"Eh Aldo" ucap Muthe mencoba bersikap biasa saja.
"Do kenalin ini papa gue... pa kenalin ini Aldo teman sekolah Muthe" lanjut Muthe ketika Aldo sudah berdiri disebelahnya.
"Oh iya nak Aldo.. om duluan ya masih ada urusan, nanti kapan-kapan kita ngobrol kalo kamu main ke rumah" papa Muthe menepuk bahu Aldo, lalu beranjak dari sana meninggalkan Muthe dan Aldo.
"Lo ngga apa apa?" Tanya Aldo kepada Muthe yang masih mematung.
"Hah.. ngga apa-apa kok" Muthe menjawab lalu mengajak Aldo segera kembali ke ruang karoke mereka.
Sejak kembali dari toilet Muthe menjadi diam, hal itu tentu saja mengganggu pikiran Aldo yang sedari tadi memperhatikan Muthe. Ia menjadi bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi di toilet. Wajah papa Muthe juga sangat tidak asing, pernah liat dimana ya, monolog Aldo dalam hati.
Tanpa terasa waktu berjalan sangat cepat ketika mereka bersenang-senang. Sekarang mereka sudah berjalan beriringan menuju parkiran untuk pulang kerumah mereka masing-masing.
Masih dengan pasangan yang sama Aldo akan mengantarkan Muthe pulang hari ini. Lalu mereka pun berpisah dengan teman-teman di parkiran karna motor Aldo yang terparkir terpisah cukup jauh.
Sesampainya di depan motor Aldo, seperti biasa Aldo memakaikan Muthe helm terlebih dahulu sebelum akhirnya ia akan menggunakan helm miliknya.
"Udah aman?" Tanya Aldo memastikan.
"Udah do" jawab Muthe singkat, tapi cukup bagi Aldo.
Akhirnya Aldo pun menjalankan motornya keluar dari parkiran mall dan berjalan menuju rumah Muthe. Perjalanan kali ini terasa sunyi, tidak ada dari keduanya yang membuka suara. Sebenarnya banyak ingin Aldo tanyakan, tapi melihat wajah Muthe dipantulan kaca spion membuat Aldo mengurungkan niatnya. Karna sekarang ekspresi wajah Muthe sedang menunjukkan bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja.
Sesampainya di pekarangan rumah Muthe Aldopun menghentikan motornya lalu dengan cepat membantu gadis itu melepaskan helm seperti biasa.
Aldo sedikit heran melihat Muthe kali ini, karna biasanya gadis itu akan melepas kepergian Aldo dengan senyum yang mengembang, tapi kali ini yang Aldo dapat lihat ada lah wajah murung Muthe.
Tidak bisa menahan lebih lama lagi, akhirnya Aldo mencoba membuka suara. "Muth.. lo ngga apa-apa kan?" Tanya Aldo pelan sambil menatap gadis didepannya dengan tatapan khawatir.
Mendengar itu tangis Muthe pecah, membuat Aldo yang melihat nya terheran dan hanya diam memperhatikan gadis itu yang tangisnya tak kunjung berhenti.
Lalu akhirnya Muthe pun bicara, "boleh peluk?" Tanyanya dengan nada dan suaranya masih terisak.
Mendengar itu pun Aldo membuka tangannya, seakan mengundang Muthe untuk masuk kedalam pelukkannya. Lalu ia lihat gadis itu berjalan semakin mendekat dan akhirnya benar-benar menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Aldo.
"Ngga apa apa muth ada gue" ucap Aldo pelan sambil mengusap punggung Muthe mencoba menenangkan, tanpa ia sadar kalau kalimatnya itu akan menjadi sebuah kalimat ajaib baru kesukaan Muthe.
***
Setelah kejadian di rumah Muthe tadi, butuh waktu beberapa lama sampai akhirnya gadis itu bisa tenang dan menghentikan tangisnya.
Lalu karna takut Muthe akan kembali sedih dan kesepian jika langsung pulang kerumah akhirnya Aldo pun langsung memberikan ide untuk keduanya pergi terlebih dahulu ke danau dan tanpa banyak pertimbangan Muthe pun langsung setujuh dengan ajakan Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Teen Fiction[Completed] Orang-orang mungkin berfikir aku adalah matahari di kehidupannya, tapi nyatanya sebaliknya. Dia merupakan matahari yang menyinari hidup ku yang tadinya gelap, dia juga pelangi yang selalu ku tunggu setelah hujan deras turun. Dengan nya h...