Yibo menghampiri Zhan mengarahkan Zhan untuk segera menghadap dirinya,lihatlah betapa pucat wajah pria yang dia cintai itu.
"Zhan..Zhan.."Yibo tampak gelagapan menghadapinya.
"Sayang sekali.."jawab Zhan,dia lantas tersenyum kecut, senyumnya berubah datar dengan tatapan tajam yang amat mengiris pandangan.
"Kapan kau menikahi suamiku?"
Yibo menggeleng,dia tidak suka Zhan memanggilnya tanpa rasa sayang seperti ini,dia tidak suka.
"Zhan,Zhan..kamu yang utama..""Kami menikah sehari,sebelum dia menikahimu."jawab Lusi,yang sontak membuat Yibo mendelik tajam ke arahnya.
Zhan mengangguk kagum,dia terkekeh kecil lantas melanjutkan acara memasaknya,menumis semuanya dengan tenang membiarkan Yibo sibuk mengerecoki dirinya,mulai dari memasukkan sayuran,padahal bumbunya belum matang,mencuci beberapa buah tomat dan memasukkannya,menambah garam dengan sedikit ragu,menggantikan Zhan untuk mengaduk,membuat Zhan sedikit jengkel.
"CK! keluar dari dapurku."
Yibo menggeleng, melihat Lusi dengan anteng di meja makan,membuat Yibo enggan mendekati meja makan itu kembali.
Zhan menyajikan masakannya, membiarkan Lusi untuk bergabung,secara alami bahkan Zhan lah yang kedua disini,mengingat perut Lusi yang tak terlalu terlihat buncit,Zhan sedikit terenyuh,menyadari bahwa dirinya tak akan mampu memberikan Yibo hal seperti itu.
"Jaga janinmu baik-baik aku tidak ingin anak itu menanggung akibat berat,kau disini sekarang sebagai nyonya,aku mengalah."
"YAK!"pekik Yibo,sungguh nada tinggi itu sangat dia benci.
Zhan tak menggubris pertentangan Yibo,mereka menikah dengan sah,terbanding terbalik dengan dirinya yang tak ada hukum untuk melindunginya.
Hidupnya berubah dalam waktu semalam,Zhan tak tidur semalaman,dia menangis di balkon hingga pagi,dan meminta ijin agar hari ini dia tidak bekerja.
Pukul 5 dini hari,dia masuk ke kamarnya kembali, sedikit terkejut karna Yibo ada di depan pintu menatap dirinya penuh penyesalan.
"Aku khilaf,maafkan aku."
Zhan tak menjawab,dia kembali berucap membuat Zhan hanya mampu mengangguk.
"Pagi ini,Lusi mengajakku cek up janinnya,kamu ingin ikut?"
.
.
.Zhan yang sedari kemarin belum tidur kini sudah ada di rumah sakit,hatinya terlampau sakit,hujan perlahan turun gerimis mengerti dirinya yang butuh menangis.
Zhan sudah menduga jika mertuanya pasti akan sangat gembira bahwa anaknya akan memiliki keturunan,itu sudah terjadi pagi-pagi sekali,mendapuk pernikahan sesamanya dengan Zhan dan tertarik dengan Lusi.
"Kenapa tidak sejak dari dulu kamu hadir Lusi?ibu sangat mengharapkan cucu darimu.."
"Tolong jaga janin ini baik-baik,ini keturunan Wang."
"Nanti ibu akan siapkan kamar untukmu dengan Yibo."
Dia menunggu di luar saja,dari luar saja dia mendengar kekehan mertuanya yang melihat USG cucunya.
Zhan mendadak gemetar,tubuhnya terasa sangat amat pegal.
"Aku terlalu syok."gumamnya dalam hati."Ugh.."dia melenguh,ini menyakitkan,hatinya sakit ketika menyadari hal yang tak seharusnya terjadi.
Dia memejamkan matanya sejenak,dia segera bangkit dan berlari ke kamar mandi,membuka closet dan mengeluarkan semua makanan yang sudah dia makan dengan paksa sedari pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️
Fanfiction""Tolong berbicara dengan tenang." Wanita itu menelan air matanya,berusaha tenang,setelah menangis sesenggukan dia mulai tenang, dilihat wanita di depannya begitu muda, seperti anak yang baru lulus sekolah. "Aku..aku..aku mengandung anak suamimu.." ...