With Him

1.6K 189 14
                                    

Justin merawatnya dengan baik,bahkan dengan pengawasan Yifeng yang senantiasa hingga hari berikutnya.

Pagi buta Zhan sudah merengek meminta Justin jangan keluar dari ruangannya.

"Jangan jangan....kamu paham saya Justin,jangan mengatakan apa pun kepada mereka.."

Justin sudah beberapa kali hendak pergi,namun Zhan seolah menduganya akan melaporkan kehadirannya disini kepada publik.

Justin tidak terlalu akrab dengan Zhan,namun sedikit tidaknya dia mengetahui Zhan sebagai pasiennya,dan juga beberapa kali mengobrol tentang penyakitnya saja, selebihnya tidak.

"Zhan,saya hanya ingin mengambil sarapan,tetaplah disini!"

"Berjanjilah,jangan mengatakan apa pun dia luaran sana tentang saya!"

"Hmm"

Kepergian Justin,membuat Yifeng mendekati Zhan yang bersandar nyaman di bankarnya.
"Maaf,apa kamu sudah mendingan?atau masih tidak enak badan?"

Zhan menggeleng,"Tidak masalah, Yifeng.. ayo bicara informal saja."pinta Zhan meraih tangan Yifeng terlalu reflek,Yifeng tidak keberatan sepertinya.

Yifeng terlihat seperti orang baik selama Zhan mengenalnya sejauh ini,bahkan dia di junjung tinggi,serta memiliki jabatan yang bagus.
Zhan takjub padanya,tolong garis bawahi hanya takjub.

Berteman dengan Yifeng pasti sangat menyenangkan, jarang-jarang Zhan memiliki teman,ketika kecil dulu dia sangat tertutup,terlepas dari kemiskinan yang menjadi tersangka utama penindasan yang dia rasakan saat kecil.

Setelah merengek meminta Justin tutup mulut,dan menyanderanya hampir sejam untuk membicarakan hal yang di lihat Justin selama pemeriksaan, akhirnya Justin tunduk, membiarkan Zhan pergi dan menghapus ingetan bahwa kemarin dan hari ini dia melihat kehadiran Zhan.

Kini Zhan sudah mengambang di lautan,di belakangnya ada Yifeng yang mendayung perahu agar bergerak maju.
Mendayu-dayu merasakan angin menerpa wajahnya.

"Lihatlah,bentuk awannya seperti anjing pudel."kata Zhan dengan ceria,bibirnya melengkung bahagia melihat bentuk awan seperti anjing pudel yang meloncat.

"Ah,itu seperti angsa.. bagaimana bisa kamu melihat anjing.."jawab Yifeng.

"Itu pudel, lihatlah kakinya ada 4.."

"Tidak,itu paruhnya...bukan kaki pudel.."

"Ahh terserahlah,itu anjing pudel titik!"telak Zhan cemberut,dia tak ingin berdebat lagi,meraih cup yang berisi kopi yang sempat dia beli, menjulurkan ke Yifeng menawarkan,tanpa ragu juga Yifeng menerima dan menyesapnya.

Zhan suka berbagai jenis kopi,tapi akhir-akhir ini dia sudah jarang meminumnya,selain sulit mendapatkan kopi yang dia suka,Zhan juga menjaga bayi kecilnya agar tidak sakit di dalam sana.

Perjalanan memakan banyak waktu,Yifeng bergantian mendayung dengan kepala kapal di depannya,Zhan? ah tidak,dia tidak pandai mendayung,bukannya mendayung maju,malah mundur dibuatnya.

Zhan sesekali tertidur ketika hari mulai gelap,mereka yang berangkat ke pelabuhan memasuki sore,gak heran jika mereka masih di perahu sampai hari mulai malam.

Yifeng meminjamkan bahunya hanya untuk bersandar,Zhan sudah mengantuk namun tertidur sendiri,sedikit membuatnya tak enak hati,memilih duduk sambil kepalanya maju ke depan ingin ambruk memejamkan matanya menaungi mimpi.

"Tidur saja,aku akan berjaga."

Zhan menggeleng, kepalanya mendusel ke punggung Yifeng yang lebar,"Tidaaaak..aku tidak mengantuk."

"Itu efek obat, tidur saja.."

Zhan mengangkat kepalanya,"Kau lebih lelah,menjagaku seharian,apa tidak ingin istirahat?"

"Nanti saja,setelah posisi kita aman,aku akan tidur."kata Yifeng,dia sesekali melihat sekitar,takut penyerangan terjadi menargetkan mereka,karna hari malam dan membawa beberapa barang yang tak juga berharga namun bisa menjadi bahan rampasan.

Zhan perlahan merosot, kepalanya tertidur dengan bantal tas Yifeng,serta selimut juga dari jaket tebal milik Yifeng.

Melihat Zhan perpaduan tampan dan cantik,sempat membuat Yifeng tersenyum,jujur saja kepribadian Zhan menarik perhatiannya,Yifeng bahkan beberapa memukul dirinya sendiri karna tanpa sadar mengagumi sesama jenis.

"Tuan,kau menyukainya?"

Tiba-tiba saja nahkoda perahunya bertanya sambil fokus dengan pekerjaannya.

"Apa yang Anda katakan?"terdengar malu-malu.

Nahkoda perahu melirik,"Saya tau, bagaimana perbedaan tatapan orang yang sedang jatuh cinta."

"Jangan mengatakan yang aneh-aneh fokus saja dengan pekerjaanmu pak."

Hahaha... baiklah-baiklah.."

Hari yang kian larut membuat Yifeng segera tidur,di sebelah Zhan dengan selimut jaket yang sama,cuaca yang cerah tak membuat angin ikut berdamai dengan tubuh manusia,di bawah bintang diatas air mereka tertidur hingga sampai di perbatasan desa dan hanya perlu berjalan sedikit lagi untuk sampai di permukiman.

Tak menyia-nyiakan waktu Yifeng menggendong Zhan agar naik ke punggungnya,berjalan melewati permukiman dengan damai.

Melihat wanita paruh baya yang keluar rumah,membuat Yifeng menghampirinya.

"Eh tuan Yifeng.."

"Iya,bi,kita boleh bermalam disini tidak?teman saya baru saja sembuh dari sakit,takutnya jika lebih lama di luar dia bisa jatuh sakit kembali."

"Ini guru Zhan?"

"Guru?"

"Iya..Zhe bilang yang mengajarinya berhitung guru Zhan.."

Yifeng hanya tertawa kecil,dia bahkan tidak tau siapa Zhe,sejak kapan ada yang bernama Zhe.

"Ya sudah kalian naik saja,Zhe itu anak saya,guru Zhan juga yang ngasih dia nama bagus,biar gampang di ingat kata dia."

Yifeng senang mendengarnya, tindakan Zhan cukup lumayan membuat penduduk desa luluh padanya,apalagi bisnis baru serta jual daun teh yang akan kembali berlanjut dengan suplayer yang berbeda.

Kepergian Zhan mampir ke ibukota lumayan membawa keuntungan,kantong teh aromatherapy yang dia buat beberapa ada yang memesan lagi,dengan jumlah banyak namun harus bercorak berbeda agar menjadi daya tariknya sendiri.

.
.
.

To be continued.

Hehe lumayan gak hadir,karna sibuk real life juga,habis hari raya,sama sibuk buat tugas laporan yang ampek hari ini belum kelar.

Terus vote dan tinggalin jejak tanpa kapok,biar author seneng gitu,saking senengnya nanti ada yang baru,tapi gak tau kapal rilisnya serta dengan alur cerita yang pastinya berbeda.
.



不是第一个Bukan Yang Pertama (Yizhan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang