Bukan Yang Pertama

1.9K 168 16
                                    

Zhan menatap lemah ke arah Justin,setelah tadi pagi sudah terbangun,Zhan belum berbicara apa pun kepadanya,hanya menatapnya sambil menangis.

Justin menjadi canggung,apalagi Zhan tak menanyakan kehadiran anaknya dimana,Justin semakin khawatir jika Zhan memang tidak menginginkan anaknya sama sekali.

"Katakan ada yang sakit?"

Zhan menggeleng,dia lebih merindukan Yifeng daripada sakitnya.

"Kau punya 2 putra kembar,ingin melihatnya?mereka sangat menggemaskan, tapi mata mereka belum terbuka dengan sempurna,aku akan antar kau melihatnya."

Zhan tetap menggeleng,setelahnya dia menoleh ke arah lain untuk kembali tidur,itu terus terjadi hingga satu minggu ke depannya,ketika Zhan lebih membaik dia hanya bersuara ketika haus dan meringis saja.

Zhan akan kembali ke publik setelah ini,apalagi artikel menyebar jika dia ada di rumah sakit sudah ke media.

Zhan melangkah sendiri ke ruangan bayinya,ruangan khusus untuk bayi yang spesial juga,dia hanya bisa melihat dari luar,bahkan terhalang kaca,dia tidak tersenyum seperti Yibo yang senang melihat anaknya,Zhan hanya menatap tanpa ekspresi setelahnya dia pergi menggiring infusnya untuk membayar semuanya ke depan, beberapa pasang mata melihatnya,apalagi dia kini sudah berpenampilan layak dengan rambut terbelah dua tak mengurangi kadar ketampanannya,hanya saja dia menjadi lebih tirus.

Dia tidak memiliki aset lagi, asetnya masih memiliki nama Yibo itu sendiri,dia juga tidak ingin menagihnya, berhubungan lagi dengan Yibo memang membuat menjadi sangat kaya,tapi itu melelahkan,lebih baik dia bekerja dan hidup sesuai keinginannya,anggap saja dia bersedekah untuk orang yang sudah kaya.

Zhan melihat bagaimana orang melihatnya,membuatnya pusing hanya dengan tatapan mereka, tiba-tiba saja dia terhuyung ke belakang dan jatuh pingsan.

.
.
.
Yibo menatap tabletnya amat sangat lama,Ken yang sedari tadi duduk di sebelahnya menoleh ke tablet dimana menampilkan artikel Xiao Zhan yang tak sengaja muncul ke publik.

Artikel Xiao Zhan sakit malah di benarkan,Ken segera bangkit,memakai jasnya,"Ingin mencarinya?"

"Kenapa dia tidak menemuiku?"tanya Yibo,mendongak ke arah Ken dengan mata penuh kerinduannya.

"Apa dia sudah nyaman bersembunyi dariku?biarkan saja,itu keinginannya."

Ken kembali duduk, memalingkan wajahnya tak ingin menjawab apa pun,Ken tak bisa menyalahkan keputus asaan Yibo sekarang,hampir setiap hari pria itu meminta detektif swasta untuk mencari orang yang jelas-jelas masih hidup,namun nihil terus saja kehilangan harapan.

"Aku akan pulang lebih awal hari ini."

Yibo segera bangkit,dia akan ada acara makan siang dengan sutradara dan juga prosedur untuk iklan yang dia butuhkan.

.
.
.
Nyonya Wang,alias Lusi kini sudah bersiap untuk pulang,sambil menggendong bayi perempuan manisnya yang sudah terlelap dalam pelukannya.

Lusi mencium keningnya,setelahnya dia segera berangkat untuk pulang di temani mertuanya.

"Ibu,apa Yibo sudah menyiapkan nama?"

"Belum,dia sudah berjanji akan menyiapkan nama,tunggu saja,lebih baik kamu fokus saja bagaimana menarik perhatiannya,ini sudah sangat lama,dia juga masih tak dekat denganmu."

"Maafkan aku Bu.."

.
.
.
Justin menyajikan makanan rumah sakit di meja kecil tepat dimana Zhan duduk,tanpa di suruh juga Zhan menyendok makanannya sendiri walau tangannya masih sedikit gemetar,Justin ingin membantu namun melihat bagaimana diamnya Zhan,dia mengurungkan niatnya.

