Zhan menghela nafas panjang, artikel-artikel yang tak berdasar bermunculan tentang dirinya.. menduga-duga jika Zhan melarikan diri dari media karna akan menikah,menduga jika sang aktor kini hampir tiada.
Zhan menggeram kesal,ini keterlaluan.
Tak ingin berurusan dengan hal itu,Zhan memilih sedikit lebih produktif,Zhan ke kebun teh melihat bagaimana cara orang-orang ini memetik pucuk daun teh dengan benar,bahkan ada beberapa anak-anak yang sedang di tengah-tengah kebun teh,cuaca lumayan mendung,mungkin saja besok atau lusa cuaca akan kemarau,melihat anak-anak itu bekerja,Zhan mengelus perutnya dengan sayang.
Zhan merasa beruntung,setidaknya dia masih berkecukupan untuk hidupnya ke depan,masa depan nanti,semiskin apa pun dirinya,dia tidak akan membiarkan anaknya terlalu bekerja keras untuk biaya hidup mereka sebelum beranjak dewasa,Zhan ingin anaknya menikmati masa muda dan masa kecilnya dengan baik, melakukan hal yang seharusnya anak di bawah umur lakukan.
Mengenang hal itu, tiba-tiba Zhan terkekeh,dia merasa berdosa jika membayangkan itu padahal dia tidak tau hidupnya sampai berapa lama.
Zhan menghampiri seorang anak laki-laki dengan keranjang di punggungnya,"Apa tehnya akan di jual ke luar kota?"
"Iya,setelah di keringkan."
"Apa kalian yang akan ke ibukota?atau orang tua kalian?"
"Orang kota yang akan kemari, mengambilnya lalu membayarnya,kami tidak akan ke kota.."
Zhan menoleh ke anak di sampingnya,"Kenapa tidak ingin ke kota?ada apa dengan kota bagimu?"
"Mereka itu seperti monster,melakukan segalanya demi keinginan mereka,mereka orang jahat kata ibuku."
Zhan mengangguk mengiyakan,kembali memetik teh itu hingga hari perlahan turun,mereka duduk santai setelah sinar Surya perlahan turun ke barat,Zhan membiarkan mereka para buruh teh untuk istirahat di depan rumahnya,memberi hidangan hangat kopi dan juga susu khusus anak-anak disana,Zhan juga menyiapkan makan malam.
"Nak Zhan..kenapa menyiapkan begini segala..."
"Ah tidak papa."Zhan duduk bersama dengan mereka.
"Saya tinggal sendiri disini,kalian sedikit lebih lama disini akan lebih menyenangkan haha.."ungkap Zhan.
Zhan hanya menyiapkan apa yang dia peroleh di desa ini,Zhan yang jago memasak mengubahnya menjadi makanan lezat,melihat mereka menikmatinya saja Zhan sudah bersyukur,setidaknya malam ini,makan malamnya tidak sendiri.
Ketika mereka berbincang-bincang ria disana,Zhan menuju ke anak-anak yang sibuk melihat bintang yang mulai terlihat,Zhan duduk di sebelah mereka,dan mulai bernyanyi.
"Twinkle twinkle little star,
How I wonder what you are,
Up above the world so high,
Like a diamond in the sky,"Mereka melihat Zhan bernyanyi,bahasa yang terdengar asing,namun di pelafalan Zhan begitu indah.
"Apa itu tuwinkel tuwinkel?"
Zhan menoleh,"Twinkle?"
Zhan menunjuk ke langit,"Lihatlah di atas sana,Twinkle itu cahaya bintang yang berkelip-kelip..sangat indah."
Anak itu kembali melihat bintang di atas langit,"Wah..Zhan gege,Zhan gege dari kota-kan?"
Zhan mengangguk,merangkul anak kecil itu dengan hangat,"Ada apa?"
"Kata orang di desa itu anak-anak tidak bekerja..apa itu benar?"
Zhan menoleh ke lingkaran tempat para orang tua itu sedang istirahat, mendengar ucapan anak yang sekiranya berusia 10 tahun itu,Zhan mengatakan hal yang lebih menarik.
"Bekerja?hmm tergantung saja,jika mau mereka bisa saja bekerja,atau hanya belajar seharian di bimbingan les,itu sangat membosankan kata mereka,apa ku tertarik apa isi les mereka?"Anak itu mengangguk antusias,tumbuh di belantara penuh akan perkebunan dan tanpa fasilitas mampu membuatnya penasaran tentang kebosanan apa yang di rasakan mereka dengan les itu.
"Besok..apa kamu sibuk?"tanya Zhan.
"Sibuk?eee.. aku bisa meluangkan waktu saat sore hari nanti jika gege membutuhkanku."
"Baiklah,datanglah ke rumahku,aku akan menunjukkan sebuah hal baru untukmu."
Anak itu mengangguk senang,tanpa ada rasa apa pun,seolah orang-orang disini sangat mudah diperdaya.
.
.
.
Hari akan berlanjut tanpa menunggu siapa pun, pagi-pagi sekali Zhan sudah jalan-jalan dengan beberapa anak kecil yang sedang berangkat ke kebun teh yang sama,katanya mereka akan menjual teh yang sudah kering untuk di jual ke orang kota.Zhan penasaran bagaimana mereka mendapatkan uang sampai-sampai memperkerjakan anak-anak mereka sendiri,Zhan melihat dengan jelas bagaimana perbedaan orang kota dengan mereka yang asli sana,ada juga mobil pickup untuk mengangkut hasil panen untuk naik kapal laut nanti.
Perawakan mereka cukup menakutkan, seperti preman yang sedang malak, penduduk desa sedang mengantri untuk menimbang berat dari daun teh mereka,ada yang masih fresh juga.
Zhan mendehem, mendengar deheman itu anak yang bernama Yazuan kemarin,menoleh lantas menarik tangan Zhan untuk mendekat,"Zhan gege.."
Zhan melihat dan mendengar orang-orang itu bergumam 4 kilogram berkali-kali.
"Yazuan,apa kamu tau kilogram?"tanya Zhan.
Yazuan hanya menggaruk tekuknya,"Aku tidak mengerti kilogram."
"Bagaimana dengan ayahmu?"
Yazuan menjadi gugup,Zhan melirik orang-orang kota dengan sedikit menelisik,"Bagaimana mereka membayarnya Yazuan?"
"Ah,mereka akan menimbang dan mencatatnya di kertas."
Zhan merasa ada yang janggal,sudah 6 keranjang,namun mengapa semua memiliki berat yang sama,sedangkan desa ini terlalu buta akan angka dan mempercayai ucapan pria songong yang sedang menimbang di depan ini.
Zhan berjalan ke arahnya,melihat timbangan itu yang menunjukkan angka 5,6 kilogram,tanpa rasa bersalah lagi,pria itu mengatakan berat yang sama.
"4 Kilo."
"5,6 kilo!"
Mereka semua menoleh ke arah Zhan yang sedang bersedkap dada menatap pria di depannya.
"Hey! Siapa kau hah?!"tanyanya dengan marah,merasa ini tidak menguntungkan dirinya.
"Seseorang yang tidak mentoleran kecurangan."
"Apa maksudmu dengan curang?"
"Kau menuduhku!!"Zhan menunjuk timbangannya,dengan nada sedikit tinggi dia menjawab dengan ketus,"Timbangan menunjukkan angka 5,6 kilogram,dan kau masih menulis angka 4 kilogram."
"Jika bukan di sebut kecurangan,lalu apa?!""Aku sudah melakukan bisnis bertahun-tahun tanpa masalah,dan kau berani menuduhku seperti ini."
"Ayo timbang lagi semua daun tehnya,aku akan mengambil gambar dengan ponselku dan mencocokkan dengan catatanmu!"
Para pembisnis teh itu membisu,mereka saling pandang dengan rekannya yang lain.
Tiba-tiba saja daun teh yang masih ada di timbangan,mereka buang begitu saja sambil berseru,"Aku tidak akan membeli teh disini lagi."
"Eoihh.."Zhan tersungkur,ketika mereka semua malah main keroyok, memukulnya.
Zhan yang tersulut emosi balik menyerang,satu kali saja,setelahnya dia angkat tangan,ketua mereka malah membawa sebilah pisau yang mampu membuat para warga terdengar resah.
"Aku akan membunuhmu!"
Dor!!!"
Mereka serempak menoleh ke sumber suara,Zhan bernafas lega,ada seseorang yang peduli disini.
2 dari tentara itu menodongkan pistol ke mereka,membuat mereka yang beringas menjadi menciut,lantas masuk mobil pick up tanpa membayar daun teh yang mereka ambil.
Warga malah berteriak resah,sayang sekali daun teh mereka di bawa kabur begitu saja.
"Sial!!"
.
.
.
To Be Continued100 vote baru up
KAMU SEDANG MEMBACA
不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️
Fanfiction""Tolong berbicara dengan tenang." Wanita itu menelan air matanya,berusaha tenang,setelah menangis sesenggukan dia mulai tenang, dilihat wanita di depannya begitu muda, seperti anak yang baru lulus sekolah. "Aku..aku..aku mengandung anak suamimu.." ...