Prologue

197K 8.5K 1.3K
                                    

Halo! Kembali di cerita baruku, kali ini bukan cerita islami seperti cerita-ceritaku sebelumnya, ini adalah cerita bergenre romance. Jadi mohon maaf apabila terdapat kata atau kalimat kasar, karena ini bukan cerita islami atau spiritual.

Hope you like it guys! Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

Seorang pria kecil bersama kedua orang tuanya tengah berada di jalan pulang sehabis berlibur ke Pantai. Namanya Alvarendra. Karena sekarang adalah akhir pekan, kedua orang tuanya mengajaknya berjalan-jalan. Destinasi wisata terakhir adalah pantai.

Mereka baru pulang dari pantai pukul 8 malam, ketika sedang berada di jalan pulang, hujan turun cukup deras.

"Mama.. Papa, Al takut." Anak berusia 8 tahun itu menatap kaca mobil, melihat hujan yang turun begitu deras.

"Gak perlu takut, Al. Kan, ada Mama dan Papa, Al bobo aja, ya? Nanti kalau sudah sampai rumah, Mama bangunin." Ibu dari anak itu berusaha menenangkan Al.

"Nanti bangunin Al ya, Ma?"

"Iya, sayang."

Alva mencoba memejamkan matanya, ia tertidur pulas di mobil. Dan saat dirinya terbangun, bukan suara Ibunya yang membangunkannya yang ia dengar, melainkan suara hantaman yang cukup keras.

Tubuh Alva terombang-ambing dan terlempar keluar mobil, ia membuka kedua matanya, melihat mobil yang dikendarai Ayahnya kini sudah terbalik.

Alva mencoba berlari ke arah mobil tersebut, tetapi kaki dan dadanya terluka. Ia menangis, menyeret tubuhnya menuju mobil tersebut.

"Mama! Papa!"

Belum sampai Alva menghampiri mereka, mobil tersebut meledak di tengah derasnya hujan yang turun begitu deras. Bau darah dari tubuhnya sendiri tercium sangat jelas, ditambah bau asap dari mobil yang terbakar.

Beberapa mobil yang berlalu lalang mulai berhenti, orang-orang yang tidak Alva kenali menghampiri dirinya, lalu Alva pun tak sadarkan diri.

****

"Astaghfirullahaladziim! Ya Allah.." gadis cantik itu terbangun dari tidurnya dengan keringat yang membasahi keningnya.

"Ya Allah, Ummi." Gadis itu beranjak menuju kamar mandi, mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat tahajud, selesai shalat ia berdoa untuk sang Ibu.

"Ya Allah, ringankanlah hisab Ummi, masukanlah Ummi ke dalam Surga-Mu, aamiin."

Ia baru saja bermimpi sang Ibu, walaupun sejak lahir ia tak pernah merasakan dekapan sang Ibu, tetapi ia selalu merindukan Ibunya. Jika rindunya sudah tak terbendung, maka ia akan bermimpi seperti ini.

Drrtt.. drrtt..

Ponsel gadis itu bergetar, ia melipat sajadah dan mukenanya, lalu mengambil ponsel jadul miliknya. Telepon dari Pamannya.

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang