Jiniel dan Gigi Susu

28 2 0
                                    

"Jiniel, awas ya nanti kamu aku tangkap!" Suara Steven teriak terdengar sampai ke seluruh lapangan, Jiniel yang lagi berlari otomatis melihat kebelakang memastikan Steven tidak terus mengejarnya.

"Tangkap Jiniel kalau bisa." Jiniel menjulurkan lidahnya jahil lalu kembali berlari, Steven tidak tinggal diam dia menambah kecepatan berlarinya yang kali ini dibantu sama Hajoon buat menangkap Jiniel.

"Tak dapat tangkap, tak dapat tangkap."

"JINIEL AWAS!" Teriak Hajoon dari belakang membuat Jiniel kembali menoleh kedepan dan tepat hadapanya ada satu pohon kelapa lumayan besar, dengan mulus Jiniel menabrak pohon kelapa itu karena dia tidak sempat untuk mengendalikan gerak tubuhnya.

"Aduh." Jiniel meringis, merasakan sakit pada wajahnya yang mungkin sudah memar. Hajoon dan Steven terlihat panik, bersama anak-anak lain mereka menghampiri Jiniel yang sekarang anaknya udah berdiri.

"Jiniel nggak apa-apa kok. Cuman luka dikit aja." Tapi ketika berbicara, Jiniel merasakan ada sesuatu yang goyang dari mulutnya dan ketika Jiniel memegang, satu gigi bawah tengah sudah bergoyang bahkan hampir terlepas.

"Jiniel, gigi Jiniel goyang."

"Yah gimana, sakit nggak Jiniel?"

"Duh, pasti harus ke dokter gigi itu, dokter gigi serem banget kemarin aku habis kesana."

"Jangan buat Jiniel panik, aku kemarin juga giginya goyang nggak sakit tuh."

                        .........

     Jiniel memandang wajahnya sendiri pada dinding, sesekali menggerakan lidanya maju untuk menggoyangkan giginya dengan sengaja. Entahlah, Jiniel merasa aneh apa gigi goyang ini normal? Atau dia harus bilang pada Eommanya? Tapi bagaimana kalau Jiniel harus berakhir pada dokter gigi? Tapi bersamaan dengan itu, pintu kamar Jiniel berbunyi pertanda ada seseorang yang mengetuk pintunya.

"Jiniel, Eomma masuk bentar boleh? Ini mau meletakkan bajunya Jiniel di lemari?"

"Boleh." Jawab Jiniel singkat membuat Jihyo membuka pintunya sambil membawa beberapa tumpukan baju untuk dia masukkan pada lemari. Jiniel hanya diam, memandang Ibunya dalam ragu.

"Jiniel udah menyiapkan jadwal pelajaran buat besok? Tadi siang PRny udah Jiniel kerjakan kan?"

"Iya." Jihyo menghentikan kegiatanya sebentar, memandang wajah Jiniel yang Jihyo tahu ada sesuatu yang sejak tadi ingin Jiniel sampaikan. Perlahan Jihyo menghampiri Jiniel, sambil tersenyum Jihyo memandang kedua mata Jiniel untuk mengajak Jiniel berbicara 4 mata.

"Kenapa Jiniel malam ini sedih? Ada yang mau Jiniel deeptalk sama Eomma? Atau ada sesuatu yang pengen banget Jiniel sampaikan, bilang aja sama Eomma."

"Tadi Jiniel bermain polisi, Jiniel jadi pencuri tapi waktu Steven sama Hajoon kejar, Jiniel nggak lihat kalau ada pohon kelapa depan Jiniel, terus Jiniel jatuh." Jihyo sedikit mengangkat poni Jiniel keatas dan benar saja ada luka memar ungu walaupub samar.

"Terus? Jiniel nggak apa-apa kan? Apa ada yang sakit?"

"Nanti Eomma bawa Jiniel ke dokter gigi, Jiniel nggak mau."

"Loh? Emang kenapa Eomma bawa Jiniel ke dokter gigi? Kan yang luka kepalanya bukan giginya." Jiniel akhirnya membuka mulutnya, menggoyangkan gigi depanya yang sudah goyang.

"Oh, gigi Jiniel goyang ya? Udah goyang banget sebentar lagi jatuh, nggak sakit kan? Nggak apa-apa, seperti yang pernah Eomma cerita sama Jiniel, kalau ketika seseorang sedikit besar  maka semua akan goyang dan Jiniel dapat gigi baru namanya gigi tetap."

"Jadi, gigi goyang itu Eomma juga pernah?"

"Pernah, dulu kecil saat Eomma seumuran sama Jiniel, Eomma langsung dapat dua gigi goyang dan ketika giginya lepas, Eomma ompong dua. Kalau nanti Jiniel sementara cuman ompong satu."

Dunia Park JinielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang