Happy Reading !!
Jangan lupa vote and comment
-- 🖤 --Seperti keajaiban keadaan Nay perlahan berangsur membaik, ucapan Jaehyun mungkin akan segera terkabulkan. Sekarang Nay sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, mendengar sang adik sudah keluar dari ruang ICU membuat mereka setidaknya bisa sedikit merasa lega, masih ada harapan untuk Nay kembali ke pelukan mereka.
Para abang bergantian menjaga Nay, mereka tidak akan membiarkan Nay sendirian di ruangan ini. Mereka telaten merawat Nay, bahkan mereka sengaja mengajak Nay mengobrol berharap akan mendapat balasan dari sang adik. Setidaknya izinkan mereka untuk berharap walau telah menyakiti.
Sedangkan kepala keluarga sedang disibukkan dengan berbagai bukti yang akan segera diserahkan ke pengadilan, Lee tidak sabar untuk mengirim adik iparnya ke jeruji besi ia sudah muak dengan seluruh rasa sakit ini, ia ingin membawa kebahagiaan untuk keluarganya terutama Nay putri kesayangannya.
Kali ini giliran Jisung, Jaemin, dan Yuta yang menjaga Nay. Tangan jisung senantiasa menggenggam tangan dingin milik Nay, mengelusnya perlahan seolah memberi rasa nyaman dan aman.
"Adeknya Bang Icung bangun dong, setidaknya kalau kata maaf sulit terucap tidak usah dipaksa ya sayang-" Jisung menjeda ucapannya, ia tak kuasa menahan air matanya rasa bersalah terlalu dalam melingkupi Jisung, perbuatannya tak pantas mendapat maaf dari sang adik.
"Tapi abang mohon bangun ya lanjutkan hidup adek, abang akan berusaha menebus semua dengan kebahagiaan apapun jaminannya, adek layak untuk bahagia," Jisung mengecup lama punggung tangan Nay, ia sangat berharap setelah ini kebahagiaan akan memenuhi hidup Nay.
Jisung menatap kosong tangan mungil milik Nay di genggamannya, hingga ia melihat ada pergerakan kecil dari tangan itu. Matanya melebar saat melihat tangan kecil itu membalas genggamannya walau lemah.
"N-NAY S-SADAR, ADIKKU SADAR," Pekikan keras Jisung mengundang atensi Jaemin dan Yuta.
Jaemin dan Yuta mendekat ke ranjang Nay, memastikan bahwa perkataan Jisung bukan hanya bualan semata. Ucapan Jisung benar ia tidak sedang membual, air mata lolos ke pipi Jaemin ia bahagia Tuhan masih memberi mereka kesempatan untuk bertemu dengan Nay. Yuta segera memberitahu seluruh saudaranya bahwa adik kesayangan mereka sudah sadar.
"Nay bilang sama abang mana yang sakit ?" Tanya Yuta, otaknya blank ia tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya terlalu bahagia.
"Nay sayang, akhirnya adik abang sadar abang rindu," Jaemin tidak bisa untuk tidak menangis, melihat adiknya sadar membuat dirinya terlampau bahagia.
Keadaan ruangan itu sepi selama beberapa menit, mereka menunggu Nay untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan. Tetapi ucapan yang keluar dari mulut Nay justru membuat mereka tertegun seketika.
"Mulut abang bergerak tetapi kenapa tak bersuara," ucap Nay lirih, hal itu membuat para abang kebingungan.
"Kenapa semuanya sunyi, k-kenapa aku gabisa denger suaraku sendiri," tangan Nay bergetar ia menyentuh telinganya, ia memukul mukul telinganya berharap suara pukulan itu terdengar olehnya, tapi nihil ia tak bisa mendengar apapun.
"Akh kenapa kenapa semua diam, abang Nay mohon ucapkan sesuatu," tangan Nay meremat baju Jisung yang berada di dekatnya, Jisung syok melihat keadaan Nay sekarang.
"Nay tenang kamu kenapa sayang?" Jaemin berbicara sambil mengelus kepala Nay, Jaemin harap ini tidak seperti yang ia pikirkan.
"Abang Nay bilang bicara bicara, bicara yang keras Nay gak dengerr aaaa!!" Nay berteriak frustasi sambil memukul mukul telinganya kasar.
Melihat itu Jaemin mengunci pergerakan Nay, menghentikan Nay untuk menyakiti dirinya sendiri. Yuta segera memanggil dokter, keadaan Nay sudah mulai diluar kendali, Yuta benci dengan pikirannya ia harap hal bodoh yang ia pikirkan tidak terjadi pada adik kesayangannya.
🍃⏳🌒
Semua yang ada di ruang rawat inap Nay berselancar dalam pikirannya masing-masing, ucapan dokter tadi masih terngiang-ngiang di kepala mereka. Lee merasa gagal menjaga anak perempuan satu-satunya, ia menyesal sangat menyesal andai ia bisa memutar kembali waktu ia akan memilih langkah yang lebih berani agar Nay tidak mengalami semua kejadian pahit itu. Ia merasa telah mengingkari janjinya kepada sang istri.
Mereka mulai menyalahkan takdir atas apa yang terjadi pada Nay, apakah Nay harus mengalami hal ini setelah seluruh penderitaan yang ia rasakan selaman ini, kenapa takdir pilih kasih terhadap adik mereka? Kenapa kebahagiaan tidak segera menemui sang adik? Pertanyaan itu mengisi pikiran mereka. Tanpa sadar mereka juga bagian dari takdir buruk yang dirasakan oleh Nay.
Ya benar Nay dinyatakan kehilangan kemampuan untuk mendengar. Kecelakaan itu merenggut indra pendengarannya.
Saat ini Nay kembali memejamkan matanya, ia tertidur setelah diberi obat penenang oleh dokter. Jangan tanya keadaan Nay sekarang ia sangat kacau, ia kehilangan kendali atas dirinya. Apakah Nay masih mampu untuk menghadapi dunia seperti sediakala dengan kekurangan yang ia miliki?
Peluk jauh buat Bang Icung :')
°
°
°
°Gimana part ini menarik ?
Jangan lupa vote and comment ya
Next?
May, 27-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's || NCT
FanfictionCahaya hidupnya telah pergi, meninggalkan kenangan yang membekas di hati. Terpuruk ? Tentu, menutupi segala kesedihan dan kerapuhan dengan mengubah diri menjadi badgirl membuat semua orang tertipu. Memiliki abang yang selalu ada untuknya, membantuny...