Chapter 11 -putus-

1.1K 28 5
                                    

Langsung aje lah...

Enjoy reading reader's (*'▽'*)♡

❥❥❥❥❥❥

Dari semalam aku gak bisa tidur, bingung antara cerita dan gak.

Keesokan harinya ipay pulang, di antar adekku sampai seperempat jarak dari kota Surabaya.

-Gue turun dari bus, gue jalan saja-

Ahhh auuuu ahhhhhh gelaaaap terserah dia mau ngapain, bodo, aku gak peduli. Benar-benar gila dia.

Sore harinya seperti biasa aku di antar ke Asrama oleh orang tuaku. Sesampainya di pintu gerbang asrama terlihat 65 ku duduk di motor gedenya, setelah mobil orang tuaku berlalu dari pandang ku berjalan ke arahnya, di buka helmnya... Wajahnya tampk bad mood

"Ngapain disini?" Tanyaku

"Kan lo bilang mau ngomong sesuatu yang penting kemarin" jawabnya

"Gue bilang kan lusa, ini baru kemarin" ujarku

"Lo pikir rasa penasaran tu enak!" Teriaknya

"Izzz gak usah nyolot gitu, kenapa sih marah-marah?"

Dia memang super cuek, tapi gak biasanya dia tiba-tiba marah seperti ini. Ada apa, apa dia udah tau soal ipay?

"Naik!" Perintahnya, akupun menuruti apa katanya, aku gak mau buat zev makin bad mood.

Seperti biasanya dia mengendarai motor sukernya dengan kecepatan abnormal, yang bagi siapapun yang menaikinya umurnya berkurang beberapa tahun.

Kami berhenti disebuah cafe terbuka, kami makan disitu.

Ding

Ding

Ding

Berkali-kali ponselku berbunyi tanda pesan masuk tapi tak ku hiraukan selain aku sedang makan juga pasti itu dari ipay.

"Ponsel lo!" Katanya tiba-tiba

"Apa?" Tanyaku balik memastikan apa yang dikatakannya

"Hp lo" hardiknya

"Buat apa?" Tanyaku

Zev melotot tanda dia tidak niat menjawab pertanyaanku.

Danger bin gawat, gimana nih kalau ketahuan zev. Mampus aku

Prakk! Zev memukul meja sedikit keras sampai aku sedikit kaget karena tadi sedikit melamun. Sebagian pengunjung kafe mendengar gebrakan meja dari zev...

Ku ambil ponselku dari kantong celanaku, ku berikan ponselku dengan ragu-ragu.

Aku lupa menghapus pesan kemarin karena aku pikir akan aku lakukan malam ini di Asrama.

"Damn, bodoh bodoh bodoh! Bisa perang dunia ketiga nih!" Gumamku

Zev utak atik ponselku, entah apa yang dia tekan. Ku pandangi terus mimik mukanya semakin memanas.

Zev hanya diam saja, akupun salah tingkah

Zev mengantongi ponselku

"Ih, koq di kantongi sih itukan ponsel gue" keluhku

Zev hanya diam melanjutkan makannya

Aku sedikit jenuh karena zev tidak bicara sedikitpun, aku sengaja diam, aku tidak mau merusak persahabatan mereka.

Mata zev tiba-tiba memandang ke jalan raya, ku tengok arah pandangnya.

"Ipay" batinku

Sepertinya dia baru sampai jalan kaki, aku gak berani menyapanya. Aku segera mengalihkan pandanganku supaya tidak terlihat bahwa aku melihatnya.

Jangkrik in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang