Mungkin author udah sering nulis kalau Jiniel adalah anak yang kecepetan masuk sekolah. Jadi ketika temen sekelasnya lulus, Jiniel harus ulang setahun lagi.
Jihyo mengetuk pintu kamar Jiniel sebanyak tiga kali, namun tidak ada jawaban sama sekali dari anak itu, aneh entahlah Jihyo merasa ada yang berbeda dari Jiniel malam ini.
"Jiniel, Eomma boleh masuk?" Ada jeda beberapa saat sampai Jiniel menjawab boleh, Jihyo membuka pintunya dan yang dia lihat adalah Jiniel tertidur dikasurnya tanpa menatap ibunya. Namun kedua mata Jihyo terfokus pada buku- bukunya Jiniel yang masih berantakan.
"Nak, Jiniel udah menyiapkan keperluan untuk sekolah besok?" Jihyo berjalan masuk kearah Jiniel lalu duduk dikasurnya.
"Belum." Jawab Jiniel singkat masih dengan posisi yang sama.
"Tumben, biasanya Jiniel sudah siap barang untuk sekolah sebelum tidur, heum?" Lagi-lagi Jiniel tidak menjawab, anak itu hanya diam saja sambil memasang wajah datar.
"Hey, Jiniel. Ada apa? Kenapa malam ini Jiniel murung? Mau deeptalk sama Eomma?" Tapi Jihyo sama sekali tidak marah, malahan bibirnya tersenyum mencoba membujuk Jiniel untuk bercerita, Jihyo mengerti kalau Jiniel mungkin sedang ada masalah.
"Iya." Akhirnya Jiniel mengubah posisinya menjadi berbaring, menatap ibunya yang terlihat begitu tulus. Segera Jihyo menidurkan dirinya tepat disamping Jiniel, mereka berdua dengan posisi yang sama menatap langit kamar yang isinya gambaran langit.
"Ada apa sayang? Apa yang membuat Jiniel sedih hari ini?" Suara Jihyo terdengar sangat lembut, tangan kananya mengelus rambut Jiniel pelan.
"Eomma, Jiniel takut sekolah." Akhirnya Jiniel mengungkapkan apa yang menjadi isi hatinya.
"Takut kenapa? Ini bukan pertama kalinya Jiniel sekolah kan?'
"Iya, tapi teman-temanya Jiniel berbeda, bukan para hyung lagi yang menjadi temanya Jiniel melainkan teman lain, bagaimana kalau Jiniel tidak bisa berteman dengan mereka nanti? Bagaimana kalau mereka nanti tidak mau berteman dengan Jiniel?"
"Jiniel, jangan berpikiran seperti itu. Apa Jiniel tahu ada pepatah tak kenal maka tak sayang? Belum tentu jika Jiniel belum kenal sama teman-teman barunya Jiniel besok mereka tidak mau bermain bersmaa Jiniel. Siapa tahu mereka sama menyenangkanya dengan hyung-hyungnya Jiniel yang sudah lulus? "
"Memang berat apabila kita akan bertemu orang baru dan akan bersama mereka dalam waktu yang lama, tapi itulah gunanya berteman, dengan berteman kita bisa membuat kenangan bersama orang-orang yang hebat. Eomma mengerti apa yang Jiniel khawatirkan sekarang, tapi Eomma tahu Jiniel bisa melakukanya, toh Jiniel saja bisa berteman dengan para hyung yang lebih tua dari Jiniel, berarti sekarang Jiniel jauh lebih bisa karena mereka seusia Jiniel."
"Apa Eomma pernah seperti Jiniel?"
"Sering, Eomma itu adalah orang yang pendiam, Eomma sulit untuk berteman dengan orang baru, ketika berkenalan Eomma akan gugup tapi pada akhirnya Eomma berusaha untuk membuka diri dan berteman dengan orang itu. Kalau Jiniel tahu, ketika Twice debut, Eomma hanye mengenal Kak Nay dan Jeongyeon Nuna."
"Benarkah Eomma?"
"Iya, tapi sekarang Eomma dan Twice Nuna sangat dekat seperti saudara. Eomma yakin Jiniel juga besok akan merasa seperti itu, memang awalnya sulit namun membuka diri untuk berteman itu hal yang baik Nak. Tidak apa-apa besok Eomma akan mengantar Jiniel sampai kelas lalu menunggu Jiniel disekolah."
"Tapi kan Eomma harus latihan."
"Eomma bisa ijin sebentar, toh Jiniel hanya sekolah sampai jam sembilan pagi kan? Mau bawa bekal nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Park Jiniel
RandomIni adalah dunia Park Jiniel, anak laki-laki dari pasangan idol terkenal. Jiniel lahir memegang sendok emas. Tiap kehadirannya membawa senyum. Namun, di bahunya tersimpan beban. Perceraian orang tuanya membuat Jiniel enggan melihat dunia lebih luas...