Zhan beberapa kali mengarahkan kakinya untuk sekedar berkunjung ke rumah sakit,melihat dari inkubator bagaimana sepasang bayi itu bernafas dengan bantuan alat,bahkan kakinya sangat kecil,dengan ukuran botol minum dan berwarna merah,Zhan tak ingin menggendongnya,dia tidak ahli,dan juga tidak berani.
Dan juga harus membayar perawatan bayinya untuk bulan bulan ke depannya,Zhan sedikit lesu,dia ingin mendengar suara bayinya tapi.. mereka selalu tertidur dengan nyenyak di ranjang mereka.
Melihat jantung kecil itu berdetak,Zhan merasakan sakit melihat mereka yang harus lahir dengan hidup yang rendah,ketika dokter mengatakan hal yang menyakitkan itu kaki Zhan terasa sangat lemas untuk berdiri saat itu,dia merasa bersalah atas apa yang telah terjadi kepada anak-anaknya.
Melihat suster menghampirinya segera Zhan menghampiri,menyerah sebuah paperbag,"Ini sebagai ucapan terimakasih saya."
"Ah benarkah? terimakasih tuan Zhan."
Ketika Zhan hendak pergi tiba-tiba saja suster itu menahannya,mendekatinya lantas berbisik,"Tolong berikan saya sebuah tanda tangan sebagai hadiah penggemar."
Zhan terkekeh kecil,lantas menoleh mengambil kertas yang suster itu,"Anda lebih tau apa yang terjadi dan tetap menginginkan tanda tangan saya?"
"Saya tidak peduli,saya menyukai apa pun tentang anda."
Zhan membungkuk lantas pergi,rasanya sangat canggung bertemu dengan yang namanya penggemar,Zhan telah lama menghilang dan dia akan muncul lagi ke publik dengan tarikan agensi.
Tapi tidak sekarang dia butuh waktu hingga suasana stabil,hari ini dia datang untuk menghadiri sebuah jamuan makan malam dengan kliennya.
.
.
.
Yibo masih tepar setelah mabuk berat kemarin malam,walau sudah di bangunkan Lusi agar segera bangun,namun manusia itu tetap bergerak tidur dan mengadu malas kepada Ken.Bahkan ada seorang bayi perempuan yang baru saja di taruh di sana agar Yibo segera bangun barang sebentar saja,bayi kecil nan cantik seperti ibunya,lehernya yang kecil juga memiliki kalung dengan liontin persegi panjang dan tertulis nama aksara China yang di baca Wang Jia,namanya Jia yang artinya keindahan.
Sambil menjulurkan lidahnya dan tersenyum ke arah langit,anak itu juga pandai menangis membangunkan Yibo setelah sekian lama.
Sontak membuat Yibo bangun, bagaimana tidak,suaranya memilukan sekali di telinga Yibo yang bertepatan tertidur di sebelahnya.
Ketika hendak menggendongnya, tiba-tiba Lusi datang dari luar dengan pakaian rapi,Wang Yibo mengurungkan niatnya.
"Akan kemana?"tanyanya."Tidak tau,Ken menyuruhku bersiap."kata Lusi mengambil anaknya yang sudah lama menangis.
"Seharusnya aku yang bertanya,kita akan kemana,Ken memintaku untuk menemanimu malam ini untuk keluar."
.
.
.
.
Zhan melihat dirinya di cermin taksi yang dia gunakan,wajahnya sedikit lebih pucat daripada pagi tadi."Sangat lelah.."batinnya.
Perjalanan berjalan begitu cepat,rasanya Zhan baru memejamkan matanya namun sang sopir sudah membangunkannya agar segera turun,Zhan segera mengikuti apa katanya,jalannya sedikit oleng,namun terjaga berkat sebuah pot yang tepat ada di sebelahnya.
Arlojinya memperlihatkan pukul 8 malam,sebelum terlambat Zhan segera masuk ke sebuah gedung dan menuju lantai atas,dia di antarkan sampai ke depan pintu, tangannya berkeringat dingin,sudah lama sejak dia kembali berkumpul dengan sebuah perusahaan,kini dia kembali setelah sekian lama dengan penampilan sedikit kacau.
Ketika dua daun pintu dia dorong, penampakan orang-orang menoleh ke arahnya,banyak sekali orang-orang termasuk crew inti sedang duduk menghentikan perbincangan mereka setelah melihat Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️
Fanfiction""Tolong berbicara dengan tenang." Wanita itu menelan air matanya,berusaha tenang,setelah menangis sesenggukan dia mulai tenang, dilihat wanita di depannya begitu muda, seperti anak yang baru lulus sekolah. "Aku..aku..aku mengandung anak suamimu.." ...