Bunyi alat penggorengan yang saling bersentuhan dengan spatula menjadi satu-satu nya sumber suara di rumah yang sangat megah dan mengagumkan.
Harum yang khas pada masakan yang kini hampir matang membuat satu remaja yang hendak mengganggu 'sang koki' mengurungkan niat nya.
Remaja tersebut tersenyum lebar menatap 'sang koki' yang tak menyadari kehadiran nya. Theora, merekam bagaimana laki-laki yang umur nya dua tahun lebih muda dari nya sibuk menaruh hidangan yang sudah matang tersebut ke piring yang terdapat di sana.
"malam, koki cilik" Sang pelaku terkikik ketika melihat sang adik tersentak kaget.
Nevda berdecak kesal lalu kembali sibuk dengan masakan nya, Theora juga tak berniat mengusik adik nya lebih dari ini, membiarkan adik nya berperang dengan alat dapur dan sesekali meringis ketika sang adik menyeka peluh nya.
"Udah yuk, kalo capek pesen makan aja jangan di lanjutin, mau masak apalagi sih?" Theora meraih pergelangan tangan Nevda namun Nevda buru-buru melepaskan.
"Dek, seharian lo gak istirahat, ngapain sih kayak gini? lo juga butuh istirahat kan? emang lo gak capek?" Tanya Theora geram.
"kalo gua istirahat padahal pekerjaan gua belum selesai nanti bunda marah, mas"
"engga, dek. Udah ayo sini pesen makan aja deh." Nevda menggeleng.
"yaudah, gua bilangin bunda sama ayah kalau lo gamau istirahat!" ancam Theora.
"mas.. mereka ga akan peduli. Kita beda, gua bukan lo, mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Nevda
Teen FictionNevda tidak akan mampu menjadi sempurna walaupun semua orang memaksanya. Nevda hanya akan menjadi Nevda, bukan sempurna.