Jiniel dan Celengan Ayam

54 3 0
                                    

   Sejak tadi Jiniel terus berada pada samping Eommanya yang sedang mendorong troli belanjaan, memang hari ini adalah jadwal merrka ke supermarket untuk membeli belanja bulanan sekaligus juga stok jajanan buat bertiga. Jiniel mengedarkan pandanganya pada rak susu berbagai merk.

"Eomma, susu coklat." Pinta Jiniel sambil menunjuk satu susus UHT besar, Jihyo mengangguk dia sekalian mengambil yang rasa full cream.

"Jiniel mau jajan apa?" Tawar Jihyo sambil menjauh dari rak susu, sempat Jiniel bingung namun dia yang sebenanya dari kemaren pengen makan chiki langsung ambil satu chiki rasa jagung bakar.

"Ini Eomma, ini." Sempat Jihyo terdiam, dia sebenarnya tidak memperbolehkan Jiniel untuk makan sebangsa chiki dan micin, bukan tanpa alasan m
elainkan memang ya tidak sehat aja.

"Jiniel, Eomma bukan mau melarang tapi makanan seperti ini itu nggak sehat, banyak micinya nanti kalau kebanyakan Jiniel bisa sakit, yang lain aja ya? Gimana?" Terlihat Jiniel yang kecewa tpi anak itu mengerti bahwa ibunya melakukan ini karena demi kebaikanya.

"Biskuit aja ini gimana? Jiniel suka biskuit kan?" Tawar Jihyo sambil mengambil biskuit regal, hal itu membuat Jiniel kembali tersenyum dan lupa akan rasa inginya terhadap chiki.

"Iya, ini aja."

"Pinter anak Eomma, yok jalan lagi." Ajak Jihyo tapi Jiniel malah diem aja sambil megangin troli.

"Eomma naik." Pinta Jiniel membuat Jihyo tertawa kecil, dia mengangkat tubuh Jiniel lalu diletakkan pada tempat duduk untuk balita pada troil, tenang umur Jiniel masih 3 tahun dan anaknya muat kok disana. Troli berjalan maju membuat Jiniel sangat senang, dia berasa naik mobil padahal naik keranjang.

Mereka melewati rak mainan, membuat mata Jiniel tertarik pada satu mainan mobil tayo yang bisa dinaikkan, Jihyo memyadari itu membuat dia berhenti menggerakkan trolinya.

"Jiniel mau lihat mainan?" Tawar Jihyo membuat Jiniel mengangguk, dia memurunkan Jiniel kembali dan anaknya langsung lari buat naik mobil tayonya  terlihat senyum Jiniel sangat manis dan pasti pengen.

Jihyo berjongkok disampingnya, dia biarkan Jiniel untuk bermain terlebih dahulu.

"Eomma, eumm bolehkah kita membelinya? Tapi harganya mahal nanti uangnya Eomma kurang, yaudah nggak apa-apa Jiniel main aja nggak usah beli." Celetuk Jiniel sambil terus memainkan mobil itu, sejujurnya Jihyo merasa tersentuh walaupun sebenanrya dia sanggup aja kok beli, bahkan buat beli 5 aja Jihyo sanggup namun Jihyo selalu mengajarkan Jiniel apa itu sederhana.

"Jiniel pengen mobilnya ya?"

"Iya, tapi kita nggak perlu membelinya kok Eomma."

"Eumm, pernahkah Jiniel berpikiran untuk menabung, Nak?" Seketika Jiniel terdiam, menabung? Dia bahkan baru pertama kali dengar kata itu.

"Apa itu menabung, Eomma?"

"Menabung adalah ketika kita mengumpulkan uang hasil dari apa yang kita lakukan sendiri, lalu uang itu akan dikumpulkan pada sebuah tempat namanya celengan, nanti lama-lama celengan akan penuh dan disitulah kita bisa membeli apa yang kita inginkan menggunakan uang kita sendiri. Dan itu rasanya bangga banget, bayangkan bagaimana rasanya kalau Jiniel bisa membeli mainan yang Jiniel inginkan pakai uang hasil keringatnya Jiniel sendiri?"

"Pasti jauh lebih menyenangkan Eomma."

"Nah, benar kan? Mau nggak Jiniel menabung untuk membeli mobil ini?"

"Tapi kan Jiniel nggak punya uang."

"Setiap Jiniel membantu Eomma, atau ketika Eomma suruh Jiniel membeli barang dan ada kembalian, Eomma akan memberikan Jiniel uang dan itu uangnya buat Jiniel, tapi ingat Jiniel membantu Eomma bukan karena uang tapi karena Jiniel apa?"

Dunia Park JinielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang