34| Om?

608 72 5
                                    

Happy Reading !!

Jangan lupa vote and comment
-- 🖤 --

Pip pip pip

Suara password unit berbunyi, terbukalah pintu dan seorang perempuan masuk dengan tergesa – gesa. Melihat Nay yang tengah menangis sambil menjambak rambut, ia segera mendekati dan memeluknya.

“Hey tenang, its oke ada gue disini,” ucapnya menenangkan Nay.

Ia memeluk dan menahan tangan Nay yang lagi – lagi akan kembali mejambak rambutnya. Menepuk pelan punggung Nay yang bergetar berharap hal itu bisa memberi sedikit ketenangan untuk Nay.

Pip pip pip

Pintu kembali terbuka memperlihatkan sosok Lexsa dan Diana yang terengah - engah setelah berlari melalui tangga darurat, entah kenapa saat itu lift sedang sangat ramai. Mata mereka langsung tertuju pada dua orang yang saling berpelukan, emm lebih tepatnya seseorang memeluk Nay.

“Hanna ngapain lo kesini ? mau bikin suasana makin panas ?” cerca Diana.

“Diana calm dulu oke?” Lexsa menahan lengan Diana yang hendak maju.

“Karena kalian udah kesini gue pamit, jangan biarin Nay sendiri soalnya dia bakal nyakitin diri sendiri, kalo emang parah bawain obat penenang dari kamarnya,” Saat akan pergi dari situ suara lexsa menghentikan langkahnya.

“Lo tau Nay minum obat penenang ?”

“Iya gue tau,” ia sempat diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Lexsa.

Tanpa berkata kata lagi Hanna segera keluar dari unit apatemen Nay.

Dia masih sama’ batin Lexsa.

“Nay pindah ke kamar lo yuk,” Diana memapah Nay dengan telaten sampai ke kamarnya.

“Gue ambilin teh anget dulu ya, lo tiduran aja,” Diana menyelimuti tubuh Nay dan keluar dari kamar Nay.

“Gimana keadaan Nay Dian?” sedari tadi lexsa menunggu di depan kamar Nay, takutnya ia malah menganggu jika ikut masuk.

“Parah tatapannya kosong, kayaknya dia shock banget, ini mau gue bawain teh anget,” Lexsa mengangguk mendengar jawaban Diana.

“Nay lagi tiduran gaenak kalo gue masuk takutnya ganggu,” Lexsa memilih duduk di sofa depan tv, sepertinya malam ini dia akan menginap di unit Nay.

“NAYY STOP,” teriak Diana.

Lexsa yang mendengarnya segera berlari ke arah kamar Nay, hal yang dilihat begitu mengejutkan Nay mencoba untuk memotong urat nadinya menggunakan cutter. Spontan Lexsa menampar pipi Nay, Diana menutup mulut karena kaget dengan tindakan Lexsa yang tiba - tiba.

“LEXSA LO APA APAAN,” Diana memeluk Nay yang terlihat membatu karena tindakan lexsa.

“Biar dia sadar kalo yang dilakuin itu salah,” sadar Nay sudah lengah lexsa mengambil cutter dari tangan Nay.

“Bilang ke gua apa salah gue, bilang plis bilang,” Nay mulai menangis.

“Kenapa gue harus kayak gini,” Diana menangis mendengar ucapan Nay.

Lexsa dan diana tidak tahu harus berbuat apa, menenangkan dengan cara memeluk yang ia pikir satu satunya cara yang mereka bisa. Dengan memberi semangat? Disuruh sabar? Sesuatu yang terlihat sudah tidak mempan.

“Lo gak salah Nay, ini murni salah ayah lo sama selingkuhannya, so jangan lemah gini, Nay yang gue kenal gak kayak gini,” ucap Diana berapi – api.

“Gue mau sendiri, kalian pulang aja,” Nay melepas pelukan Lexsa.

“Tapi nanti lo-”

“Gak akan gue janji,” Lexsa dan Diana saling menatap dan mengangguk.

Keesokan harinya ~

Good morning all,” Nay bangun dengan sumringah untuk mengawali senin pagi yang indah.

“Hari ini jadwalnya sekolah, mari berangkat setengah delapan alias nyekip upacara hahahaha,” Nay bergegas mandi lalu menonton TV.

“Eh gue chat Diana dulu deh, sekalian suruh jagain,” Nay mengambil Hpnya yang tergeletak di nakas.

Fyi readers Diana ini ikut organisasi OSIS, jadi kalo ada razia dadakan Nay dan Lexsa selalu aman. Jalur orang dalam nih boss.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.22 KST, terlihat pula seorang perempuan dengan seragam sedikit tergesa – gesa akan keluar rumah.

Cklek

“Mari kita berangkat,” saat akan melangkah keluar unit ia tak sengaja menabrak seorang pria, dan tentunya dia yang mental dan langsung jatuh.

“Eh sorry gue gak sengaja,” pria itu mengulurkan tangannya berniat untuk membantu Nay.

“Ahaha gapapa,” Nay tentu tidak menolak tangan lelaki itu untuk membantunya berdiri.

Anjing pantat gue sakit, ini orang kenape berdiri di depan pintu gue sih,’ batinnya kesal.

“Om siapa ya kok berdiri di depan unit saya?” tatap Nay curiga, pria dihadapannya ini terlihat sudah kerja.

Sadar jika dirinya memang mencurigakan, pria itu dengan segera menjelaskan bahwa ia baru saja pindah. Tapi tunggu ia dipanggil apa? Om? Hati kecilnya sungguh terluka.

“Gue baru pindah ke unit ini," ucapnya dengan tangan menunjuk ke depan unit milik Nay.

"Btw adek kecil umur gue baru 26 tahun, alias gue masih muda masa tok panggil Om seh," gerutunya.

'Oh seumuran Bang Yuta,' Nay mbatin.

"Yaudah Om kalo gitu saya sekolah dulu, mari," Nay bergegas lari karena jam sudah menunjukkan pukul 07.45 KST, diajak ngobrol si telat kan jadinya. Emang udah telat si tapi ini jadi makin telat.

"JANCOK STOP CALL ME OM, GUE MASIH MUDAA!!" tolong ingatkan pria ini bahwa dia masih di dalam bangunan.

"Tu bocah ngapain juga izin sekolah sama gue," ia menggelengkan kepala da segera masuk ke unitnya.

"Tu bocah ngapain juga izin sekolah sama gue," ia menggelengkan kepala da segera masuk ke unitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°
°

Gimana part ini menarik ?

Hai haii long time no see<3

Thank you ♡

Jangan lupa vote and comment ya

Next ?

Nov, 06 -2022

My Brother's || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang