UPDATE PERTAMA TAHUN INI.
Selamat tahun baru semuanya. Panjang umur untuk kembali menyapa 2024. Semoga banyak hal-hal baik di tahun ini, yaa!HAPPY READING!
Semoga suka❤***
Adel tidak masuk sekolah hampir satu bulan. Hari-hari dikelas berjalan normal, tapi bagi Ketryn itu adalah hal menyebalkan karena harapannya setiap hari adalah Adel-teman sebangkunya bisa datang dengan tampang jutek seperti biasa, tapi lagi-lagi itu berakhir sia-sia setelah setiap seminggu sekali Mamanya selalu memberi nya surat izin. Dari Adel yang katanya masih meringkuk di rumah sakit.
Ketryn sebenarnya tidak terbiasa seorang diri seperti sekarang. Pasti setiap harinya ada saja teman yang sesekali mengajaknya sekedar makan di kantin, atau memilih berbincang di pinggir lapang sembari latihan cheerleader, ataupun berkeliling sekolah dan centil pada setiap cowok yang di temui. Tapi sekarang mendadak sunyi hanya karena Ketryn memilih berteman dengan Adel yang notabenenya adalah siswa pendiam yang penyendiri.
Di tambah lagi, teman sekelas makin tidak menyukainya saat Aura Kisah Atmaja, gadis bersuara lembut dengan rambut sebahu yang kini di buat bergelombang kembali masuk kelas setelah katanya hampir 2 bulan jalan-jalan ke Eropa, padahal Ketryn tahu betul cewek sok polos itu menghindari hukuman karena aksi lempar vas bunga di kepala Adel dahulu.
Banyak hal berlalu dengan cepat. Berita-berita tentang Adel yang tidak layak di dengar. Bahkan akhir-akhir ini dirinya semakin dekat dengan Raffa, bukan niat hati menikung teman sendiri. Lebih tepatnya, Ketryn hanya ingin menanyakan kabar tentang Adel darinya. Ketryn hanya tidak ingin menemui dan bertanya langsung dengan sang Ibu yang pas sekali sedang menangani Adel, tapi dia punya masalah sendiri yang membuatnya muak setiap kali ke rumah sakit.
Pagi ini, kelas masih kosong. Setelah Ketryn membuka jendela, dari lantai dua sempat dilihatnya kalau Raffa sudah datang dengan motornya ke arah parkiran bersamaan dengan Firman.
Nyaris 15 menit Perempuan itu menanti berharap Raffa segera masuk kelas. Tapi si Lelaki tak kunjung masuk, hingga Ketryn hendak beranjak ke luar lantaran bosan, bersamaan dengan itu bunyi gaduh di ujung koridor mengambil atensi utamanya.
Disana berdiri Raffa yang wajahnya bersungut-sungut, juga Aura yang terlihat ceria sekali padahal Raffa terang-terangan menunjukan ketidaksukaannya. Oh jangan lupa, di sampingnya ada Firman yang terus memandang Aura aneh dengan decakan tertahan.
"Hai Ketryn!" Sapa Aura begitu mereka berhadap-hadapan pada koridor, menghalang jalan. Tapi ini masih terlalu pagi untuk murid berlalu lalang.
Balasan Ketryn adalah lipatan tangan di depan dada. Menatap Aura tanpa ekspresi, lalu beralih pada Raffa yang sepertinya masih terlihat mengantuk.
"Ikut gue." Ajaknya yang di tujukan langsung untuk Raffa. Lelaki itu terlihat pasrah-pasrah saja. Serasa tidak mempunyai gairah hidup. Hingga akhirnya Aura bergelayut seperti ulat di lengannya.
"Raffa udah sama gue. Gak boleh di ambil dong." Ucap Aura membuat Ketryn menghela nafas lelah. Ada saja drama yang di buat gadis ini.
"Gue mau ngomong bentar!"
"Nanti kan ada waktu. Sekarang Raffa sama gue dulu."
"Raf, ayo!"
"Lo dibilangin tuli banget ya!"
"Heh ulat bulu! Jangan ganggu bisa gak sih lo?!"
"Siapa yang lo bilang ulat bulu?!" Aura nampak marah, wajah putihnya seketika memerah. Dia tidak menduga kalau Ketryn yang dulunya adalah teman dekatnya berubah drastis seperti ini.
"Apa? Gak suka? Emang lo ulat bulu tiap hari deket sama Raffa! Mana gak peka lagi kalau Raffa nya gak suka! Sadar diri, najis banget, murahan!"
"Anjing, ya, lo!" Segera saja Aura menjambak rambut Ketryn hingga mata si perempuan populer melotot kaget. Rambutnya terasa akan lepas dari tempatnya. Tak ingin kalah, Ketryn ikutan menarik rambut pendek Aura membuatnya berteriak lebih kencang.
Kepala mereka terdongak bersamaan dengan bola mata nyaris keluar. Tidak ada yang ingin mengalah. Firman pun di buat kesulitan untuk melerai.
"Lepas gak!!"
"Lo dulu yang mulai setan!" Di sela pekikan dan baku hantam ala cewek. Firman lagi-lagi di buat sakit kepala saat melihat Raffa melengos begitu saja.
"Heh Raffa anjing! Cewek lo nih!!"
"Ket, udah!" Firman menarik Ketryn dengan tenaga lebih, sudah banyak penonton di pagi hari yang melihat pertengkaran mereka. Teman-teman sekelas pun geleng-geleng kepala karena nyaris setiap hari kenyang akan pertikaian dua mantan teman tersebut.
"Ketryn lepas gak!! Gue aduin nyokap gue lo, ya!" Di sela nafas putus-putus Aura, Perempuan itu sempat mengancam karena merasa kepalanya akan segera robek.
"Lo dulu!!" Ketryn tetap keukeuh. Tangan lentiknya lihai sekali mencari titik kepala yang mudah sakit untuk di tarik.
"Gu-e h-hitung sampe tiga dan kita sama-sama lepas!" Putus Aura akhirnya.
"Fine!"
"Satu! Dua! Tiga!"
"Awww! Curang lo kuntilanak!!" Aura sudah melepas jambakannya tapi justru Ketryn semakin brutal. Wajahnya merah kesal, rambut bergelombang nya tidak tertata rapi lagi dan tentu saja Ketryn tidak terima.
"Mampus lo! Makan nih! Biar tau rasa!" Di pukulnya punggung Aura berkali-kali, tangannya liar hingga Aura sudah kewalahan sendiri sebelum akhirnya tarikan di pinggang Ketryn membuatnya mundur dan terjungkal kebelakang.
Kerumunan tak kalah kagetnya dengan reaksi Ketryn saat ini. Berbeda dengan Aura yang langsung di kerumuni para dayang-dayangnya karena khawatir. Ketryn justru memejam karena malu bukan kepalang. Untung saja bokongnya tidak langsung mencium lantai, melainkan di lindungi Firman yang kini mungkin sudah gepeng karena di himpitnya.
"Mau sampai kapan lo peluk gue anjing!!"
Bruk!
Firman mengaduh untuk kedua kali. Pertama, karena tubuh Ketryn yang menindihnya tidak ringan. Kedua, karena Ketryn bangkit dengan bar-bar hingga sikunya menyikut perutnya.
Dan ketiga, bruk!
Ketryn memukul kepala Firman dengan tenaga yang tidak bisa di bilang pelan.
"Berani banget lo sentuh-sentuh gue!" Ucapnya sarkas dan berlalu begitu saja dengan langkah yang masih anggun walau penampilannya sudah mirip gelandangan.
Firman masih terus mengaduh setidaknya saat teman sekelas membantunya untuk duduk tegak.
"Gara-gara temenan sama Adel, nih. Sifatnya jadi mirip." Bisik teman sekelas nya sembari tertawa geleng-geleng kepala hingga ujung bibir Firman melengkung penuh rasa sakit.
***
Akhir-akhir ini Raffa sering sekali bolos dan alpa. Tidak ada kegiatan lain selama sebulan selain terapi dan menjenguk Adel. Berat badannya juga turun. Bahkan setiap malamnya Lelaki itu susah untuk tidur.
Sejak kejadian hari itu, Syifa lebih banyak berceloteh dan semakin cerewet, bahkan hampir setiap hari kunjungan keruangan dokter Nuca tidak bisa di hindari. Dan bisa di bilang, hari dimana Raffa ikut hancur dahulu juga adalah pertemuan terakhirnya dengan Adel.
Setiap kali Raffa menjenguk Adel, yang ditemuinya adalah pintu ruangan yang di tutup. Lelaki itu hanya memastikan Adel makan dan terurus melalui celah kaca pada pintu kamar rawat. Atau yang paling parahnya, Raffa pernah mendapati Adel menangis histeris di ruangan hampa itu, tangisnya memilukan hingga Raffa tidak sanggup dan berakhir pergi.
Raffa pernah di beritahu oleh dokter yang merawat Adel kalau Perempuan itu tidak bisa di temui untuk beberapa waktu, terlebih jika tamu kunjungan adalah seorang Laki-laki. Karena alasan itulah, Raffa menjadi takut kalau penyakit Adel akan menjadi setiap harinya jika Raffa menampakkan diri.
Bohong jika Raffa tidak khawatir sama sekali. Dia berkali-kali berharap jika Adel sudah bisa masuk sekolah dan beraktivitas seperti biasanya. Raffa ingin bertemu Adel yang sering marah-marah, yang bahasanya selalu kasar dan menusuk hati.
Raffa rindu Perempuan itu.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/307572732-288-k377312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent (END)
RandomTentang lelaki pengidap penyakit ataksia yang bertemu dengan perempuan pemilik trauma masa lalu. *** Adel benci di sentuh laki-laki. Adel tidak suka menjadi lemah. Adel lelah tidak menjadi diri sendiri, selalu ke psikiater. Dia benci punya penyakit...