Hari ini adalah jadwal Jihyo untuk kontrol bulananya, dia duduk dihadapan Sejeong yang lagi sibuk resepin obat harianya walaupun Jihyo bisa saja nulis obatnya sendiri, diluar kepala mulai dari merks sampai dosisnya. Tapi sejak tadi ada yang ingin Jihyo tanyakan.
"Eumm Unnie."
"Ya?"
"Anu, gini ceritanya. Aku punya rencana kalau Jiniel sunat bulan ini, karena waktunya pas soalnya libur sekolah dan kebetulan aku dapat cuti."
"Benarkah? Bagus dong, sunat jaman sekarang itu bukan soal agama melainkan manfaatnya banyak banget buat anak laki-laki, salah satunya mencegah infeksi."
"Iya, makanya itu. Sebenarnya sejak bayi itu aku pengen Jiniel langsung disunat biar anaknya ga trauma sama penyembuhanya lebih cepar, tapi karena Jiniel prematur jadi nggak bisa. Tapi begitu anaknya makin gede kok akunya nggak tega. Kalau untuk sekarang gimana? Amankan Jiniel buat sunat?"
"Aman, gapapa. Tapi kalau mau lebih jelasnya lagi konsul sama dokternya langsung aja. Tapi rumah sakit ini enggak layanin sunat Hyo, tapi anu aku punya kenalan dokter sunat yang ya punya tempat sendiri dan itu tempatnya nggak bikin anak takut, kamu konsul aja kesana."
"Real? Makasih Unnie, aku minta nomernya."
"Nanti gue kirim aja di chat, emang Jinielnya udah siap disunat? Udah mau?"
"Belum sih, tapi gue akan coba bujuk."
......
"Jiniel, Eomma mau bicara sama Jiniel." Panggil Jihyo malam itu juga di ruang keluarga, Jiniel yang lagi mainan pesawat sama Buzz otomatis berhenti
"Ya, Eomma?" Tanya Jiniel membuat Jihyo tersenyum, dia rentangkan tanganya untuk menawari Jiniel pangkuan.
"Duduk di Eomma sini." Jiniel tidak menolak, dia berjalan menuju kearah ibunya lalu duduk pada pangkuanya. Jihyo terdiam sejenak, dia memeluk tubuh Jiniel dari belakang sebelum mengucapkan sesuatu.
"Jiniel, sekarang kan Jiniel lagi libur sekolah, dan Eomma juga dapat libur. Karena Jiniel sekarang sudah besar, Jiniel mau nggak disunat Nak?"
"Sunat?" Ucap Jiniel seketika terkejut, tubuhnya mematung mendengar kata sunat.
"Iya, Jiniel tahu nggak sunat itu apa?"
"Eumm itunya Jiniel dipotong. "
"Enggak sayang, itunya Jiniel tidak dipotong hanya dibersihkan tujuanya adalah untuk kebersihan, dan bisa mencegah Jiniel dari sakit infeksi. Gimana? Jiniel mau nggak kalau dalam waktu dekat ini Jiniel disunat."
"Sakit kan Eomma disunat itu?"
"Sedikit seperti digigit semut. Tapi setelah itu Jiniel jauh lebih sehat, coba besok tanya haraboji atau tanya Paman Seungyoun, dulu mereka kecil juga seperti Jiniel."
"Hari apa Jiniel disunatnya?"
"Mungkin minggu depan, besok kita ke temparnya dulu ketemu Pak Dokter buat Jiniel diperiksa itunya. Baru nanti disunat, Eomma temani Jiniel kok besok juga Kak Nay ikut menemani Jiniel sunat." Memang Jihyo juga sudah curhat sama member Twice dan mereka terlihat senang dan mendukung, udah ributin hadiah juga malah.
Sebenarnya mereka juga pengen ada disana nemenin Jiniel tapi kan nggak mungkin sembilan masuk semua.
"Mau Eomma, boleh." Jawab Jiniel membuat Jihyo tersenyum, dia memgecup pipi Jiniel pelan untuk memberinya pujian.
"Hebat anak Eomma."
"Besok ketika Jiniel sudah sunat, Jiniel mau hadiah apa?"
"Jiniel mau sepeda baru. Sepedanya Jiniel yang itu sudah kependekan, Jiniel mau sepeda baru yang warnanya merah terus rodanya dua. Sama ada tempat buat Rooney Hyung naik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Park Jiniel
RandomIni adalah dunia Park Jiniel, anak laki-laki dari pasangan idol terkenal. Jiniel lahir memegang sendok emas. Tiap kehadirannya membawa senyum. Namun, di bahunya tersimpan beban. Perceraian orang tuanya membuat Jiniel enggan melihat dunia lebih luas...