Zhan kehilangan akal sehatnya untuk rasa sakit yang dia rasakan,setidaknya dia sampai di ibukota,dengan pakaian berantakan dan menjadi pusat perhatian,bukannya menolongnya namun orang malah melihatnya seperti orang gila, wajahnya yang kotor serta rambut yang berantakan membuat penampilannya bukan seperti Zhan,apalagi dengan perut yang tak bisa di bilang biasa saja.
Zhan menghampiri sebuah taksi, menggedor kacanya lantas membuka pintu taksi,dia hanya bisa mengerang kesakitan.
"Tuan,anda baik-baik saja?"
"Dasar buta!"umpat Zhan meremas perutnya dmdengab wajah kesetanan.
Oke pak supir paham, penumpangnya kesakitan dan harus di bawa ke rumah sakit.
Tenaganya habis namun sakit yang di rasakan menuntutnya untuk terus berteriak dan mengeluh sakit sekali.
Ini baru 6 bulan,kenapa sesakit ini,Zhan merasakan khawatir dan sakitnya secara bersamaan, khawatir jika terjadi sesuatu dengan anaknya sekarang.
Sampai di rumah sakit dia segera di tangani,Justin menjadi orang pertama yang mengenal Zhan,walau Justin bukan dokter kandungan,tapi dia ada disana menemani Zhan sebagai seorang dokter yang juga berhubungan dengan penyakitnya.
Justin juga harus menjadi wali dan orang yang akan membawa nama Zhan di rumah sakit ini,ah tanggung jawabnya sedikit berbahaya,memasuki ruang operasi untuk mengangkat anaknya,Justin yang mendengar penuturan dokter di depannya tentu sangat terkejut.
Justin tau Zhan hamil,tapi tak tau jika akan harus di angkat begitu saja,bayinya menjadi prematur baru 6 bulan,dan resikonya sangat tinggi.
"Tidak ada cara lain,atau kita kehilangan semuanya,ada racun di tubuhnya,penyakit liver,apa yang harus di tunggu,CEPAT SIAPKAN RUANG OPERASI!"
"PERCAYA SAYA DOKTER JUSTIN!"bentak dokter di depannya,dokter senior yang beberapa kali sudah menangani kasus kelahiran seperti ini,namun tidak dengan rentetan racun segala.
Justin menjadi bimbang,Zhan juga sudah lelah berteriak kesakitan,Justin ingin memberi tahu pihak keluarga,tapi siapa keluarga Zhan?dia tidak tau..
"Aku akan ikut serta dalam operasi,jika dokter mengatakan ada racun,aku akan menangani racunnya,tentang donor hati,kita belum mendapatkannya,lagi pula aku tidak bisa melakukan operasi donor dengan keadaan seperti ini."
"Kau sudah menentukan donor?"
"Belum."
"Omong kosong."cletuk dokter senior.
.
.
.
.Selama operasi Justin di kejutkan dengan bayi kembar kecil walau keadaan perutnya tak terlalu besar,jika kata dokter senior di depannya penyebabnya karna..
"Itu artinya bayinya bersembunyi dan tumbuh di rahim Zhan."
"Apa?Apa itu mungkin?"
"Jika Zhan menyangkal kehamilannya sejak awal,dan tak ingin hamil,janin melakukan itu agar bertahan hidup,mereka bersembunyi dan jarang bergerak,kasus ini sangat langka,perutnya tidak tidak terlalu besar,bahkan saat akan melahirkan,perutnya akan membesar dengan normal setelah ibunya sendiri menerima kehadirannya."
Justin termangu,dia mengerjapkan matanya,dia tidak paham apa yang terjadi,namun dia menyayangkan sikap Zhan seperti ini,dia mundur dari operasi,memilih menunggu dengan kejadian yang langka baginya,dan itu terjadi pada salah satu pasiennya sendiri,dia kasian pada putra kembar yang baru saja terselamatkan dengan berat yang tak sampai satu kilogram.
Masih berada di inkubator dan melakukan perawatan yang akan cukup serius,buruknya kepada anak laki-laki kedua,dia mendapatkan yang lebih buruk karna liver dari Zhan mengenai dirinya.
Justin mnghela nafasnya lantas pergi,dia harus melakukan tugasnya lagi,setelahnya dia akan mengosongkan jadwal sebisa mungkin untuk lebih serius ke putra kedua yang memiliki berat 700 gram tentang liver nanti.
.
.
.
.
Yibo melihat dengan seksama, bagaimana rupa bayi yang ada di inkubator,tidur dengan nyenyak dengan sarung tangannya yang berwarna merah muda.Yibo tersenyum kecil,bohong jika dia tidak senang melihat seorang bayi ada di depannya saat ini,bayi perempuan berparas menggemaskan yang sudah memberikan senyuman kecil untuk Yibo setelah sekian lama.
Ken hanya melihat dari kejauhan,dia selalu saja mengintili bosnya itu seolah menjadi bodyguard.
"Ken,lihatlah dia tersenyum."
"Hm,aku tidak tertarik."ucap Ken,melihat ke lorong rumah sakit kembali menonton orang-orang yang sedang gawat darurat.
Melihat dokter rumah sakit lain yang berteriak-teriak meminta pertolongan untuk segera memberinya lima kantong darah dengan golongan O,entah kenapa hari ini terasa sial,apa orang tidak ingin menyumbangkan darah,dia tidak paham.
Ken berdecak lantas ikut masuk menghampiri Yibo yang masih senang melihat bayi mungil di depannya.
"Kau terlihat sangat suka."Seketika Yibo menurunkan senyumnya dan berwajah datar,Ken berdecih,"Cih,Tersenyumlah,aku akan keluar."kata Ken segera pergi meninggalkan ruangan bayi,memilih duduk melihat bagaimana dokter yang sama beberapa kali membujuk seseorang untuk golongan darah yang sama.
"Apa bank darah sudah bangkrut?"celetuk Ken.
"Tolong,ini penting,bank darah sangat jauh, pasienku bisa mati,aku sangat butuh,ini demi seseorang yang penting."
.
.
.
.
Justin berlarian membawa paperbag dengan kantong darah yang dia dapatkan,setelah berhasil menarik perhatian Ken yang memiliki golongan darah O dan juga Yibo yang memiliki golongan darah yang sama dengan Xiao Zhan AB-Justin juga memiliki golongan darah sama dengan Ken,tapi dia tidak bisa mendonorkannya karna masalah kesehatan.
.
.
.
Yibo menyajikan bubur sesuai saran suster untuk Lusi,tatapannya masih begitu tajam namun tangannya sibuk menyuapi."Apa dia cantik?"tanya Lusi tatapannya sangat lemah.
"Aku belum melihatnya."kata Yibo menyendokkan bubur dengan telaten,terlalu tinggi harga drinya jika terlihat penasaran dengan bayi yang baru saja lahir.
"Tolong siapkan nama untuknya,aku akan senang jika kau bersedia."
Yibo hanya mengangguk,setelah selesai akan makan malam istrinya itu,Yibo segera bangkit membereskan mangkoknya,namun Lusi fokus tentang bekas jarum yang ada di tangan suaminya.
"Ada apa dengan tanganmu?""Tidak terlalu penting,istirahatlah agar segera cepat pulang."
"Terimakasih."
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️
Fanfiction""Tolong berbicara dengan tenang." Wanita itu menelan air matanya,berusaha tenang,setelah menangis sesenggukan dia mulai tenang, dilihat wanita di depannya begitu muda, seperti anak yang baru lulus sekolah. "Aku..aku..aku mengandung anak suamimu.." ...