"Untuk ke depannya,biarkan bayimu tinggal di rumah sakit,mereka akan mendapatkan pengobatan."

"Apa mereka sakit?"

"Putra kedua..berat badan yang jauh dari kakaknya,dan juga dia menurunkan penyakitmu padanya,dia butuh penanganan khusus dalam jangka waktu lama."

Zhan yang mendengar itu rasanya akan kiamat,bayinya mengalami masalah hati,dan dia penyebab satu-satunya itu terjadi,apa dia akan mengurusi anaknya selamanya?berapa lama?dia saja tidak tau berapa lama dia sendiri hidup.

"Berikan yang terbaik untuk anakku dahulu,jangan pedulikan aku disini."kata Zhan.

"Akan aku lakukan keduanya,kau hanya perlu datang di saat aku minta,ini demi dirimu,untuk ke depannya aku akan menyuplai asi,kau hanya butuh menjaga kesehatanmu sendiri."

Zhan mengangguk,jiwa sebagai orang tua dari anaknya seolah membara,setelah ini dia tidak akan bisa diam saja,meratapi nasib,tentunya dia harus bekerja lebih keras lagi dari sebelumnya,penanganan untuk anaknya tidak bisa di bilang murah,apa dia perlu meminta ke pada mantan suaminya?ahh tidak,lebih baik dia bekerja siang malam daripada bersujud meminta bantuan.

Kepulangannya yang sendiri dari rumah sakit sudah di sambut di depan apartemen oleh pria yang hampir setiap tahun mengejarnya menanyai kesediannya terhadap drama baru.

"Jangan memulainya lagi."kata Zhan, membuka kata sandi pintunya lantas masuk di susul olehnya, sutradara yang sangat punya banyak waktu jika ini tentang Zhan, berkebangsaan Korea dan memiliki karya drama terkenal yang dia sutradarai.

"Tuan Lee,aku tidak berminat pada drama,kau lihat sendiri aku baru pulang,jangan memulai hal bodoh denganku."

"Ahh harusnya kau punya manager,aku akan berbicara dengan manager daripada denganmu,jangan salahkan aku,aku menawarkan pekerjaan yang sederhana setelah kau menghilang begitu saja."

"Ahh membosankan,pulanglah aku sangat lelah,kau tau artikel yang tersebar maka pulanglah..aku ingin istirahat lagi.."

Sutradara itu tak akan goyah,dia tetap menampilkan kontrak di depan Zhan dengan kakunya.

"LEE!!"bentak Zhan, kepalanya terasa sakit hanya dengan melihat kontrak yang rumit itu.

Zhan mengacak rambutnya,rasanya sangat kacau di hadapannya,dia menekuk lututnya di atas sofa memeluk kepalanya.
"Pergi aku mohon!"

"Kau perlu ke rumah sakit?"

"Aku akan memanggilmu nanti,jangan membahasnya sekarang, aku ingin sendiri."kata Zhan.

.
.
.
Ken harus menarik Yibo agar segera usai, bagaimana pria bodoh ini mampu ke bar hampir setiap hari.

Kegiatannya setelah pulang bekerja tak melupakan bar yang menjadi saksi gilanya dengan alkohol,dan Ken akan menjadi tongkat untuknya pulang bahkan harus membereskan kekacauan apa saja yang dia lakukan di bar selama dia mabuk demi nama baik perusahaan.

Seperti hari ini dia sudah melukai seorang pria bartender dengan memukulnya tanpa alasan,hanya karna tak menyajikan minuman yang dia minta tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Ken harus memberinya uang kompensasi dan memintanya agar ke rumah sakit dengan taksi serta uang milik Ken itu sendiri.

Ketika membantu Yibo agar masuk mobil,malah anak itu berjalan menjauh sempoyongan di trotoar,Ken juga harus mengejarnya,takut jika Yibo akan terjatuh di jalan.

"Yibo! Hey!"

Yibo tak menggubris memilih tetap berjalan walau hari mulai gerimis.

Dari jauh dirinya melihat sambil memasukkan tangannya di saku karna hawa dingin,tatapan matanya amat sangat kuat dan tajam,membangkitkan jiwa yang rapuh kini ada di dirinya.

"Wang Yibo..."


不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang