40| Masanya

268 27 5
                                    

Happy Reading !!

Jangan lupa vote and comment
-- 🖤 --

"Jelas jelas gue gak salah liat, tadi dia senyum dan natap gue," ucap seorang perempuan yang masih mencerna kejadian barusan.

"Baguslah artinya dia udah rela buat mati nyusul bundanya, kalau gini pasti kerjaan gue cepet beres dan mama akan bangga sama gue," perempuan itu tersenyum dan kembali mengemudikan mobilnya ke suatu tempat, ia harus segera melenyapkan barang bukti.

"Nay Nay lo bener-bener penghalang jalan gue, semoga lekas mati ahahaha," tangan lentiknya mengeraskan volume musik di mobil, sepertinya setelah mencoba melenyapkan nyawa saudarinya membuat moodnya menjadi lebih bagus. Namun ia lengah, tanpa sadar ada sebuah sepeda motor yang mengikutinya.

'Jadi ternyata itu lo ya Woori, mainnya kurang rapi sayang,' Hannah melajukan motornya seirama dengan mobil Woori, ia harus mengungkap semuanya agar rasa bersalahnya ke Nay setidaknya dapat berkurang.

¡¿ 🏥🚑🩺

Saat ini Nay telah dipindahkan ke ICU, setelah operasi keadaannya masih dinyatakan kritis. Semua abang Nay ditambah Johyuk dan Kak Seje sedang memperhatikan Nay dari balik kaca yang menjadi pembatas ruangan Nay, tubuhnya dipenuhi selang dengan dengungan alat pendeteksi detak jantung yang seperti alunan musik menyebar memenuhi ruangan itu.

"Harusnya dari dulu gue sadar kalau ini bukan salah Nay, gu- gue menyesal," ucap Jungwoo yang kemudian terisak membuat mereka semua memperhatikannya.

Winwin mengelus lembut punggung Jungwoo, ia kasihan melihat saudaranya tapi tak ayal dia juga marah atas tindakan mereka. Mereka membuat luka di hati Nay terlalu dalam, biarpun kata maaf sudah diterima kepercayaan tidak akan kembali seutuhnya. Apakah masih mampu terucap kata untuk memaafkan setelah disakiti berkali-kali?

Dalam diam Ten juga ikut menangis, akibat dari ucapannya Nay memutuskan untuk keluar dari rumah. Dialah yang memulai semua kepedihan di hidup Nay, apakah kesalahannya masih bisa diampuni? Ia janji akan menebus semua kesalahannya walau dengan nyawanya sekalipun. Ia serius.

Johyuk menatap mereka malas, apa perlu menunggu hingga Nay kecelakaan untuk membuat mereka sadar atas tindakan buruk mereka. Nyatanya kita baru akan merasakan ketulusan dan kehadiran seseorang saat dia mulai menghilang.

'Bunda tolong jangan ajak Nay pergi, beri kami kesempatan lagi untuk menjaganya,' batin Taeil sambil menatap kosong ke arah Nay.

"Abang kapan Ayah akan pulang ?" tanya Icung, suaranya bergetar menandakan dia sedang menahan tagisannya.

"Sebentar lagi, Ayah langsung memesan tiket saat mendengar berita kecelakaan Nay," jelas Johnny, ia mengusap kepala adiknya untuk menyalurkan rasa tenang, walau nyatanya Johnny benar-benar tidak tenang, tetapi sebagai anak sulung dia dipaksa harus kuat demi adik-adiknya.

Rumah sakit menjadi saksi air mata dan penyesalan dari Abang-abang Nay di hari itu. Semuanya bersedih atas kejadian yang menimpa adik perempuan mereka, nyatanya sosok Nay penting untuk mereka. Em kata penting sepertinya kurang cocok setelah melihat perilaku mereka.

"Adik-adik kalian pulang dulu besok masih harus sekolah dan kuliah kan, Nay biar kita yang jaga," Jaehyun melihat gelap malam lantas menyuruh adik adiknya pulang.

"Tapi Bang Jaeh kita gak mau ninggalin Nay," ucap Renjun sendu, matanya terlihat sembab karena terlalu banyak mengeluarkan air mata.

"Abang gak mau kalian sakit, untuk sekarang nurut dulu ya adik-adik kalian bisa jagain Nay besok sepulang sekolah atau kuliah," Taeyong mencoba memberi mereka pengertian, untungnya mereka mau menurut.

Mulai dari Lucas hingga Jisung meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke rumah, tak lupa mereka berpamitan dengan sang adik dan mendoakan agar lekas keluar dari masa kritis. Jeno menatap lama ke arah Nay, tidak ada yang tahu apa yang ada di pikiran Jeno, ia terlihat rumit.

"Jeno ayo kita pulang, besok kita bisa kembali menemani Nay," Jeno mengalihkan perhatiannya ke arah Jaemin, ia tersenyum dan mengangguk.

'Nay maafin abang,' ia mulai melangkahkan kaki untuk meninggalkan ruang tunggu, mengikuti langkah Jaemin untuk keluar.

"Seje kamu pulang dulu kasihan Nenek sendirian di rumah," Kak Seje yang awalnya masih melamun seketika menatap Oppanya dan mengangguk kecil.

"Johyuk apakah kau keberatan jika kami memintamu untuk menceritakan semuanya, tentang ayah ku dan mama mu," Johyuk melirik mereka, sebenarnya dia enggan untuk menceritakannya, itu sama saja membuka kembali lukanya yang telah mulai mengering.

"Kami tidak akan memaksa mu, tapi saat sudah siap kami harap kamu mau menceritakan semuanya, ini demi Nay," Johyuk lemah kalau sudah membahas tentang Nay, akibat ulah para orang tua anak perempuan manis itu harus menanggung akibatnya.

"Gua bakalan ceri- " ucapan Johyuk terputus karena ucapan seseorang.

"Ayah yang akan menceritakan semuanya ke kalian, semuanya tanpa ada terkecuali," Johyuk menatap Tuan Lee sebentar dan mengalihkan pandangannya, hatinya masih sakit jika teringat sang mama yang sakit karena lelaki tersebut.

"Ayah yang akan menceritakan semuanya ke kalian, semuanya tanpa ada terkecuali," Johyuk menatap Tuan Lee sebentar dan mengalihkan pandangannya, hatinya masih sakit jika teringat sang mama yang sakit karena lelaki tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Coba kasih semangat ke Bang Yong:(

°
°
°
°

Gimana part ini menarik ?

Satu-satu mulai terkuak nih~

Jangan lupa vote and comment ya

Next?

Apr, 08-2024

My Brother's || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang