41| Fakta

245 27 0
                                    

Happy Reading !!

Jangan lupa vote and comment
-- 🖤 --

Setelah Ayah mereka menceritakan semuanya, rasa bersalah semakin ganas menguasai mereka. Beberapa dari mereka bahkan sudah tidak kuat menahan berat badannya, tentang bagaimana Nay bisa lahir, bagaimana bunda mereka bisa mengalami kecelakaan bersama Nay, bagaimana kecelakaan ini kembali menemui Nay seperti takdir.

"Harusnya Ayah jujur dari dulu tentang semua ini ke kita Yah!!" ucap Yuta dengan nada penuh amarah, andai semua terungkap lebih cepat apakah Nay tetap akan mengalami kemalangan ini?

Flashback on~

"Aku benci melihat Kakak bersama Lee, bagaimanapun caranya aku harus membuat mereka berpisah," ucap seorang perempuan yang berdiri di pojok ruangan sembari menatap penuh benci kedua mempelai yang terlihat bahagia kala itu.

"Sayang ayo kita bergabung dengan yang lain," ajak suaminya yang melihat sang istri berdiri sendirian.

"Ah iya sebentar aku ambil minum dulu," perempuan itu segera mengalihkan fokusnya dan mengikuti kemana suaminya mengajaknya.

Iya perempuan itu sudah memiliki suami, tapi hatinya tetap jatuh pada pesona Lee Wijaya. Ia membenci Kakaknya karena Lee Wijaya lebih memilihnya dan mengikat janji melalui tunangan. Akhirnya dia memilih untuk menikahi orang lain berharap perasaannya akan lenyap bersama waktu. Iya itu adalah Mama Woori, Kim Hyo-yeon.

Sial, perasaan Hyoyeon tidak berkurang, dia semakin terobsesi untuk bersama Lee Wijaya pria yang telah membuatnya jatuh terlalu dalam. Hyeoyeon benar benar melakukan berbagai cara licik untuk memisahkan mereka, dia terlalu fokus menghancurkan orang lain tanpa sadar orang yang tulus menyayanginya memilih untuk mulai mundur dan menjauh.

"Aku harap obsesimu ke Lee tidak membuatmu melakukan hal diluar batas, kamu hanya perlu menerima hal yang memang sudah menjadi takdirmu menyerahlah, mereka sudah bahagia," ucap sang suami tepat setelah mereka keluar dari ruangan sidang, mengesahkan perceraian mereka.

Hyoyeon tekejut karena suaminya mengetahui hal itu, tapi mendengar ucapan suaminya membuatnya marah.

"Biarlah itu menjadi urusanku, terima kasih karena pernah hadir," Hyoyeon menatap sebentar mantan suaminya dan memilih melanjutkan langkahnya menjauhi ruangan sidang.

"Untuk Woori biarlah dia ingin ikut siapa, jangan sampai dia merasa kekurangan kasih sayang orang tuanya," Hyoyeon menatap mantan suaminya sebentar lantas mengangguk, ia lebih dulu meninggalkan tempat itu dan mantan suaminya.

"Aku masih mencintaimu Hyo selalu mencintaimu, tapi aku sudah berada di titik lelah karena kamu tidak pernah menatapku barang sekalipun, semoga kamu tidak melakukan hal buruk kepada Kakak ipar," ia masih setia menatap istrinya ah maksudnya mantan istrinya.

"Mungkin jika Lee ketahuan berselingkuh kakak akan menceraikannya bukan," ia segera memasukkan sebuah obat ke minuman Lee Wijaya, berharap sebutir obat itu bisa membantunya.

Nyatanya gagal, walau anak dari Lee dan seorang wanita yang tidak sengaja ia tiduri malam itu lahir, Sang Kakak tetap mau menerima Lee dan mau mengasuh anak diluar nikah itu.

"Tinggal satu cara lagi, Kakak dan anak haram itu harus mati," Hyoyeon segera menelpon seseorang, ia butuh bantuan orang lain untuk menjalankan rencanannya kali ini.

Kecelakaan beberapa tahun silam adalah perbuatan Hyoyeon, kabut kebencian telah membuatnya buta. Hyoyeon terlalu ingin memiliki Lee.

Flashback off~

"Bajingan ternyata selama ini Bibi yang menjadi dalang dari semuanya, mulai dari kematian Bunda hingga masalah di hidup Nay?" Taeyong mengusak rambutnya kasar. Ia tidak menyangka nama itu nama yang tidak pernah terpikirkan dalam benaknya ternyata menjadi penyebab kematian bunda.

"Ayah kenapa diam saja, kita harus mengurus kasus ini ke jalur hukum agar perempuan itu mendapat balasan atas tindakannya," Lee menyentuh pundak Kun yang terlihat marah, berniat menenangkan putranya.

"Ayah masih menunggu satu bukti penting agar perempuan itu bisa mengendap abadi di jeruji besi, tunggu sebentar Ayah harap kamu paham Kun," Kun menatap mata Ayahnya lama lantas mengangguk, ia tahu Ayahnya memiliki rencana yang sudah matang.

Tuan Lee beralih mendekati Johyuk yang masih setia menatap Nay dari balik kaca tebal ini, matanya terlihat sendu semua cerita yang ia dengar membuat otaknya berpikir lebih keras atas apa yang terjadi.

"Paman minta maaf sedalam dalamnya atas apa yang terjadi kepada ibumu, andai Paman bisa mengulang semuanya, Paman benar-benar minta maaf Nak," Lee bersimpuh di depan Johyuk, Lee tau kesalahannya sangat fatal ia membuat Johyuk dan Seje kehilangan sosok seorang Ibu di hidup mereka.

"Berdirilah Paman, ini bukan salah Paman sepenuhnya, tetapi untuk memberi maaf mungkin aku akan menunggu Seje memaafkanmu dulu lalu Paman akan mendapat maafku," terdengar tidak sopan tapi Johyuk masih sulit memberi lelaki yang jauh lebih tua darinya itu kata maaf, rasa sakit dan sedih masih hadir dalam benaknya.

"Iya sampai kapanpun Paman akan menunggu kata maaf dari kalian," Johyuk mengucapkan terima kasih atas pengertian Lee.

"Kira kira kapan Nay akan bangun Bang?" mereka yang merasa dipanggil 'Bang' oleh Ten menegok ke arahnya.

"Entahlah Ten dokter belum bisa memastikannya, kita hanya bisa menunggu sampai saatnya nanti Nay lebih memilih untuk kembali kepada kita," Taeil berkata dengan nada yang sedikit bergetar, Ten tau Abang sulungnya itu sedang menahan tangisannya.

'Nay bangunlah, Abang mohon jangan memilih untuk ikut Bunda, maaf karena Abang gagal melindungi kamu sayang,' Jaehyun hanya bisa berharap tuhan mau mengabulkan doanya, entahlah apakah Nay masih layak berada diantara mereka setelah apa yang terjadi.

'Nay bangunlah, Abang mohon jangan memilih untuk ikut Bunda, maaf karena Abang gagal melindungi kamu sayang,' Jaehyun hanya bisa berharap tuhan mau mengabulkan doanya, entahlah apakah Nay masih layak berada diantara mereka setelah apa yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Jaeh semoga doamu terkabul

°
°
°
°

Gimana part ini menarik ?

Jangan lupa vote and comment ya

Next?

May, 07-2024

My Brother's || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang