Jiniel dan Maaf Pertama🍪

76 8 0
                                    

Mengucapkan terimakasih ketika diberi sesuatu

Mengucapkan kata maaf apabia berbuat kesalahan

Sebuah hal yang begitu sederhana namun sangat bermakna. Tapi dibalik sederhananya itu terkadang banyak orang melupakannya.

🥑🥑🥑

Cerita ini terjadi ketika Jiniel berumur 17 bulan.

"Hap." Seorang laki-laki kecil melompat begitu matanya menangkap satu kupu-kupu terbang mendekat ke arahnya.

"Butrerfly sini, ayo jadi teman Jiniel." Namun kupu-kupu itu menjauh terbang ke atas, meninggalkan Jiniel sendirian di depan rumah.

Bibir Jiniel tertekuk ke bawah, pipinya menggembung sebal. Kupu-kupu itu meninggalkannya. Tapi Jiniel segera melupakanya, mengambil bola sepak lalu berlari kecil sambil menendangnya.

Jiniel anak yang pintar bermain sendiri, dia bisa betah berjam-jam hanya dengan setumpuk mainannya walaupun pada akhirnya Jiniel juga bosen.

"Tendang bolanya kesini Nak." Jihyo baru saja selesai mandi, tubuhnya terlihat lebih segar dengan kaus santai bewarna biru muda bergambar anak kucing. Jihyo memakai sandalnya, berlari mendekat ke arah Jiniel untuk mengajaknya bermain.

Jiniel langsung tersenyum, akhirnya dia punya teman bermain. Jiniel berbalik badan, mengambi ancang-ancang sebelum dia menendang sekencang mungkin ke arah Eommanya.

Namun sekencang apapun itu, Jihyo masih bisa sangat mudah menangkapnya. Kaki kirinya menahan bola agar tidak menggelinding lebih jauh, mengambilnya menggunakan kedua tangan.

"Jiniel, ayo bermain tangkap bola."

"Tangkap bola?" Jiniel terlihat tertarik, ini pertama kalinya dia mendengar pemainan itu.

"Iya, jadi nanti kalau Eomma lempar bolanya, Jiniel tangkap oke?" Jiniel menangguk paham, dia bersiap untuk bisa menangkap bola yang akan di berikan. Jihyo sengaja sedikit merendahkan lemaparannya agar bisa di tangkap oleh Jiniel, dan begitu bola mendekat ke arahnya dengan sikap Jiniel menangkapnya.

"Good job, ayo sini lempar bolanya ke Eomma." Jihyo bertepuk tangan memberikan apresiasi, Jiniel tersenyum sekilas lalu melemparkan bolanya kembali ke arah Eommanya.

Mereka berdua terlihat sangat bahagia, kedua mata yang menunjukkan hati saling menatap. Tertawa bersama menikmati waktu hanya berdua.

.......

Sore harinya Jiniel ingin memakan snack biskuit rasa coklat yang dia simpan di kulkas tadi pagi. Berjalan menuju dapur untuk sampai ke kulkas dua pintu bewarna abu-abu.

Jiniel membuka pintunya, bola matannya melirik mencari keberadaan biskuit itu, untungnya ketemu ada di belakang telur. Entah bagaimana Jiniel bisa-bisanya kepikiran masukin biskuitnya kesana.

Namun Jiniel kurang hati-hati, begitu bungkus biskuit ditarik maka telur juga ikut tertarik. Jadi telur yang baru saja dibeli 2 hari lalu jatuh ke lantai dan ya pecah semua.

Jiniel memandang telur itu sesaat, cairan kuning menggenang cukup banyak.

"Eomma!" Namun tanpa rasa takut Jiniel berlari masuk ke dalam, memanggil Eommnya yang masih sibuk mengurus bunga-bunganya.

"Eomma." Jihyo baru saja mau menuangkan air ke bunga sepatu namun mendengar Jiniel memanggilnya membuat dia mengurungkan niatnya.

"Ada apa Nak?".

"Eomma, Jiniel menjatuhkan telur." Tanpa disuruh dan tanpa ketakutan Jiniel mengakui kesalahannya.

Dunia Park JinielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang