Jiniel dan Kebun Teh🌱

77 2 0
                                    

"Jiniel...." Jihyo berlari kecil kearah Jiniel yang sedang bermain lego, Jiniel seketika menoleh namun dia tahu taktik ibunya kalau kayak gini itu ngapain.

Sambil tertawa Jiniel berdiri, lalu berlari menghindari dari Jihyo, segera Jihyo mengejarnya keliling sofa, dan Jiniel ini lagi umur aktif-aktifnya, larinya juga lumayan cepet jelas Jihyo yang tadinya punya niat nangkap akhirnya nyerah karena capek.

Sambil ngos-ngosan Jihyo duduk di karpet, memandang Jiniel yang tertawa puas seakan dia menang.

"Sini sayang." Jihyo merentangkan tanganya lebar sambil tersenyum tulus, tanpa disuruh Jiniel langsung berlari membalas pelukan yang ditujukan khusus untuknya.

"Eomma kalah." Goda Jiniel sambil tertawa.

"Iya, Jiniel larinya cepet banget makanya Eomma kalah." Jihyo ikut tertawa sambil menggelitik tubuh Jiniel. Setelah beberapa saat mereka beristirahat, Jihyo mulai mengatakan niat yang sebenarnya.

"Jiniel, jalan-jalan yok. Hari ini Eomma libur,"

"Kemana Eomma?"

"Jiniel maunya kemana? Lotte world?"

"Nggak mau, Jiniel nggak suka naik wahana." Satu hal yang jadi ciri khas Jiniel, anak itu nggak suka kalau diajak ke taman bermain semacam dufan dan sebagainya, Jiniel lebih senang liburan ke alam daripada taman bermain.

"Terus Jiniel mau kemana?"

"Eumm, kebun teh." Jawab Jiniel dengan mantap, kebetulan sejak kemarin Jiniel ingin ke kebun teh karena membaca sebuah buku cerita yang berlatar kebun teh.

"Kebun teh?" Sempat Jihyo terdiam, disekitar rumah mereka mana ada namanya kebun teh, karena sudah jelas bahwa ini adalah kota bukan pedesaan. Tapi seketika Jihyo teringat sesuatu.

"Baiklah, tapi perjalanan nanti cukup jauh Jiniel mungkin tiga jam. Apa tidak apa-apa?"

"Iya Eomma, tidak apa-apa." Pekik Jiniel semangat, benaknya sudah membayangkan bahwa dia akan berlarian di kebun teh yang luas.

"Okey, mari kita siap-siap."

......

  Sejak tadi Jiniel tidak hentinya tersenyum senang, perjalanan yang berjarak tiga jam sama sekali tidak Jiniel rasakan, energi Jiniel juga seakan tidak habis-habis, anak itu tidak hentinya mengoceh apa saja, sambil terkadang berhenti karena makan snack.

Jihyo yang melihat Jiniel sesenang itu membuat hatinya sangat bahagia, jarang sekali mereka bisa liburan seperti ini walaupun hanya sehari, jadwal yang padat sebagai seorang idol membuat Jihyo jarang sekali bisa namanya liburan, padahal Jihyo juga sudah mengurangi jadwal untuk tidak ikut promosi, tapi ternyata masih juga padat.

Jihyo tidak bisa membayangkan apabila besok ketika masanya dia akan kembali ke panggung itu berarti dia juga akan jauh lebih sibuk dari sekarang.

"Eomma, kok nggak ada lampu merah?" Tanya Jiniel sambil mengunyah roti regal.

"Lampu merahnya udah nggak ada Jiniel, karena kita sudah masuk pedesaan. Kan lampu merah banyaknya dikota bukan desa."

"Tapi Jiniel lihat kemarin di Tayo desa ada lampu merahnya."

"Ya mungkin ada, tetapi tidak sebanyak kalau Jiniel lihat dijalan dekat rumah. Tuh, ada bebek." Kebetulan disamping mereka ada bebek banyak yang jalan kesawah, Jiniel langsung berpindah posisi ke pinggir memandang bebek-bebek itu lebih dekat.

"Eomma bebeknya banyak, mereka jalan berbaris."

"Biasanya yang didepan itu ketuanya Jiniel, nanti ketuanya akan memimpin teman-temanya untuk ke sawah."

Dunia Park JinielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang