa di pakai helmnya tuan putri" Dengan sigap Aldo memakaikan helm di kepala Muthe, lalu memastikan kalau pengaitnya sudah terpasang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Teen Fiction[Completed] Orang-orang mungkin berfikir aku adalah matahari di kehidupannya, tapi nyatanya sebaliknya. Dia merupakan matahari yang menyinari hidup ku yang tadinya gelap, dia juga pelangi yang selalu ku tunggu setelah hujan deras turun. Dengan nya h...