Selamat Ulang tahun, Park Jiniel

30 0 0
                                    

Hari ini Jiniel terbangun dengan sangat senang, senyum terlukis diwajahnya sambil menyambut datangnya salju entah keberapa kali, tanggalan kamarnya menunjukkan tanggal 28 Desember, itu adalah hari dimana 6 tahun lalu Park Jiniel lahir kedunia sebagai anak laki-laki pertama. Jiniel turun menuju tangga, melihat Jihoon yang sedang memasak membuat Jiniel tersenyum jahil.

"Om." Jiniel menepuk punggung Jihoon dari belakang, sebenarnya enggak kenceng cuman emang Jihoon aja yang kagetan.

"Eh ayam, Jiniel jangan kagetin Om lagi pegang air panas bahaya."

"Om masak apa?" Tanya Jiniel penasaran, melihat Jihoon dari tadi sibuk sama dunianya.

"Ramyun."

"Loh, kemarin kan udah makan ramyun. Eomma bilang kalau kita nggak boleh makan mie instan sering."

"Ya kalau misal Om cuman bisa masak itu gimana? Ya maklum lah Jin, Om kan nggak pernah pegang dapur selama ini Om cuman beli atau enggak manajernya Om udah belikan sarapan." Jiniel hanya bisa menggelengkan kepalanya sabar, dia yakin jika Ibunya tahu Jihoon akan kena ceramah 7 hari 7 malam.

"Hey, birthday Boy. Siapa yang ulang tahun hari ini?" Jihoon mengusap puncak kepala keponakanya gemas, dia memandang Jiniel begitu teduh. Sungguh Jihoon tidak menyangka anak yang dulu membuat dia khawatir diruang tunggu bersalin sekarang sudah besar.

"Kita hari ini tiup lilin ya. Hari ini Om bakal turutin semua yang Jiniel mau."

"Eomma, ada diluar negri ya Om?" Tiba-tiba saja wajah Jiniel menjadi murung, dia tahu pada hari ulang tahunnya, Jihyo sedang konser pada Jepang selama 2 hari.

"Iya, Eomma untuk tahun ini tidak bisa menemani Jiniel ulang tahun, tapi Eomma tidak akan pernah lupa sama hari lahirnya Jiniel. Mungkin saja Eomma sudah menyiapkan hadiah paling istimewa yang Jiniel punya kan?" Jihoon berusaha menghibur, walaupun dia mengerti hal yang paling Jiniel inginkan hanyalah Ibunya.

"Misi paket." Seungyoun datang bersama Yena sambil membawakan makanan, sungguh puncak dicipta ulam pun tiba, Jihoon merasa senang karena dia tidak harus makan mie instan kedua kalinya.

"Heyy, Birthday Boy, udah besar kamu sayang?" Yena menghampiri Jiniel lalu menggendongnya, sedangkan Seungyoun meletakkan kue tart stoberi beserta makanan sup rumput laut dan berbagai macam masakan yang Seungyoun buat khusus untuk Jiniel hari ini.

"Wahh, kue tart. Terimakasih Paman, Nuna." Pekik Jiniel sangat senang, apalagi ketika dia tahu kue itu adalah stoberi kesukaanya.

"Iya, ini kan yang Jiniel mau kemarin? Selamat ulang tahun ke 6 Jiniel. Ciee udah masuk SD, udah besar juga, official jadi childern bukan toodler lagi." Seungyoun mengelus puncak kepala Jiniel bangga, karena bagi Uyon Jiniel sudah seperti anaknya sendiri.

"Nah pas banget bang, gue laper nih." Jihoon menghampiri bingkisan makanan Seungyoun.

"Napa? Masak mie istan lagi lo? Ini kalau Jihyo tahu udah pasti kena ceramah dari kemaren makan mie mulu, minimal jadi cowok tuh bisa goreng telor lah Hoon."

"Ya kan lo tahu Bang, gue nyentuh dapur aja nggak pernah."

"Makanya belajar, mulai hari ini lo kerumah gue, gue bakal kursus lo masak." Bagaikan petir di siang bolong Jihoon langsung mematung, karena Seungyoun kalau udah jadi guru masak kejamnya bukan main.

"Gue belajar sendiri aja deh Bang daripada sama lo."

"Nggak, nanti lo bakar rumah ini, udah jam 9 nanti kerumah gue kita belajar masak." Pada akhirnya Jihoon hanya pasrah sedangkan Yena sama Jiniel udah ketawa ngakak puas banget.

........

"Eomma, apa konser Eomma sudah selesai?" Suara Jiniel dari seberang telpon malam itu menggema pada kamar hotel. Jihyo tersenyum, menatap wajah putra kesayangan dari layar ponsel.

Dunia Park JinielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang