Last

2.1K 126 16
                                    

Yibo duduk mengusap jemarinya dengan halus,tangannya ternyata sudah mulai keriput,matanya sayu.

Apakah ini benar-benar karma?

"Dimana Zhan?apa dia datang kemari?"suaranya lemah,terkesan sakit-sakitan.

"Dia tidak datang,hari ini dia ada jadwal ke rumah sakit,jadi tidak sempat menjenguk mama."ucap Yibo,suaranya terdengar biasa saja,jauh di lubuk hatinya paling dalam,dia merasa kehilangan sosok ibu yang egois itu.

"Pinta dia datang,saya mohon..."

"Aku akan mencoba meneleponnya,tunggu dulu."

Yibo lantas bangkit dari duduknya,benar saja sekali dia menelpon,pria itu selalu tepat waktu menjawabnya.

Cukup sengit permintaan Yibo kepada Zhan,awalnya Zhan menolak dengan alasan memiliki rasa muak,dan enggan menaruh simpati kali ini saja,jika di buka lebar,hati Zhan baru dan dia tak menyukai apa yang benar-benar tidak dia sukai,termasuk Lusi,rasanya sangat tidak enak jika membahas mereka yang bersekongkol dengan begitu rapi.

Tapi sebagai orang muda,dia mengalah,mendatangi panti jompo tempat Chen Li di tempatkan.

Wanita itu tampak lebih kurus,katanya dia mengidap kanker otak,rambutnya sudah tidak ada,dan sembuhnya juga sangat kecil.

"Yibo.."panggil Zhan dari ambang pintu,ada si kembar kecuali Jia karena hari ini Jia sedang sekolah.

Mendengar suara Zhan yang amat sangat dia kenali,segera Chen Li bangkit,menjatuhkan tubuhnya meraba kaki Zhan dengan semangat frustasi.

Merafalkan nama Zhan berulang kali untuk bersujud di kakinya.

Suaranya lirih,meminta maaf atas apa yang di lakukan dan dia katakan dari tubuh ini,Zhan tentu saja berniat tak menghindar,biarkan saja,terserah apa yang di pikirkan Yibo tentang sifatnya,ini beberapa bagian sifat dari Ken yang bisa dia ambil.

Sangat angkuh dan tak ingin memgalah,tapi ada kedua putranya,dia harus bersikap baik kepada nenek mereka bukan?

"Sssttt...sudah sudah..apa yang Mama lakukan hmm.." kata Zhan membantu wanita itu kembali duduk ke ranjangnya.

Tatapan Zhan masih sama,namun tidak dengan nada suaranya yang begitu lembut dan mendayu.

"Sudah sepantasnya saling memaafkan..mama cepat sehat ya.."

Zhan tak munafik jika dia tidak benar-benar bisa menjadi sebaik malaikat, hidupnya hampir mati,tak satu orang pun peduli,kecuali pria di sebelahnya dan juga Ken.

Wanita di depannya.. bukankah dia menentang Zhan amat sangat kuat hingga Zhan tak tampak wajahnya.

Tak sekalipun Zhan pernah benar-benar di anggap seorang menantu pada zaman itu,tak sekalipun Zhan di katakan sebagai anak di dalam keluarga itu,kecuali suaminya sendiri,alias ayah Yibo.

Sekarang wanita itu buta,bahkan sakit-sakitan,Zhan tak mengutuknya,ataupun berharap dia cepat mati,dia harap Chen Lie bisa tenang saja,dan menikmati hidupnya dengan baik setelah ini.

.
.
Tak sesuai dengan harapan,3 hari setelah dia bersimpuh meminta ampunan kepada Zhan,namun Zhan tak begitu menanggapi,hari ini Yibo berkabung sebagai seorang anak yang durhaka.

Ibunya meninggal dunia di usia 60 tahun,dengan kanker otak yang sudah mempengaruhi semua ingatannya,dia hanya ingat Zhan saat itu,jangan harapkan Yibo,dia melupakan segalanya,wanita itu hanya mengingat pernah menampar Zhan dulu,sisanya hilang.

Zhan terkekeh mendengar kematiannya,bukan di depan Yibo, sendiri di kamar,dia ingin ikut berduka,tapi kedukaannya justru tak memiliki emosi.

Apa ini akhir dari segala hal yang dia terima?kenapa mereka dengan mudah pergi meninggalkan dunia?

不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang