Jiniel dan Paspor

42 1 0
                                    

"Satu, dua tiga." Jiniel sibuk menempelkan satu demi satu stiker bintang pada tembok kamar ibunya. Sambil sesekali berjiniit untuk menggapai tempat yang lebih tinggi, Jiniel kecil sendirian dikamar saat ini, menunggu Eommanya yang siap-siap dahulu sebelum tidur.

Jihyo datang setelah wajahnya lebih segar karena cuci muka, sambil berjalan kearah kasur dia terus memperhatikan Jiniel yang sibuk dengan dunianya sendiri, tanpa sadar Jihyo tersenyum ketika menatapnya, hari ini mereka memakai baju tidur dengan model dan warna yang sama.

"Jiniel, bobok yok Nak." Bujuk Jihyo dengan lembut sambil mendekat kearah Jiniel hati-hati.

"Nanti, Jiniel masih menempelkan bintang." Jawab Jiniel sambil memanyunkan bibirnya, Jihyo menatap deretan stiker pada tembok kamarnya sejenak, sungguh tembok kamar ini sudah tidak mulus seperti dahulu mengingat ada anak balita yang hobi coret-coret tembok.

"Baiklah, Eomma tunggu sampai Jiniel selesai. Itu stikernya mau ditempel semua ya?"

"Iya, bagus nggak Eomma?"

"Bagus banget, hebat anak Eomma." Jihyo mengelus puncak kepala Jiniel pelan, memberikan sebuah pujian membuat Jiniel tersenyum. Namun sejak tadi Jiniel terus menatap tembok atas yang tidak bisa dia sampai.

"Mau Eomma gendong buat tempelin bintangnya?" Seakan mengerti, Jihyo langsung berdiri sambil menggendong tubuh Jiniel untuk membiarkan Jiniel menempelkan satu bintang paling besar pada puncak.

"Yeyyy jadi." Jiniel terlihat sangat senang bahkan sampai bertepuk tangan.

"Iya jadi, bagus sekali Jiniel tapi ini udah malam, bobok yok." Jiniel mengangguk sebagai jawaban, namun sekali lagi namanya anak balita tidak semudah itu untuk diajak tidur.

"Jangan, jangan bobok dulu." Jiniel yang tadi sudah tiduran kembali berdiri untuk turun dari kasur, mencari sesuatu barang mainan wajib yang akan menjadi teman tidurnya.

"Jiniel cari apa sayang? Lino ada disini samping Eomma."

"Temanya Jiniel bukan cuman Lino, Buzz, Woody, Poli, Helly, Roy, Tayo, Rogi, terus mobilnya Jiniel belum ada." Jihyo hanya bisa menarik nafasnya sabar, ini hampir terjadi setiap malam karena Jiniel tidak akan tidur sebelum semua mainan ada sama dia.

"Woody udah ada, Buzz udah, Poli, Helly, Roy, Rogi, Eomma Tayonya nggak ada, tayo dimana Eomma?" Kali ini Jiniel mulai rewel, terlihat Jiniel sudah mengantuk namun tetap dia paksaan mencari teman satunya yang belum ketemu.

"Eomma, nggak ada. Tayo mana Eomma." Beberapa saat kemudian Jiniel mulai menangis, bahkan sampai melompat kecil karena marah, tapi Jihyo mengerti itu dia tahu saat ini Jiniel sudah mengantuk membuat moodnya berantakan.

"Cup cup sayang, sini Nak. Kita cari Tayo sama-sama ya?" Pada akhirnya Jihyo mengambil alih, dia berdiri lalu mengobrak abaikan tempat mainan Jiniel tapi untunglah langsung ketemu. Jiniel yang tadi menangis langsung tersenyum, anak itu melompat kearah kasur lalu menidurkan tubuhnya sendiri. Jihyo ikut tersenyum, dia ikut merebahkan tubuhnya pada kasur yang empuk, kali ini

 Jihyo ikut tersenyum, dia ikut merebahkan tubuhnya pada kasur yang empuk, kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dunia Park JinielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang