35| Canggung

570 71 7
                                    

Happy Reading !!

Jangan lupa vote and comment
-- 🖤 --

Disini lah Nay berada sekarang, tempat dimana dia harus bertemu banyak orang karena memiliki tujuan yang sama yaitu pendidikan. Yap dia sudah di parkiran sekolah, bagaikan artis terkenal sekarang banyak atau hampir semua pasang mata melihat ke arahnya.

Mereka melihat Nay dan langsung saling berbisik, tidak ada niatan untuk menutupinya, mereka membicarakan Nay secara terang - terangan tanpa memperdulikan bagaimana perasaan orang yang mereka bicarakan.

Pagi ini, Nay sebagai anak haram adalah topik yang sedang trending di sekolah, Nay merasa sangat sangat tidak nyaman. Padahal harusnya sekarang sudah jam pelajaran pertama, kenapa semua orang masih bebas berkeliaran di koridor sekolah.

Ia sengaja menulikan pendengarannya dan terus berjalan ke kelasnya, untungnya sudah ada Lexsa di dalam kelas, yah setidaknya masih ada yang mau mengobrol dengannya di sekolah ini.

"Tumben udah berangkat," ucap Nay sambil meletakkan tasnya.

"Ini udah jam 8 tolol elu aja yang telat," aduh masih pagi udah kasar aja mulut mbak Lexsa.

"Diana gak berangkat ?" Gelengan kepala menjadi jawaban Lexsa.

Tak lama bu guru pun masuk, rupanya jam pertama mundur karena para guru sedang ada rapat. Diakhir pelajaran bu guru mengumumkan adanya tugas kelompok sebanyak 3 orang, membuat Nay mendesah kecewa karena kelompoknya diacak, ia tak bisa sekelompok dengan bestinya.

Ia sekelompok dengan Alin dan Sooah, sial sial Nay sangat menghindari mereka sejak awal pindah karena sepertinya berurusan dengan mereka bukanlah hal yang baik.

"Oke jadi kapan kita mau ngerjain tugasnya," tanya Nay membuka suara, mereka sejak tadi hanya diam sambil bermain Hp membuat Nay kesal setengah mati.

"Besok aja gimana, di kafe one and one," Sooah memberi usulan yang langsung disetujui oleh Nay, kafe one and one tidak terlalu jauh dari apartnya.

"Besok kita ngerjainnya gabung kelompoknya Jina ya, kalau cuma bertiga gak seru," Nay mau tidak mau menyetujui usul Alin walaupun sepertinya terdengar kurang bagus untuknya.

"Bahasnya besok aja ya, gue sama Alin mau ke kantin dulu," tanpa mendengar jawaban Nay mereka langsung pergi begitu saja.

"Sabar Nay lo pasti bisa," Nay menyemangati diri sendiri, kalau bukan dirinya ia harus meminta semangat dari siapa lagi.

Sekarang jam istirahat ia lapar tapi ia malas ke kantin pasti mereka semua menatap Nay dengan tatapan yang menusuk, wahhh Nay sangat membenci itu. Oke ia memutuskan untuk membeli roti dengan cepat dan memakannya di taman belakang yang sepi.

Disisi lain Mark melihat Nay berlalu cepat dari kantin setelah menerima 2 bungkus roti, ia melihat sekitar, semua orang membicarakan adiknya hal itu membuat hatinya merasa sedih dan tak nyaman. Tanpa pikir panjang ia mengikuti kemana Nay pergi, sebelumnya tak lupa ia membeli susu vanilla untuk Nay adiknya tadi hanya membeli roti tanpa minuman pasti seret.

'Adiknya' yah walaupun Mark tau ia dan Nay lahir dari ibu yang berbeda ia tak memikirkannya, yang Mark tau Nay adalah adiknya. Adik perempuan kesayangannya.

Pemberhentian adiknya ternyata di taman belakang sekolah, tempatnya memang sedikit kotor karena jarang dijamah orang. Hati Mark serasa diremas melihat kehidupan adiknya sekarang, karena kesalahan ayahnya Nay harus menanggung ini semua.

"Hai Nay," sapa Mark setelah memberanikan diri untuk menemui Nay, namun sialnya ia malah terdengar seperti orang yang canggung.

"Hai bang," sapa Nay balik, entah mengapa ia agak tidak ingin bertemu semua abangnya untuk sekarang, bukan apa-apa hanya ia merasa malu.

"Ini abang beliin susu vanilla buat kamu ekhm," Mark terus meruntuki dirinya yang terlalu memperlihatkan bahwa ia canggung.

"Iya makasih," Nay menerima susu vanilla dari Mark.

"Abang duduk ya," Nay mengangguk menjawab pertanyaan Mark.

Suasana kembali hening, Nay yang sibuk makan roti dan Mark yang sedang berpikir keras untuk mencari topik pembicaraan dengan adiknya.

"Canggung ya bang suasananya, setelah tau kalau kita beda ibu Nay malu buat ketemu bang Mark dan abang yang lain," Mark memilih diam mendengarkan ucapan Nay.

"Abang kalo gak nyaman pergi aja, kita kayak gak kenal aja gapapa Nay gak keberatan kok," Mark menoleh cepat kearah Nay, apa apaan adiknya berbicara seperti itu.

"Sebenernya bukan Nay yang salah, tapi Nay yang kena imbasnya Nay yang malu, dicemooh semua orang, diumpati sana sini karena anak haram," mulut Mark terkatup rapat seolah solah terdapat lem dimulutnya.

"Emang Nay mau jadi anak haram, kalo akhirnya begini kenapa Nay dulu engga digugurin aja toh semua bakal seneng kok, masalah ini juga gak akan dateng," Nay tidak menangis air matanya sudah terkuras habis, sekarang ia hanya bisa mengeluh tanpa mengeluarkan air mata.

Ia berbicara dengan raut datar, entah apa yang dirasakan perempuan itu tidak ada yang tau. Hanya perasaannya sudah mati karena terlalu sering membahas hal ini, atau karena sudah terlalu banyak memiliki luka bahkan air garam pun tidak terasa ketika terkena lukanya.

Mark memeluk Nay, menepuk punggung nya perlahan, mencium pelan pucuk kepala adiknya. Nay seketika diam tidak tahu harus melakukan apa, namun pelukannya terasa nyaman sedikit mengurangi beban yang ia rasakan.

 Nay seketika diam tidak tahu harus melakukan apa, namun pelukannya terasa nyaman sedikit mengurangi beban yang ia rasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°
°

Gimana part ini menarik ?

Hai haii aku kembalii <3

Jangan lupa vote and comment ya

Next ?

Des, 23 -2022

My Brother's || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang