Yibo seketika bangkit dari sofanya,nafasnya memburu dadanya juga terasa nyeri sekali,seolah dia sudah menahan sakit yang begitu menyakitkan perasaannya,sontak matanya menoleh ke bankar Zhan,tampak pria itu melihat Yibo dengan sedikit cengo dan terheran-heran.
Zhan menaruh ponselnya,pasalnya dia sudah bangun dini hari dan langsung bermain ponsel,hal yang tak di setujui Yibo.
Menyadari mimpinya yang menyakitkan,bukannya memarahi Zhan karna bermain ponsel ketika dini hari,melainkan menghampirinya lantas langsung memeluknya dengan erat,begitu erat,namun Zhan tak membalas,ini terlalu tiba-tiba untuk dia yang tak suka perlakuan seperti ini.
"Yak! Kenapa?"tanya Zhan penasaran.
Yibo menggeleng,dia juga enggan melepaskan pelukannya,tetap membenam wajahnya di tekuk leher Zhan,sampai Zhan menyadari jika pria dewasa memiliki 2 putra itu kini membasahi lehernya,alias menangis.
"Ada apa?"
Yibo memilih menggeleng seperti bocah yang takut mengadu,memilih tetap dengan posisi itu hingga zhan merasa lehernya terasa pegal.
"Apa kita tidur seperti ini?"tanya Zhan sedikit canggung,ingin mengeluh tapi hidupnya akhir-akhir juga sering mengeluh ke pria di depannya.
Yibo menarik kepalanya agar menjauh dari pelukan Zhan,matanya sembab, terlihat begitu buruk,membuat Zhan terkekeh canggung.
"Itu cukup buruk hehe.."Pria dominan itu mengusap air matanya sedikit kasar,itu cukup memalukan,namun melihat pria manis di depannya terkekeh dia cukup tenang,apalagi nyatanya jika tadi hanya bermimpi amat sangat buruk,itu menakutkan,membuatnya enggan kembali untuk memejamkan mata.
"Aku bermimpi buruk,aku tidak ingin tidur lagi,tidak tidak, itu menakutkan."
Jujur saja hidungnya yang masih merah dengan mata sembab bahkan mengatakan hal berulang kali,Zhan merasa kasihan dengan dirinya.
"Tidak ingin tidur?ya sudah.. tidak perlu tidur."
Yibo mengangguk,ketika kakinya benar-benar turun,dia merasakan guncangan dari tubuhnya sendiri,membuat Zhan kaget dan terpekik memanggilnya.
"Yak?! Ada apa huh?"
Yibo memejamkan matanya,memukul sedikit kepalanya,"Pusing"keluhnya.
"Benarkah?apa perlu panggil dokter?jangan sepelekan apa pun."
Yibo mengangguk meyakinkan,"Benar,hanya pusing,sudah aku periksakan tadi."
Zhan menepuk lahan kosong di sebelahnya,bankarnya tak terlalu kecil,seharusnya dia harus berbaik hati mencegah Yibo benar-benar pingsan kelelahan mengurus dirinya disini kan?
"Tidurlah!"kata Zhan,bahkan menarik selimutnya kembali bersiap untuk kembali tidur.
Haha Yibo yg di berikan mana mungkin menolak,kepalanya pusing bisa saja menghilang dan memilih tidur di sebelah Zhan dan mendengar nafasnya di setiap saat,dengan senang hati,Yibo memilih memeluk pria yang sudah sangat lama tak ada di dekapnya, sebelum itu Zhan juga harus memastikan infus milik Zhan tetap aman, membiarkan tubuhnya tertimpa dan melewati selang infus di tangan kiri Zhan.
Zhan yang menghadapi ini harus menghela nafas banyak, menyamankan diri dan membuat sugesti jika pria di sebelahnya yang bahkan sedang memeluknya kini berstatus duda di tinggal mati.
Wajah tentram itu memejamkan matanya,Zhan bertanya,"Sekarang tidur?omong kosong apa tadi?"
"Aku hanya takut tidur sendiri,jika bersamamu lain ceritanya."
"Tcih!" Zhan berdecih,ingin sekali menampar kata-kata menjijikkan itu,mencabut telinganya dan membuangnya karna menyesal mendengarnya.
"Aku akan membunuhmu jika mengatakan hal seperti itu lagi."ancam Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️
Fanfiction""Tolong berbicara dengan tenang." Wanita itu menelan air matanya,berusaha tenang,setelah menangis sesenggukan dia mulai tenang, dilihat wanita di depannya begitu muda, seperti anak yang baru lulus sekolah. "Aku..aku..aku mengandung anak suamimu.." ...