Chapter 42 -Bicara untuk Bukti, Buktilah yang Bicara-

1.1K 54 29
                                    

Hmmm... Untung libur... Jadi author banyak waktu luang...

Sorry yeee jika chapter kemarin kurang greget n dialog bistiknya agak jijay... Hahaha... Gue sebenarnya belum puas buat chapter kemarin dan kemarin terlalu terburu2 publishnya, biasanya anne cek dan perbaiki ulang sampai 5 kali perbaikan. Tapi chapter kemarin cuma sekali perbaikan langsung publish.

Author terlalu semangat untuk publish, terlalu senang banyak yang komen ceritanya bagus n bikin penasaran, banyak yang nunggu chapter selanjutnya. Jadi author tergesa-gesa, ditambah author habis galau... Wkwkwkwkwk...

Author harap kalian jangan terlalu mendesak untuk cepat2 publish chapter selanjutnya ya, biasanya author butuh 4 hari atau lebih untuk perbaikan. Tergantung waktu luangnya. Anne ngerti kalau kalian penasaran, anne juga seneng banget kalian suka sama cerita ane.

Maaf juga ya readers... Author terlalu lama apdet, jujur author mempunyai kendala yang cukup serius dalam penggarapan chapter ini. Gk mudah nulis cerita dengan scene acara ulng tahun, sama seperti waktu scene pemilihan ketua HIMA saat Va berpidato.

Oya, yang minta Zev pov, sabar yaaa... Nantik author garap.

Hahahahha ini author mau curhat atau mau buat cerita...???

Ya sutra lah...

Enjoy reading ya readers... (*´▽'*)♡

♥◦"̮◦♥ CHAPTER 42 ♥◦"̮◦♥

"Zev..." Lirihku

"Zev, ada apa?" Tanya om bambang

"Maaf om, bukan urusan om! Gue ada urusan sama cewek ini!"

"Lo kasar banget sih sama app-"

Sebelum aku menyelesaikan kalimatku, 65ku menarik tanganku menuju pintu keluar

Om bambang hendak mengejarku, namun aku menghentikannya dengan menggelengkan kepala ke arahnya.

"Lo apa-apaan sih!" Kesalku melepaskan genggaman tangan 65ku saat sampai di depan pintu restauran

"Habis nabrak anak kecil, senang-senang disini!" Ujar 65ku

"Udah gue bilang, gue gak nabrak raja!" Belaku

"Jelas-jelas raja pingsan dan luka, ratu juga bilang raja ditabrak. Cuma mobil lo yang ada disitu, Mau bukti apa lagi!"

Kami ribut di samping pintu restauran

"Gue gak perlu bicara untuk bukti, bukti yang akan bicara sendiri!"

"Terus ngapain lo disini!" Tanya 65ku gak nyambung, maklum terbakar cemburu

"Makan lah...!" Ketusku

"Sama om-om!!" Pekik 65ku

"Gak ada salahnya kan makan sama om-om!"

"Sambil suap-suapan?!?" 65ku masih tetap ngotot

"Lo cemburu?!" Jawabku

"Gue cemburu!!!" Teriak 65ku sambil melotot

"Kalau lo gak cemburu, koq lo sewot!" Kesalku

"Gue gak sewot, gue tanya sekali lagi ngapain lo sama om bambang!" Lanjut 65ku

"Udah dibilang gue mau makan!" Ketusku

"Belum puas lo pelukan di Rumah Sakit!" Ujar 65ku

"Pelukan...? Jadi lo ngintip gue tadi siang!" Komentarku

"Ngintip! Gak penting!"

"Dari mana lo tau gue pelukan di rumah sakit!"

"Gak sengaja"

Jangkrik in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang