Kamu Mengenalnya?

2.6K 220 6
                                    

Xiao Zhan kembali ke lokasi syuting setelah pagi ini menyiapkan suaminya terlebih dahulu semua yang dia perlukan,mulai dari pakaian hingga sarapan untuk hari ini,Wang Yibo belum bangun,sedari tadi merengek ingin tidur lagi sebelum jam kerja,baiklah Zhan mengalah saja.

Sampai di lokasi syuting,dia segera berias,karna sekarang take adegan di gedung jadi tidak terlalu panas,dia melepas jas yang dia pakai dan membiarkan sang stylist merapikan rambut dan make up secara bersamaan.

"Kau hebat Xiao Zhan,sekali take kau sudah menyelesaikannya.. bagaimana partnermu mendapat keuntungan jika begini hahaha.."kata pak sutradara dengan candaan yang sedikit menyindir beberapa orang,kecuali Zhan sendiri.

"Keuntungan apa yang di cari.. bekerja dengan mereka saja aku sudah senang."

"Aishh kamu lebih senang dengan drama kolosal wangxia daripada modern,aku tau seleramu..nanti aku akan pilihkan yang bagus untukmu lain kali."

Zhan hanya terkekeh sambil terus memejamkan matanya membiarkan mua melakukan apa pun keinginannya.

Zhan sudah ketara pusing,untuk melihat script saja sudah blur,tak tau apa yang terjadi namun dia harus melanjutkan syuting hingga selesai tepat waktu.

"Eoh Zhan gege..kau mimisan."pekik mua membuat Zhan sontak menarik tissue untuk membersihkan hidungnya.

Dia membungkuk ke lantai,darahnya menetes,ahh ini sangat banyak bahkan Xiao Zhan yang spesial di tangani sutradara langsung, mengambil beberapa tissue lagi untuk menghentikan pendarahan di hidungnya.

"Zhan, istirahat sejenak kau sudah terlalu bekerja keras."

Zhan mengangguk lesu,wajahnya mendadak sekali pucat, kepalanya juga sangat sakit,kadang dia akan mengeluh pada suaminya,tapi itu baru-baru menikah,sebelum menikah dia tak mengeluh kepada siapa pun,dia tidak punya siapa-siapa untuk di ajak mengeluh apalagi berbicara,dia sudah si setel untuk hidup sendiri,terbukti dia hanya anak yatim piatu yang tak tahu dimana orang tuanya,anak dari gedung panti asuhan yang mengatakan dirinya ke panti sebab orang tuanya mati kecelakaan ketika Zhan masih bayi.

Tak terlalu memikirkan apa pun,namun ini cukup berat,kepergian orang tuanya malah membuat Zhan kewalahan untuk dirinya sendiri,segala penyakit dia tampung dengan baik,tak berat hanya hal ringan-ringan karna tak menjaga pola hidupnya.

15 menit memejamkan matanya,Zhan di buat terbangun karna getaran ponselnya mengatasnamakan Wang Yibo di sana,bukan tak sayang hanya saja Yibo sungguh lenggang untuk menghubunginya beberapa kali,jika dia menuliskan nama terlalu sayang, takut-takut siapa tau ada yang melihat ponselnya berdering.

"Eoh?aku baik-baik saja,jangan dengarkan pengawalmu, aku tidak pa-pa disini."

"Hanya mimisan biasa.."

Perlahan semua take sudah dia habiskan,lagi pula takenya lumayan masuk ke seluruh isi tenaganya,sick male lead yang cukup menguras emosinya karna sibuk meneteskan air mata hingga ketika pulang matanya sedikit bengkak.

"Aku akan pulang lebih awal,take ku sudah hampir habis."ucap Zhan,jujur dia sudah lesu sekali,bahkan rambutnya sudah tak tertata lagi.

Dengan lesu dia ke wastafel, sedikit muntah untuk penyakit gerd-nya yang lumayan kritis jika sudah beberapa waktu terlambat makan.

"Zhan!"

Zhan langsung flash air agar muntahannya larut,membersihkan mulutnya dan menoleh ke belakang,betapa terkejutnya dia melihat seorang wanita muda dengan perut menggemaskannya,Zhan menaikkan alisnya sambil berkumur lantas melepehnya.

Dari nada bicara perempuan tadi,seolah seperti ingin menyampaikan hal serius,bukan seperti penggemar biasanya yang begitu antusias bahkan seperti kesetanan.

"Zhan gege.."

"Ahh ingin berfoto dengan saya?baiklah tapi jangan di sini, terlalu buruk."

"Zhan gege,tolong akuu..ini sangat menyakitkan,tolong aku..aku tidak ingin hal ini menjadi aib bagi dirimu sendiri.."

Zhan yang mendapatkan guncangan dari wanita muda ini segera menghentikan aksinya,memegangi kedua pundak wanita yang terlihat mengenaskan ini,kasian.
"Tolong bicara perlahan,saya tidak memahami jika anda seperti ini."

"Wang Yibo...hiks.. Wang Yibo.."

Zhan segera melonggarkan cengkraman erat di pundaknya,tidak mungkin orang tau Wang Yibo berhubungan dengannya jika orang biasa,wanita di depannya seperti orang dekat.

"Tolong berbicara dengan tenang."

Wanita itu menelan air matanya,berusaha tenang,setelah menangis sesenggukan dia mulai tenang, dilihat wanita di depannya begitu muda, seperti anak yang baru lulus sekolah.

"Aku..aku..aku mengandung anak suamimu.."

Zhan yang mendengar itu sedikit terkekeh kecil,ahh kenyataan apa lagi ini,bahkan dengan gamblang wanita muda itu menunjukkan cincin yang sama dengan yang di pakai Xiao Zhan.

Zhan membungkam dirinya,bukan apa-apa tapi cincin ini sangat baik dia pesan agar tidak ada kemiripan kepada pengguna lain.

Zhan hampir meluruh ke lantai jika saja wanita itu tak menahannya.
"Zhan gege.."

....
.
.
.

Zhan membawa wanita itu ke mobilnya tanpa tau nama dari wanita itu,di mobil Zhan diam tak berbicara seperti biasanya dari telepon dengan Yibo,bahkan panggilan masuk mengatasnamakan Wang Yibo dia diamkan.

Zhan sedikit gemetar,apalagi dia kembali mimisan membuat tissue berantakan di mobilnya,dia terus mengganti beberapa tissue,darahnya sangat sulit membeku.

Dia sangat terpukul,sakit kepala hebat ingin sekali dia menangis sekarang,namun sebentar lagi akan sampai rumah.

Seperti biasanya dia kembali menyiapkan makan malam, membiarkan wanita muda itu duduk di meja makan,walau beberapa kali wanita itu mendekati Zhan sekedar membantu,Zhan menolak, wanita itu tidak berhak menyentuh dan memasuki dapur keramatnya.

"Kamu diam saja disana, sebentar lagi suamiku akan pulang."

"Lao Lusi,itu namaku."

Zhan tak menggubris,tangannya teriris pisau pun dia tampak biasa saja lantas langsung melilitkan kain kasa tanpa obat,hatinya ketulung sakit,di lain hal dia sangat percaya suaminya,di lain hal juga tak mungkin orang tau hubungannya dengan Yibo jika orang itu bukan orang dekat.

Apa seseorang menjebak suaminya?

Lusi duduk melihat Zhan mondar mandir di dapur dengan jari yang terluka.

"Sayang..kamu sudah pulang?kenapa tidak mengangkat teleponku tadi? bagaimana keadaanmu?"pertanyaan beruntun membuat Zhan terkekeh kecil atas keprihatinan dirinya sendiri.

"Sayang,kamu masak ap-"Yibo di buat terkejut,ketika benar-benar masuk dapur,dia melihat Lusi dengan perut buncitnya.

Zhan tak menoleh,dia menunduk dalam sambil memotong daging.

Lusi bangkit mendekati Yibo,tatapan matanya amat sangat sendu,Yibo tak menggubris pandangannya.
"Jangan pernah melupakanku."kata Lusi.

"Lao Lusi.."

Zhan tersenyum pedih, mendengar Yibo mengenalnya,kenapa...

31 Desember 2022
Bali

不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang