Tentu sebelum kalian mengawali membaca part kali ini, saya ingin minta maap karena sempat menghilang dari radar sekian tengkyu~
Nb : suatu kebenaran akan terungkap
Happy Reading !!
Jangan lupa vote and comment
-- 🖤 --"Mama kapan kita bakal jalanin rencananya, Woori takut mereka tau terlalu jauh apalagi Papa," sepulang sekolah Woori langsung mencari sang Mama untuk menanyakan sesuatu.
"Tenang sayang jangan terlalu buru-buru semua sudah Mama tata dengan indah," senyuman manis terukir di wajahnya.
"Kamu tidak melakukan kesalahan kan manis ?" tanya Mama kepada Woori.
"Tidak mah kecuali kejadian pot itu," Mama tersenyum singkat.
"Anggap saja anak itu sedang beruntung jadi itu bukan salahmu, kalau begitu bagaimana ulangan fisika hari ini apa anak Mama bisa dapat nilai seratus ?" Kini fokus sang Mama beralih ke anak perempuan satu satunya itu.
"Iya mah Woori yakin dapat seratus untuk ulangan hari ini," ucap Woori yakin.
"Good girl ujian sebentar lagi lebih baik kamu mulai belajar sekarang, jangan sampai kamu tidak mendapat rangking satu Woori Mama benci ketidaksempurnaan kamu paham!" tatapan sang Mama berubah tajam membuat Woori sedikit takut.
"Paham Ma," tatapan tajam sang Mama memudar digantikan tatapan sayang.
"Bagus sekali bersih bersih dulu sana setelah itu makan siang sudah Mama buatkan salad, mama dengan kemarin berat badanmu naik satu kilogram benar itu ?" Woori mengangguk menanggapi sang mama.
"Jaga pola makanmu Woori, badan gendut akan merusak penampilamu," ucap mama.
"I-iya ma Woori ke kamar dulu," setelah mendapat izin dari Mama, Woori segera beranjak ke kamar.
Wijaya house~
"Semua yang terlanjur tertulis sudah tidak bisa ditarik, jadi biarin gini aja ya biar gue yang tetep dibenci," gumam Nay sambil tiduran di kasur.
"Padahal ya anjing gue gak salah, menyangkut kematian orang yang gue sayang,"
"Selama ini gue selalu disalahin, dikira gue gak tau apa ya, mentang - mentang gue masih kecil jadi dikira masih bodoh,"
"Nyari nyokap baru dari mana dia setau gue nyokapnya udah meninggal gara -gara bunuh diri,"
"Emang yah orang itu kalo berhadapan sama duit udah gasadar, njing lawak,"
"Gue juga sadar dirumah ini gak sedikit yang gak suka sama gue, tapi gatahu mereka bener -bener sayang atau karena terpaksa,"
"Gue rasanya kayak sendiri, gak tau siapa yang bakal ngebela gue karna semua terlalu abu-abu buat gue,"
Tok tok
"Nay abang masuk ya," ucap Chenle.
"Iya bang masuk aja gak dikunci kok," jawab Nay.
"Ayok turun Bang Johnny borong pizza, nanti abis dimakan Bang Lucas sama Bang Haechan," ajak Chenle.
"GAS NGENG," Nay dan Chenle bergegas turun.
"Aduh aduh adek abang tersayang turun juga," ucap Jungwoo menyambut Nay.
"Sini deketan sama abang," ajak Jeno.
"Nih Nay pizza kesukaan kamu, udah abang pisahin," Kun memberikan satu box pizza untuk Nay.
"Makasih bang," tangan Nay terulur untuk menerima box pizza dari Kun.
Suasana sore itu sangat hangat, saling bercanda dan tertawa. Senyuman tak pernah tenggelam dari wajah Nay jujur dia sangat bahagia, tapi andaikan saja ini nyata dan tulus pikirnya.
Malam~
Pukul 02.15 KSTTenggorokan Nay terasa kering, sialnya simpanan air putihnya sudah habis, jadi mau tak mau ia harus turun untuk mengambil air putih.
Ia melangkahkan kakinya pelan, takut mengganggu penghuni lainnya yang sedang tidur. Namun ia mendengar suara mengobrol dari arah kamar Jungwoo, namanya juga penasaran jadi ia berniat nguping.
"Iya bang sok-sokan banget bocahnya, merasa paling tersakiti," tawa pelan Jeno terdengar.
"Gue pernah mergokin dia nangis malem-malem kalo kata gue sih alay ya," sautan Jungwoo menambah gelak tawa tiga serangkai ini.
"Ngomongin apa sih ini," heran Nay.
"Dia kalo sakit nyusahin banget, manjanya dua kali lipat bikin males," tambah Kun.
"Gue yakin sih bang yang gasuka sama Nay gak cuma kita," ucapan Jeno disetujui Jungwoo dan Kun.
Deg
Hati Nay sakit mendengar perkataan Jeno, jadi mereka berkumpul hanya untuk membicarakan hal buruk tentang dia. Dugaan Nay gak salah ternyata benar ada, bahakan tak sedikit yang gak suka dengannya.
Rasa hausnya tiba-tiba menguap, ia memilih untuk kembali ke kamar dan melajutkan tidurnya atau memikirkan fakta yang cukup menyakitkan sampai matahari menjelang.
"Bang kayak ada suara langkah kaki gak sih," ucap Jeno membuat Jungwoo merinding.
"Mulutnya kalo ngomong yang bener," Jungwoo memukul pelan mulut Jeno.
"Salah denger aja kali Jeno," Kun try positif thingking.
"Iya kali, udah deh," mereka melanjutkan obrolan mereka.
Yang dekat belum tentu tak menyakiti
°
°
°
°
Kagett gak sie ?!!Gimana part ini menarik ?
Hai haii aku kembalii <3
Jangan lupa vote and comment ya
Next ?
Dec, 9-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's || NCT
FanfictionCahaya hidupnya telah pergi, meninggalkan kenangan yang membekas di hati. Terpuruk ? Tentu, menutupi segala kesedihan dan kerapuhan dengan mengubah diri menjadi badgirl membuat semua orang tertipu. Memiliki abang yang selalu ada untuknya, membantuny...