"Yak! Yibo.."suara sang bunda muncul dari atas,Yibo terhenti dan menoleh,kecuali Zhan,dia tetap khusyuk dengan makanannya yang baru habis sedikit.
"Kenapa kau membuang sampah seperti ini?kau putraku,taruh kembali sampah itu, biarkan Zhan yang membuangnya,bukankah dia harus berguna setelah kau nikahi,taruh kembali."
"Bunda,ini sudah tugasku.."
"Tugasmu?!! Yak!!"
Sang bunda tiba-tiba saja menarik pundak Zhan yang sedang makan,membuat piring yang masih di dekatnya seketika jatuh dan hancur ke lantai,Zhan diam,masih membatu sambil mengunyah sarapan yang masih ada di mulutnya.
"Zhan,ah bunda tolong jangan membuat keributan di pagi hari seperti ini..Zhan harus membatalkan sarapannya jika seperti ini,ini sudah tugasku,hanya membuang sampah kenapa bunda malah mempermasalahkan hal sepele ini,Zhan sudah memasak tidak ada salahnya aku membantu hal kecil.."
"Tetap saya Yibo,aku membesarkanmu seperti pangeran, bagaimana kau mengambil pekerjaan yang seharusnya Zhan ambil,itu tugas dia setelah kau nikahi,bukan sibuk dengan dunianya mengejar karir."
"Siapa yang di besarkan seperti pangeran?siapa yang di besarkan seperti pembantu Bu?"tanya Zhan setelah lama mendengar perdebatan di meja makan.
Zhan lantas bangkit,mendekati sang mertua dengan tersenyum remeh,"Katakan,siapa.."
"Kami sudah melakukan hidup kamu seperti ini,kami punya aturan setelah menikah,kami masih memiliki sopan santun untuk hal kecil seperti ini,ibu hanya tamu disini,di rumah kami,harusnya ibu setidaknya membantu,tapi maaf aku meminta pangeranmu melakukan hal kotor seperti ini,aku tidak akan membela diriku yang juga di rawat seperti pangeran,itu omong kosong juga.Aku!! Aku yang sudah di besarkan agar bisa menjadi pembantu."jelas Zhan lantas merebut sampah yang ada di tangan Yibo, namun Yibo juga memintanya kembali.
"Ah Zhan jangan seperti ini,aku akan membantumu."
"Pangeran! Tetaplah diam disana,atau berangkat pergi saja,aku akan membereskan semua hal yang ada disini."kata Zhan berjongkok mengambil nasi dan juga pecahan piring dengan tangan kosong,meraup seolah mengambil pasir.
Zhan lantas keluar rumah membuang sampah kecil itu ke tong sampah,Yibo segera mengejarnya,namun Zhan malah ke bangun kecil tempat Ken sedang duduk menunggu bosnya datang.
"Ken! Tolong obati tanganku!"kata Zhan menyerahkan tangan kanannya yang robek serta tetesan darah yang cukup lumayan banyak.
"Zhan!"
Ken segera bangkit mengambil p3k yang ada di dekatnya,meminta Zhan untuk duduk di depannya.
"Ken,aku akan mengobatinya."pintanya mengambil alih tempat duduk Ken,dia tidak suka,kenapa Zhan meminta tolong malah ke Ken,padahal dia juga masih terlihat masih perhatian padanya dengan sangat.
"Akhh sialan,Ken gantikan dia,dia sangat kasar!"Zhan lumayan sarkas mengatakan,Ken yang melihat cara Yibo menangani luka cukup membuat Zhan meringis hingga tangannya gemetar.
"Tuan.. tuan itu menyakitinya,tolong takarannya lebih sedikit dan lebih lembut."
"KEN GANTIKAN IBLIS INI! akhh.."Zhan membentak,Yibo juga segera minggat,membiarkan Ken menanganinya kembali,dengan pelan dan penuh tindakan sterill, perlahan-lahan namun pasti, mengobatinya dengan perasaan lembut,yang hanya membuat Zhan berdesis.
Yibo sudah dongkol,tangannya menggepal erat,namun segera dia tepis rasa api yang ada di hatinya,ughhh membuatnya berkeringat di pagi seperti ini.
"Pergilah! Ini sudah terlambat."
"Tidak,kamu kesakitan,aku akan menemanimu."
"CK! bocah,sana pergi!"
Zhan juga segera kembali ke rumah,mandi dan merapikan beberapa helai baju yang ingin dia bawa nanti,tangannya yang di perban dengan baik sedikit ngilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️
Fanfiction""Tolong berbicara dengan tenang." Wanita itu menelan air matanya,berusaha tenang,setelah menangis sesenggukan dia mulai tenang, dilihat wanita di depannya begitu muda, seperti anak yang baru lulus sekolah. "Aku..aku..aku mengandung anak suamimu.." ...