[Completed] Orang-orang mungkin berfikir aku adalah matahari di kehidupannya, tapi nyatanya sebaliknya. Dia merupakan matahari yang menyinari hidup ku yang tadinya gelap, dia juga pelangi yang selalu ku tunggu setelah hujan deras turun. Dengan nya h...
Muthe akhirnya sudah keluar dari rumah sakit sejak beberapa hari yang lalu. Namun belum dapat masuk ke sekolah karna kepalanya masih kerap sakit dan nyeri jika dipaksa berpikir terlalu keras.
Ia dirawat di rumah. Tidak.. tidak di rawat, tapi lebih tepatnya ia merawat dirinya sendiri di rumah.
Mama dan papanya belum juga pulang. Tidak menjenguk bahkan tidak menanyakan kondisi anak sematawayang mereka. Membuat Muthe sebenarnya sedih dan kecewa.
Walaupun begitu teman-teman Muthe rutin datang, menemani Muthe dari sepulang sekolah sampai malam, atau bahkan sampai menginap.
Dirumah Muthe hanya dengan beberapa ART yang bertugas mengurus keperluan rumahnya. Lalu karna memang Muthe sedang tidak ingin berinteraksi dengan orang lain, ia lebih banyak mengunci diri dikamar, entah itu untuk sekedar melamun atau mengeluarkan emosinya dengan sebuah tangisan.
Muthe sudah ingat alasan kenapa ia pingsan. Tulisan di kertas itu ternyata sangat mampu mempengaruhi psikis nya, membuat ia stress dan panic attack. Tapi semua ini ia simpan rapat-rapat, tidak mau ada yang tau, walaupun itu Aldo.
Tulisan itu tentu saja terus menganggu pikirannya. Siapa? Kenapa? Apa benar? Banyak pertanyaan yang muncul saat ia mengingat tulisan itu, tapi kemana ia harus bertanya? Ia pun tidak tau.
Hari ini Muthe bangun seperti biasa. Sholat Subuh, menyiapkan makanan, dan lalu kembali ke kamarnya untuk mengerjakan tugas yang sebelumnya sudah teman-temannya beri tau.
Lalu tiba-tiba bunyi notifikasi ponselnya berbunyi. Menampilkan pesan yang dikirimkan oleh orang yang selalu bisa menampilkan senyum di wajah Muthe.
***
Aldo sedang belajar dikelas. Awalnya ia dengan tekun memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan.
Tapi entah kenapa tiba-tiba pikirannya bercabang, ia tidak bisa lagi fokus memperhatikan.
Pertanyaan tentang Muthe sedang apa terus terlintas di pikirannya, membuat ia sedikit tidak tenang dan memilih untuk mengambil ponselnya dan menghubungi gadis yang sedari tadi mengganggu pikirannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.