Zhan mengigit bibir bawahnya,ngilu sekali,dia masih bergulung dengan selimut,menggepal tangannya dengan erat,melihat koper yang masih ada di sebelah pintu.
Kejadian semalam dia tidak mengingat apa pun,dia pingsan dan sekarang dia demam,untuk syuting sebentar lagi,dia ingin menenangkan dirinya sejenak.
Di dapur Lusi sedang berpikir keras untuk apa dia sarapan sekarang,jika terus roti dia sudah ingin muntah hanya memakan itu ketika pagi,dia harus sedikit lebih bertenaga.
Dia hanya wanita 19 tahun,sekarang dia harus berubah di dapur dalam sekejap,setelah memutuskan dan memaksa Yibo agar dia ikut tinggal dengan mereka.
Mendengar suara sepatu,Lusi mendongak,melihat Zhan dengan sepatu putih Converse miliknya, menghampiri dapur dengan tas kecil di punggungnya.
"Apa yang kau masak?"tanya Zhan menoleh Lusi seperti memasak nasi goreng disana.
Zhan menoleh mendekati,dia mengernyit,"Jangan isi seafood,Yibo alergi dengan itu,kau sudah tau?"
Zhan mengambil sendok mengusapnya dengan tissue untuk menyendok rasanya,ketika nasi goreng buatan Lusi masuk ke lidah Zhan,Zhan kembali berdecak lidah.
"Apa rasanya sudah seperti MasterChef Indonesia?"tanya Lusi dengan mata berbinar.
Zhan menelannya,dan mengangguk,"Hmm tereliminasi sejak awal,ini terlalu pedas,tidak rasa,kamu tidak isi sayur, seperti nasi yang di goreng tanpa bumbu,chef Juna akan mendepakmu saat itu juga."
Lusi menatap kecewa,dia kira Zhan akan memujinya,walau nasgor buatanya tak seenak itu,dia mendumel,"Setidaknya puji saja."
"Aku ingin mengajarimu untuk bekal,tapi waktu sudah terkuras habis,sebaiknya jangan mengeluh,roti dengan susu sudah terbaik untuk Yibo."kata Zhan sambil mencuci tangan dan mengelapnya hingga kering,ke meja makan memoleskan roti sambil menaruh tas di kursinya,selai blueberry sebagai selai favorit Zhan,serta selai kacang juga,namun jarang dia gunakan,karna sudah bosan sejenak.
Melihat Yibo datang dari atas,Zhan menaruh roti yang sudah di olesi selai serta segelas besar susu,di piring,tanpa mengucapkan apa-apa lagi dia pergi tanpa berpamitan dengan sang suami.
Yibo yang melihat Zhan keluar hanya diam sambil melirik ke Lusi dengan tatapan tanda tanya,yang peka hanya menaikkan bahunya tidak tau apa-apa.
Zhan masuk ke mobil sambil memasang earphone kesayangannya menuju lokasi syuting,dia bersenandung sendiri,melupakam apa yang terjadi kemarin dari membuka mata sampai pingsan,matanya sedikit menutup karna memar,dan juga bibirnya yang ada luka yang belum kering.
"Tuan,kita hampir sampai."
Pak taksi menyadarkan Zhan,lantas Zhan segera berberes untuk keluar,sekarang dia syuting di pinggir hutan,adegan frustasi yang cukup emosional,ini ending.
Zhan bahkan harus bermain tanah untuk mendapatkan take terbaiknya,terbentur beberapa kali ke pohon karna adegan yang berulang di lakukan.
"Cut!!"
"Zhan pakai pemain pengganti saja!"Zhan menggeleng,"Gak!"
Zhan kembali melanjutkan acting dengan kemeja bersimbah darah,karna adegan terakhir tadi iyalah adegan penusukan sebagai bentuk pengkhianatan.
Zhan menatapnya keras sambil tertawa dengan gigi bernoda darah,"Hahaha..kau pikir aku selemah itu untuk menuruti keinginanmu, sampai mati pun kau tidak akan mendapatkannya.."
Srek!!
Zhan dituntut untuk memiliki ekspresi terkejut dan juga kekecewaan secara bersamaan.
"Lao Wen.. KE NERAKALAH!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️
Fanfic""Tolong berbicara dengan tenang." Wanita itu menelan air matanya,berusaha tenang,setelah menangis sesenggukan dia mulai tenang, dilihat wanita di depannya begitu muda, seperti anak yang baru lulus sekolah. "Aku..aku..aku mengandung anak suamimu.." ...