"The weels on the bus go round and round." Jiniel bernyanyi riang sepanjang lorong rumah, sambil menggerakan Lino anak itu lari-lari menuju dapur dimana Eommanya ada disana.
"Eomma, Eomma, Eomma." Jiniel melompat kecil mendekat kearah Jihyo. Namun Jihyo sejak tadi terlihat sibuk mencari sesuatu.
"Eomma." Sapa Jiniel sekali lagi membuat Jihyo tersadar akan putranya, dia tersenyum sambil berjongkok lalu memegang kedua tangan Jiniel.
"Iya, Eomma disini. Ada apa sayang heum? "Tanya Jihyo lembut.
"Eomma cari apa?"
"Susunya Jiniel hari ini habis, kecap sama telur juga habis. Eomma besok pagi mau masak telur kecap. Temenin Eomma beli ke rumah Bu Salim yok." Ajak Jihyo mengingat ini belum terlalu malam.
"Tapi, ini sudah malam."
"Belum malam banget, kita ke rumah Bu Salim buat beli susu Jiniel. Nanti malam Jiniel nggak minum susu. Rooney Hyung diajak."
"Ayo Eomma, ayo pergi." Jiniel langsung ceria, dia berlari menuju Rooney yang sekarang lagi makan malam pakai makanan kucing favoritnya.
"Jangan ganggu Hyung Jiniel, Rooney Hyung lagi makan. Tunggu Rooney Hyung selesai makan kita perginya."
......
Mereka beneran pergi malam-malam, berjalan kaki sambil menikmati indahnya malam hari, tenang aja rumah Bu Salim nggak jauh-jauh banget bahkan mereka tetangga, sejak tadi Jiniel bernyanyi kecil sambil tanganya tidak lepas dari gandengan tangan Jihyo, sedangkan Rooney ada didepan mereka tenang aja walaupun Rooney nggak ditali, kucing itu nggak akan kabur dan ngerti kalau jangan pergi jauh-jauh.
"Penyelamat pemberani Robocar Poli." Jiniel menyanyikan salah satu ost dari kartun kesukaan.
"Mereka menghadapi segala kesulitan, sahabat semua Robocar Poli." Jihyo otomatis menyambung, jangan heran semenjak punya anak dia juga sama aja nonton film kartun tiap hari.
"Eomma, besok Eomma kerja nggak?"
"Besok Eomma ada latihan Jiniel, tapi hanya sampai siang terus habis itu Eomma pulang." Jihyo mengelus puncak kepala Jiniel pelan, merapikan rambut Jiniel yang sedikit berantakan karena angin.
"Yaahh, Jiniel kerumah Nenek Hanna." Jiniel memajukan bibirnya kedepan, padahal dia baru saja akan minta kerumah Nenek Hanna tapi sayang harapannya putus.
"Besok kalau Eomma kosong, kita ke rumah Nenek ya? Tapi untuk libur sekolah kali ini kita terpaksa tidak pergi kemanapun dulu, karena Eomma mau ada comeback."
"Yaudah deh nggak apa-apa." Tapi Jiniel segera tersenyum kembali, seakan tidak terjadi apapun anak itu berlari kecil sambil melompat mengikuti Rooney, Jihyo memandang tubuh Jiniel dari belakang sejenak, mungkin Jiniel terkesan anak pengertian namun Jihyo tahu hati Jiniel berkata lain.
"Bu Salim, Eomma mau beli!" Suara keras Jiniel menggema dari depan toko sembari milik Bu Salim, mendengar ada pelanggan Bu Salim langsung keluar dan mendapati Jiniel lagi main beras.
"Senengnya main beras Jiniel, boleh kok tapi jangan dicampur ya? Tumben Hyo malem-malem kesini, beli apa?"
"Jiniel, jangan mainan beras nanti Bu Salim repot kalau berasnya berantakan." Peringat Jihyo pelan sambil menjauhkan tangan Jiniel dari beras itu, Jiniel bukan anak yang membantah, dia diam saja ketika Eommanya menyuruh untuk jangan bermain beras.
"Nggak apa-apa Hyo santai aja. Selama Jiniel nggak campurin berasnya sama yang lain mah santai aja. Biasa anak-anak sini juga pasti mainan beras waktu datang kesini, beli apa Hyo?" Tanya Bu Salim sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Park Jiniel
RandomIni adalah dunia Park Jiniel, anak laki-laki dari pasangan idol terkenal. Jiniel lahir memegang sendok emas. Tiap kehadirannya membawa senyum. Namun, di bahunya tersimpan beban. Perceraian orang tuanya membuat Jiniel enggan melihat dunia lebih luas...