Flashback dikit.
"Loh sepi amat Wi, pada jadwal ya?""Iya, gue cuman dirumah sama Momo Unnie."
"Loh, lah Momonya kemana?"
"Boker."
"Subhanallah. Terus juwi masak apa itu?'"
"Ramyun, tolong ya Unnie buatin. Juwi mau main sama Jiniel dulu." Mumpung ada yang bisa Tzuyu lempar kerjaan, segera Tzuyu pergi sama Jiniel ke ruang keluarga, meninggalkan Jihyo bersama panci panasnya.
"YA! CHOU TZUYU KURANG AJAR YE LU."
🍭🍭🍭🍭
"Gue pulang." Mina meletakkan payungnya di keranjang hitam, melepas mantrolnya yang udah basah.
"Lo habis kemana Unnie? Lengkap amat udah make jas hujan make payung pula." Tzuyu menatap Unnienya yang satu inu dari atas sampai bawah.
"Habis syuting acara deket sini."
"Terus jalan?"
"Ya iyalah, hemat bensin toh cuman sebelah sono doang."
"Ya okelah. Tapi Mbok yo tulung gituloh jas hujanya dilepas diluar, itu basah netes licin Unnie. Nanti bikin orang kepleset, itu kalau misal Jihyo Unnie atau Sana Unnie lihat kena omel dirimu."
"Mina Nuna!" Jiniel yang melihat Mina datang langsung berdiri, dia memghampiri Mina untuk memeluknya
"Stop Jiniel!" Seketika Mina langsung memberhentikan Jiniel untuk berlari, otomatis Jiniel berhenti. Dia sudah berada beberapa langkah dari Mina.
"Kenapa Nuna? Ohh lantainya basah ya?" Jiniel mengangguk mengerti.
"Pinter banget, kok tahu Jiniel?"
"Tadi Zu Nuna barusan bilang ke Mina Nuna. "
"Ya udah deh, eh berarti Jihyo disini ya?"
"Ya iyalah, nggak mungkin Jiniel kesini kalau nggak sama Jihyo Unnie."
"Eh Wi, kita berkawan kan?" Mina sontak memasang muka penuh permohonan.
"Kenapa?"
"Jangan bilangin Jihyo dong kalau gue bawa jas hujan basah kedalem rumah, bisa nggak dapet jatah makan gue sore ini." Sontak Tzuyu geleng-geleng kepala, dia sekarang yakin kalau di dalam group Twice ini yang normal cuman dirinya.
"Tergantung yah, kebetulan gue pengen ada aura ribut-ribut dirumah ini."
"Kurang ajar." Mina hampir saja mengangkat sandalnya kalau saja dia tidak ingat bahwa saat ini ada Jiniel dirumah mereka. Daripada menimbulkan sebuah pemandangan yang tidak seharusnya dilihat oleh anak kecil Mina lebih baik mengalah. Dia keluar rumah lagi buat ambil keset agar bisa membersihkan air hujan yang netes dari jas hujanya.
Jiniel kembali duduk menuju karpet, dia mengambil salah satu mainan lego yang berada pada kotak coklat khusus mainan milik Jiniel yang sengaja Jiniel tinggal, menuangkanya diatas karpet untuk dia bentuk menjadi beberapa bangunan.
"Nuna bisa main lego, nggak?"
"Heum? Bisa cuman Nuna nggak terlalu jago." Tuzyu mengambil beberapa kotak lego untuk dia susun sesuai apa yang dia bisa, seujurnya Tzuyu sendiri cuman bisa buat rumah susun alias kotak doang.
"Tidak apa-apa Nuna, Jiniel juga tidak bisa tapi kita bermain hanya untuk bersenang-senang." Senyum manis Jiniel mengembang, seakan berkata pada Tzuyu bahwa tidak masalah. Dengan fasih Jiniel memasang satu balok demi balok, sangat fokus seakan dunianya hanya ada pada sebuah lego.
"Asyik banget, Mina Nuna ikut Jiniel." Mina yang sudah seelsai menghilangkan jejak kejahatan yang dia lakukan langsung ikut duduk bergabung bersama mereka berdua. Para member Twice lain belum pulang, ada yang sibuk jadwal tapi yang cuman gabut main pun juga ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Park Jiniel
RandomIni adalah dunia Park Jiniel, anak laki-laki dari pasangan idol terkenal. Jiniel lahir memegang sendok emas. Tiap kehadirannya membawa senyum. Namun, di bahunya tersimpan beban. Perceraian orang tuanya membuat Jiniel enggan melihat dunia lebih luas...