Jalang Perusahaan

1.7K 165 13
                                    

Tak melihat siapa yang lemah tak peduli siapa yang kuat,dunia tetap berjalan sebagaimana mestinya,setelah pembujukan yang cukup panjang dan penuh keputus asaan,mereka akhirnya berangkat ke Amerika serikat untuk menggelontorkan uang dengan pengobatan yang terbaik sesuai saran Justin,baru berjalan dalam 6 bulan,Yibo sudah sangat ingin mati, beberapa kali Zhan membuatnya frustasi ketika pria manis itu mendadak di kabarkan drop dan harus melakukan tindakan dengan cepat.

Kemoterapi yang menyakitkan masih tetap dia lakukan dengan baik,kadang Zhan mengeluh dan ingin pulang menemui putranya,antara Yibo dan Zhan tak sekalipun mereka membicarakan tentang hubungan mereka saat ini,Yibo tak berani memulai,Zhan juga tidak peduli.

Ketika waktu senggang yang banyak,Zhan membuka suara dan mengakui dirinya pernah jatuh cinta setelah bercerai dengan pria di depannya,tentu saja Yibo merasakan sakit yang sama,lebih sakit ketika Zhan mengatakan jika pria itu masih idup dan bisa saja berkeliaran di ibu kota,Yibo menutup mulut Zhan dengan segera,dia cemburu.

Walau lelah Yibo melakukan ini sebagai penebusan kesalahan yang dia lakukan,apa pun yang terjadi dia akan terikat dengan Zhan sampai mati.

Yibo sering sekali bergadang,kadang dia juga jatuh sakit namun itu tak membuatnya lemah dan ingin kembali ke kamar rawat Zhan setiap hari,menatap Zhan tertidur tengah malam,dan bertanya-tanya, bagaimana Zhan melakukan hidup seberat ini?

Yibo penderita insomnia,dia sering tertidur ketika Zhan akan bangun,dan seperti itu siklus hidupnya di Amerika,sangat jauh lebih tidak terawat daripada dengan ibunya.

Zhan menikmati sesi liburan penuh penyakitnya,dia melakukan video call dengan putranya,dan menanyai kabar mereka.

Karna Yibo yang tak terlalu memberi tanggung jawab perusahaan kepada Ken,dan memberi tugas itu kepada manager perusahaan, beberapa kali Ken hanya mampir mengawasi dan mendata, selebihnya dia di tarik sang ayah agar ada di perusahaan milik keluarganya yang entah siapa.

Ken di minta bekerja untuk ayahnya,agar ada di samping ayahnya menjadi sekretaris seperti yang Ken lakukan kepada Yibo,dengan dalih sebagai pembayaran setiap nafas yang Ken hembuskan.

Tentang tekanan psikologis,Ken tidak pergi kemana pun,tidak ke psikolog,maupun psikiater,dia hanya menekan mentalnya dan menjalankan hidupnya seperti boneka.

Ken bahkan tak segan menghubungi Yibo yang ada di Amerika sana, menanyai kepulangan kapan, Ken beberapa kali menghubungi Yibo hanya untuk mengganggu pria itu,berharap jika Yibo tau keadaannya tanpa harus dia membuka mulut.

Ken terkadang mengunjungi panti jompo,hanya sekedar membawa makanan kepada mantan nyonya yang kini sudah buta permanen,menaruh di depannya sesekali menyuapinya,Ken bertanya kepada dirinya sendiri,untuk apa dia melakukan kegiatan sosial seperti ini kepada nyonya yang jelas-jelas tak memiliki hubungan dengannya,tapi setelah Ken berpikir,dia merindukan sosok Chen Lie sebagai seorang ibu.

Ken berjalan mengikuti lorong perusahaan sedikit guntai,datang sebagai sekretaris dengan laporan segudang di tangannya,dia benar-benar di perbudak oleh ayahnya, sekretaris yang memiliki status rendah.

Awalnya Ken sangat gembira,ketika sang ayah mengakui kepada rekan bisnis jika Ken putranya yang manis.

Namun berubah menjadi sangat menjijikkan ketika ayah mendorong Ken ke singa jantan ganas,yang memakai Ken seperti seorang jalang dengan alasan agar hubungan kerja sama perusahaan begitu baik.

Harga diri Ken benar-benar jatuh dan menjadi jalang perusahaan ayahnya sendiri.

Ken bahkan pernah berlari ke arah ibunya,dia di tolak mentah-mentah saat itu juga,bahkan pernah bersujud agar membiarkannya bernafas tanpa meladeni pecandu seks rekan kerja ayahnya.

Ken bisa saja lari,namun mengatasnamakan hutang,Ken menjadi rendah diri,melakukan apa yang ayahnya suruh dengan sukarela.

Hari ini dia menghadiri rapat,wajahnya kuyu dan siap untuk ambruk,setelah semalam di hajar habis habisan oleh pria yang sedang rapat dengan ayahnya ini.

Ken tak melihatnya,ini sangat memalukan,tapi Ken melakukan dan benar-benar menjijikkan.

Malam ini juga dia melakukannya dengan brutal, seperti sampah yang di pakai bergilir tanpa ampunan,hingga dia berdarah dan tak mampu bangkit lagi hanya untuk menelan setetes air.

Namun paginya lagi,dia muncul di perusahaan seolah tidak terjadi apa-apa,beberapa kali benar-benar tak sadarkan diri ketika sedang rapat.

Malam berikutnya Ken hanya duduk termenung di meja apartemennya,dia merekam dirinya sendiri dengan ponsel pribadinya,dia hanya diam dengan mata kanan lebam.

Dia tersenyum tulus ke arah kamera,berkata jika malam ini dia dapat bernafas dengan lancar,dia berbicara padanya sendiri di kamera, menceritakan tentang apa yang tak bisa dia rasakan lagi,dia juga tak segan membanggakan ayah di usianya kecil, seperti seorang pahlawan yang pulang larut malam dengan alasan bekerja.

Ken juga menunjukkan hidungnya yang memar,bahkan mimisan ketika sedang di rekam,dia tidak khawatir,dia bersikap tenang membiarkan darah itu menetes melewati mulutnya.

Dia tidak sakit fisik,namun sakit mental,dia merengkuh dirinya sendiri,namun terjatuh juga dengan sendirinya,Ken membuka laci melihat sebuah pisau lipat dan mengambilnya.

Sejenak dia buka lipatan,lantas memeriksa nadinya sendiri mencari celah yang bagus,namun ketika akan melakukan kegiatannya..

"PAMAN CHERRY...."teriakan itu mengagetkannya, apalagi perempuan kecil itu tiba-tiba membuka pintu kamarnya.

Jia naik ke ranjang Ken dan berloncat-loncat disana,Ken segera bangkit membereskan semuanya, mengambil ponselnya dan mematikannya dengan cepat.

"Paman Cherry,Daddy tadi bertanya kabarmu,apa paman tidak menghubungi Daddy ya?"

Ken menggeleng,"Siapa yang mengantarmu kemari?"

"Nenek Alice.. Jia merengek tadi kemari, bermain dengan Qiang itu membosankan,dia sibuk membaca buku sedangkan Yong sibuk dengan mobil-mobilannya,sedangkan aku..aku bosan terperangkap di rumah."

Ken menatap Jia dengan tatapan kosong,dia ingin istirahat,kenapa Alice malah mengajak Jia kemari,tak ingin peduli dengan Jia,Ken memilih duduk di balkon,membiarkan Jia melakukan apa pun yang dia mau.

Ken menatap ke depan dengan kosong, beberapa kali menahan nafas hanya untuk menghentikan nafasnya tanpa usaha.

Jia menghampiri Ken,"Apa Jia boleh meminta susu?"

Ken menoleh,"Setelah itu Jia harus tidur,atau ingin paman antar pulang?"

"Boleh Jia menginap saja?hehe Jia tadi bilang begitu ke Alice.."

Ken tak menjawab,dia ke dapur menyeduh segelas susu untuk Jia,Jia hanya melihatnya dengan seksama, menawarkan beberapa hal agar menarik perhatian Ken,namun Ken benar-benar tak memiliki ketertarikan apa pun.

"Paman Cherry.."

Ken tak menyahut.

"Paman.."

"Paman airnya sudah mendidih!"

Ken segera bangkit dengan keterkejutan,mematikan kompor dan menuangkan setengah gelas dan menambahkan air dingin agar tak terlalu panas.

.
.
.
.
To be continued

不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang