"Eomma..."Panggil Jiniel begitu selesai membasuh mukanya, dia berjalan menuju Eommanya yang lagi duduk di dapur sambil minum susu coklat.
"Ya? Jiniel mau susu?" Jihyo menawarkan Jiniel segelas susu miliknya karena kebetulan dia baru minum sedikit.
"Iya, mau." Wajah Jiniel langsung ceria, dia berjingkat-jingkat senang sambil menerima segelas susu itu.
"Hati-hati nanti pecah." Pesan Jihyo sekaligus menyuruh Jiniel untuk diam ketika minum susu. Jiniel mengerti itu, dia langsung diam lalu menikmati susu coklat yang terasa nikmat, ini susu UHT , jadi aman untuk balita bawah lima tahun seperti Jiniel. Tanpa sadar Jihyo tersenyum, dia mengelus puncak kepala Jiniel pelan.
"Udah besar anak Eomma sekarang."
"Terimakasih Eomma." Tidak butuh waktu lama untuk Jiniel menghabiskan susu itu.
"Sama-sama sayang." Jihyo menerima gelas kosongnya, tenang aja susunya masih banyak jadi Jihyo nanti bisa ambil lagi.
"Eumm Eomma, nanti Eomma mau kemana?"
"Nggak kemana-mana, kan Eomma libur."
"Bukan Eomma." Jiniel memajukan bibirnya sebal, tapi bukanya luluh Jihyo malah ketawa, nggak tahu juga kenapa Jihyo malah ngakak.
"Bibirnya dong, jangan kayak bebek."
"Bukan Eomma yang mau kemana."
"Terus?"
"Eomma sama Jiniel yang mau kemana."
"Ooh, Jiniel mau jalan-jalan?" Sekarang Jihyo tahu kenapa Jiniel tanya kata mau kemana, harusnya dari tadi dia nyadar kalau kata mau kemana itu merujuk ke ngajak jalan-jalan.
"Iya." Seketika Jiniel langsung full senyum.
"Yaudah sana jalan-jalan tuh keluar."
"Bukan..bukan itu." Tapi full senyumnya Jiniel tidak bertahan lama karena ulah Eommanya.
"Terus apa?"
"Naik mobil gitu ngeng ngeng."
"Kalau itu bukan jalan-jalan namanya, kalau jalan-jalan ya Jiniel pakai kaki bukan pakai mobil." Nggak tahu ya kenapa pagi ini Jihyo demen banget godain Jiniel.
"Eomma..." Jiniel mulai merengek, sadar kalau dia ini lagi dikerjain. Jihyo tertawa , dia mencolek hidung Jiniel gemas. Ya beginilah dibalik sosok lembutnya Jihyo adalah orang yang demen banget ngerjain anaknya sendiri.
"Iya-iya. Eomma paham kok. Jiniel mau main kemana?"
"Ikut Eomma."
"Ikut Eomma ya? Eumm.." Jihyo teridam sejenak, kira-kira tempat apa yang menyenangkan untuk dia pergi bersama Jiniel.
"Ke rumah Nenek aja yok?"
"Nenek? Ibuk Hanna ya Eomma?"
"Nenek Jiniel, kalau ibuk itu buat Eomma."
"Hehe iya."
"Jiniel mau nggak kerumah Nenek Hanna?"
"Mau." Full senyumnya Jiniel langsung kembali, dia memang sudah lama tidak bertemu dengan neneknya.
"Oke, tapi ada satu syaratnya." Kedua mata Jihyo seketika berubah menjadi serus.
"Apa Eomma?"
"Jiniel harus mandi terus sisiran." Satu hal yang jadi kebiasaan Jiniel, yaitu dia paling susah kalau disuruh namanya sisiran, ada aja alasanya ya mau main lah, nanti lah, itulah, inilah.
"Siap Eomma."
......
Jihyo memutar-mutar tombol musik pada mobilnya, mencari-cari sebuah lagu yang sekiranya cocok untuk menemani perjalanan mereka berdua kali ini. Pakaian Jihyo juga sangat simpel, dia hanya memakai celana panjang bewarna coklat muda dipadukan dengan kemeja polos warna biru, tidak lupa rambut hitam lebat yang dia biarkan tergerai membuat Jihyo terlihat sangar cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Park Jiniel
De TodoIni adalah dunia Park Jiniel, anak laki-laki dari pasangan idol terkenal. Jiniel lahir memegang sendok emas. Tiap kehadirannya membawa senyum. Namun, di bahunya tersimpan beban. Perceraian orang tuanya membuat Jiniel enggan melihat dunia lebih luas...