Chapter 41 - A Little Moment

51.2K 4.2K 394
                                    

Halo! Aku akan triple update dan hiatus selama 1 atau 2 bulan.

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

El sudah tak kuasa membuka matanya, dirinya hanya pasrah saja ketika Alva membopongnya memasuki apartemen.

"Menginap disini Pak Alva?" Sapa seorang petugas keamanan yang sudah mengenal Alva sejak dulu.

"Iya, Pak. Mari." Petugas tersebut membantu Alva memencet tombol lift, lalu Alva masuk ke dalam lift. Ia mengangguk ramah pada petugas tersebut sebelum lift tertutup.

Pria itu memencet lantai unit apartemennya dan menempelkan sidik jarinya sebagai akses menuju lantai tersebut. Karena memang apartemen ini tak bisa sembarang orang mengunjungi ke setiap unit apartemen. Harus memiliki kartu akses ataupun sidik jari si pemilik.

Lift terhenti di sebuah lorong, dengan santainya Alva berjalan menuju apartemennya yang berada di ujung. Pria itu menempelkan sidik jarinya dan memencet beberapa kode hingga pintu terbuka.

Apartemennya masih rapih, walaupun Alva jarang sekali mengunjunginya. Bagus sekali Juan merawatnya.

Alva segera membawa El menuju kamar, meletakan tubuh El, lalu melepaskan sepatu, kaos kaki, dan jilbab yang El kenakan.

Pria itu mengambil kaos miliknya di lemari, lalu kembali mendekati El. Ia membuka dress yang El kenakan tanpa repot-repot membangunkan El. Wanita itu tak mengenakan bra nya kembali setelah mereka bermain di mobil, pasti sekarang benda itu berada di dalam mobil Alva.

Alva berusaha menahan dirinya, ia tetap memakaikan kaos miliknya pada El. Merasa sudah nyaman, El merubah posisi menjadi menghadap kanan dan memeluk guling dengan erat.

Alva terkekeh melihatnya, ia menepuk bokong El sebelum dirinya mengambil kaos untuknya dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Karena Alva sangat tidak bisa jika tidak bersih-bersih.

****

"Besok Mas Alva mau dibekalin apa?" Tanya El. Kini mereka tengah sarapan di apartemen Alva dengan makanan yang Alva pesan melalui aplikasi.

"Gak usah, Sayang. Kamu istirahat aja."

"Ih, kok gitu? El gak ngapa-ngapain dirumah. Biasanya juga El masakin makanan untuk Mas Alva, kan?"

Alva mengangguk, "yaudah, apapun masakanmu, aku suka."

El terkekeh, membuat Alva mengernyit bingung, "kenapa tertawa?" Tanya Alva. "El merasa lucu aja, Mas Alva inget gak, dulu Mas Alva bilang kalau Mas Alva takut keracunan karena masakan El dan Mas Alva gak sudi makan masakan El."

Tiba-tiba saja Alva merasa bersalah ketika mengingat hal itu, "El, saya minta maaf."

"Gak apa-apa, Mas. Malah ada sesuatu yang Mas Alva harus tau."

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang