Jiniel dan Sunat(2)

76 1 0
                                    

Setelah beberapa hari akhirnya mereka visit dokter, karena Jihyo perlu mendapatkan nomor dokternya dulu yang ternyata plot twistnya lagi adalah dokternya sekelas sama Jihyo waktu SMA.

Pagi ini, mereka pergi ke tempat dimana Jiniel akan sunat, sebenarnya Jihyo tidak bilang apapun ke Jiniel melainkan dengan modus jalan-jalan doang, tapi Jiniel bukan anak yang mudah ditipu, begitu sampai pintu depan Jiniel langsunh narik tangan Eommanya buat pulang.

"Nggak, Jiniel nggak mau masuk. Eomma bilang kita sunatnya masih besok bukan hari ini."

"Jiniel, yang  mau ajak Jiniel sunat sekaranh itu siapa? Hari ini itu kita cuman mau periksa itunya Jiniel biar besok ketika disunat baik-baik saja, ya? Enggak, kita nggak sunat hari ini kok." Setelah bujukan itu akhirnya Jiniel mau masuk ke ruangan, sungguh tempat yang sangat kids freindly, ada banyak gambar robot dan kartun anak laki-laki bahkan disana ada mainanya, seketika Jiniel lupa dengan rasa takutnya.

Jiniel memang suka sama robot, dia langsung sibuk sendiri sama gambar robot-robot yang tertempel di dinding, sedangkan Jihyo mendaftarkan nama Jiniel pada pensaftaran.

"Pasien sunat atau mau periksa, Mbak?" Tanya pegawai itu ramah.

"Mau periksa dulu."

"Oh, dengan nama adek siapa?"

"Park Jiniel, umurnya 6 tahun."

"Yasudah, ditunggu dulu ya Mbak." Jihyo tersenyum, dia menghampiri Jiniel yang masih sibuk dengan para robot itu, terlihat Jiniel yang jauh lebih enjoy daripada sebelummya membuat Jihyo sedikit lebih lega.

"Eomma, lihat banyak robot." Tunjuk Jiniel antusias.

"Iya, banyak kan robotnya? Duduk sini Jiniel, nanti Jiniel dipanggil." Ajak Jihyo sambil menepuk kursi sampingnya untuk Jiniel duduk. Jiniel tidak menolak, dia berjalan untuk duduk anteng dekat Eommanya.

"Eomma, kenapa Jiniel harus sunat?"

"Biar Jiniel sehat. Sunat itu banyak manfaatnya Nak, yang paling utama adalah Jiniel terhindar dari infeksi, penyakit yang berhubungan dengan itunya Jiniel ya?"

"Apa Om Jihoon dulu juga disunat."

"Tentu, nanti Om pulang, Jiniel tanya aja sakit nggak? Kemarin kata haraboji nggak sakit, pasti dulu Om Jihoon juga  nggak sakit dan Jiniel juga nggak sakit."

"Ananda Park Jiniel." Panggil dokter dari dalam membuat Jiniel gugup, namun Jihyo menggandengnya masuk kedalam dan meyakinkan Jiniel bahwa dia baik-baik saja.

Padahal Jihyo gugup nggak karuan.

"Halo, hebat banget berani. Namanya siapa ini?" Dokter laki-laki bernama Park Minyoung langsung menyapa Jiniel dengan menyenangkan.

"Park Jiniel." Jawab Jiniel dengan malu-malu.

"Jiniel? Wah, namanya bagus banget. Ini Jiniel kesini mau periksa ya? Bobok yok disitu yok." Ajak dokter sambil berdiri, Jiniel sebenarnya takut tapi hatinya memghargai dokter dan juga ibunya, Jiniel sudah tidur sempurna pad atas ranjang.

"Lo jangan sunat Jiniel dulu loh Min." Bisik Jihyo sekilas, btw memamg mereka ini dulu pas SMA bestian.

"Iya tenang aja, santai Hyo wkwkwk." Jawab Minyoung sambil ketawa, dia kembali berfokus pada Jiniel yang anaknya sudah tiduran dari tadi.

"Pinter banget sih, sekarang Jiniel kelas berapa?"

"Mau naik kelas 1.

"Wah, dapat sekolah baru ini pasti senenh ya, Jiniel dokter boleh bukak celananya Jiniel nggak? Mau dokter periksa."

"Boleh." Minyoung tersenyum, dia perlahan membuka celana Jiniel untuk melihat lebih jauh apakah bisa disunat memggunakan cara biasa atau lewat pembedahan.

Dunia Park JinielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang