Ini adalah lanjutan dari potong rambutnta Jiniel waktu itu.
Senyum Jiniel merekah ketika Amina datang, mereka langsung duduk dan bermain bersama di sofa yang menhubungkan langsung dengan jendela. Walaupun mainan mereka berbeda, yang satu bawanya mobil dan yang satu lagi bawanya boneka.
"Jiniel, bonekanya Amina cantik nggak?" Tanya Amina ketika dia baru saja selesai menyisir bonekanya dan menggantinya dengan baju baru.
"Cantik banget, bajunya juga bagus. Apa itu sepasang?"
"Iya, nih. Jiniel mau nggak memasang bajunya buat boneka ini, Amina ada bawa satu lagi." Sebenarnya Jiniel tidak tertarik, tapi dia menghargai Amina yang sudah menawarinya mainan, akhirnya Jiniel tinggal mobil polisinya diatas sofa dan bermain dengan boneka Amina.
"Nama boneka ini siapa Amina?"
"Eumm, Caca sama Cici."
"Hihi, lucu namanya. Kalau nama mobilnya polisi Jiniel itu...." Namun baru saja Jiniel hebdak mengambilnya lagi, mobil polisi itu hilang.
"Loh? Kok mobil polisinya hilang!" Pekik Jiniel panik, dia sampai berdiri buat cari mobilnya mana, Amina yang panik juga ikut berdiri, namun sayang. Jiniel tidak menyadari bahwa mobil itu jatuh ditengah mereka, dan Amina juga tidak melihat, akhirnya kaki Amina tidak sengaja menginjak mobilnya Jiniel sehingga apa? Mobilnya rusak, kalau kata bahasa jawa penyok.
"Eh Jiniel, ada apa?" Jihyo yang menyadari Jiniel panik mencoba bertanya, dan Yeonji selaku ibunya Amina juga ikht mencoba melerai.
"Apa yang Amina lakukan sama mobilnya Jiniel?" Amarah Jiniel langsung tersulut, matanya menatap Amina tajam.
"Amina nggak sengaja Jiniel, Amina minta maaf." Seketika Amina langsung minta maaf.
"Bohong, tadi jelas-jelas Jiniel lihat Amina sengaja injak mobilku. Amina jahat, ini mobil yang Jiniel suka tapi Amina rusakin!"
"Kok Jiniel malah jadi menuduh Amina!" Panas, pertengkaran dua anak kecil itu jadi panas yang membuat perhatian banyak orang tertuju pada mereka, dari mulai seluruh member Twice sampai para pegawai salon pun ikut memperhatikan.
"Jiniel nggak nuduh! Itu beneran! Amina tahu nggak sih Jiniel sayang sama mobil itu!"
"Amina udah bilang nggak sengaja!" Amina yang kesulut emosi langsung menarik tangan Jiniel lalu mencubitnya pelan. Jiniel berteriak merasakan sakit, namun Jiniel yang kesulut emosi langsung menggengam kerah baju Amina dan memukulnya tepat di mulutnya membuat seketika Amina menangis keras
"Jiniel!" Sekeitka Jihyo langsung berdiri, tidak peduli soal tatanan rambutnya, bersama Yeonji mereka sama-sama mengambil anak mereka masing-masing, Yeonji menggendong Amina lalu dia bawa kesamping pintu sedangkan Jihyo menggendong Jiniel ke dekat tempat dia menata rambut tadi.
"Lepasin! Lepasin Jiniel, lepasin Jiniel nggak, Eomma?" Teriak Jiniel disertai tatapan mata yang tidak bisa lepas dari Amina.
"Tidak, Eomma tidak akan melepaskan Jiniel. Diem dulu Nak, sabar dulu."
"Enggak, dia yang mulai duluan. Mobil Jiniel rusak gara-gara orang itu, dia harus diberi pelajaran, orang itu jahat!" Kali ini Jiniel sudah menangis, dia meronta mencoba melepaskan pegangan tangan Jihyo bahkan sampai tiduran dilantai, keadaan sangat keos. Dua tangisan anak kecil terus beradu.
"Jiniel, berdiri yang baik dulu Nak." Disini Jihyo masih berusaha sabar, dia menarik Jiniel agar berdiri namun Jiniel yang memang menangis sambil teriak dan tantrum hanya bisa melawan. Pada akhirnya Jihyo pasrah, dia melepaskan tangan Jiniel lalu menatapnya.
Jiniel disini diam, dia menatap Eommaya sambil badanya setengah bersender pada tembok.
"Jiniel boleh bicara sama Eomma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Park Jiniel
RandomIni adalah dunia Park Jiniel, anak laki-laki dari pasangan idol terkenal. Jiniel lahir memegang sendok emas. Tiap kehadirannya membawa senyum. Namun, di bahunya tersimpan beban. Perceraian orang tuanya membuat Jiniel enggan melihat dunia lebih luas...