Menyerah

1.9K 196 18
                                    

Yiang segera membuka pintu dengan sekuat tenaga menghampiri papanya yang terjatuh di kamar mandi dengan pakaian basah.
"Papa."

Zhan segera bangkit meraih dinding yang ada di sekitarnya dengan tuntutan kecil dari si sulung.

Zhan melenguh pendek,Yiang tampak menatapnya dengan seksama,dengan mata bambi yang ingin menangis.

Zhan segera menenangkannya,"Gak pa-pa,tadi cuma kepleset,Gege Yiang mau ambilin papa minum bentar gak?papa haus."

Yiang segera mengambil tumbler di dekat ranjang segera ke dapur seperti yang di minta Zhan tadi.

Sedangkan Zhan merangkak hanya untuk mengambil baju ganti untuk mengganti bajunya,sambil mencari dan membuka laci kecil,ternyata hidungnya malah mengeluarkan cairan yang menodai baju.

Zhan mengusapnya sekali lantas mengganti bajunya sedikit terburu-buru,Yiang datang dengan tumbler air minum serta beberapa potong jahe yang tak dia mengerti bagaimana cara membuatnya.

Zhan mengerti maksudnya dan hanya meminum air dengan diam,Yiang tak bergerak lagi, membiarkan Zhan berbaring melepas lelahnya.

"Yiang gak tidur?"

Yiang menggeleng saja, melihat Zhan dengan seksama,Yiang menatap dengan serius,bahkan tak berani bersuara walau sudah di pancing oleh Zhan.

Zhan terkekeh,"Yiang terkejut ya?"

"Hmm,papa kenapa?kenapa papa jatuh tadi?"

"Enggak pa-pa..tadi papa kepleset sabun mandi,papa gak ada sakit apa-apa kok sayang,sekarang gege tidur ya,besok harus sekolah.."

Zhan memejamkan matanya perlahan, berusaha semaksimal mungkin mempertahankan matanya namun sungguh berat.

"Yiang tidur bareng papa aja ya?"

Tanpa mendengar balasan dari Zhan,anak itu memilih menarik selimut dan tidur memeluk kepala Zhan.

Zhan membiarkannya,tadi ketika ke kamar mandi dia ambruk karna sungguh tidak mampu menahan tubuhnya lagi,dia kehilangan banyak berat badannya,tubuhnya sudah sangat rusak, akhir-akhir ini dia sangat sering muntah,dengan darahnya.

Hal ini membuat Zhan mengkhawatirkan kedua putranya yang kini masih bersekolah.

Rasanya dia sudah mendapatkan apa yang dia mau selama ini,putra bungsunya sudah sembuh,hanya perlu kontrol beberapa kali lagi hingga usia remajanya nanti, hidupnya sudah lumayan bahagia hanya dengan kedua putranya.

Bahkan dia sudah hampir melupakan Yibo jika saja Yong tak sepersis itu dengan mantan suaminya itu.

Zhan sudah bertahan sejak sangat lama dan sudah melebihi target hidupnya setelah diagnosa,dia bertahan dengan baik dan merawat kedua putranya dengan baik.

.
.
.
Yibo mengantar Jia untuk ke sekolah dengan mobilnya,dia masih sangat bermusuhan dengan Lusi,entah kenapa 3 tahun yang lalu gadis itu tanpa sengaja dia temui dengan seorang pria di sebuah club malam.

Siapa yang tak tau jika Yibo juga suka club' malam hanya sekedar minum-minum.

Yibo tak menegurnya, membiarkannya berlalu tanpa ada masalah,bahkan 4 tahun lalu juga Yibo melihat yang sama namun dengan pria yang berbeda juga,Yibo sempat berpikir jika wanita itu selalu berganti pasangan setiap tahun, Zhan tetap diam.

Cinta bullshit yang di katakan Lusi seperti angin lalu yang sudah hilang entah kemana,Yibo juga tak jatuh akan kata-kata itu dari dulu hingga sekarang, perusahaannya yang ada sedikit masalah tak membuatnya gagal mencurahkan kasih sayangnya kepada Jia selama ini,walau dia sendiri sangat tak mempercayai gadis kecil di depannya sebagai anak biologisnya sejak setahun yang lalu ketika Lusi tanpa sengaja melontarkan kata-kata tak pantas ketika bertengkar dan mengakui Jia hanya miliknya seorang diri,bukan hanya itu Jia anak yang sangat manja dan pembangkang sekali,dari segi apa pun dia tak menyentuh sifat Yibo.

不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang