Chapter 22 - I'll Tell You Later

63.3K 5.9K 2.2K
                                    

Hati-hati aja kalau Alva udah bucin, karena semua love language diborong Alva hihihi..

Target 2,5k vote and 2k comment bisa?

Aku nemuin komentar kalau ada beberapa yang minta terjemahan setiap kali dialog pake bahasa inggris. Okay, kedepannya aku terjemahin di komentar ya!

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

El tersenyum ramah pada Juan yang baru saja keluar dari ruangan kerja Alva, pria itu baru saja membawa berkas-berkas pekerjaan Alva untuk seminggu kedepan. Karena Alva mengatakan ia memutuskan untuk work from home selama satu minggu, menemani El dirumah.

Juan menyunggingkan senyum hormatnya pada El sebelum berlalu pergi. Setelah itu barulah El menuju ruang kerja Alva. Ia mengetuk pintu ruangan sebelum membukanya.

"Mas Alva, El ganggu waktu Mas Alva?"

Alva yang tengah berkutat dihadapan laptopnya pun menoleh, ia menggeleng kecil dan mengulurkan tangannya pada El, meminta El untuk mendekat kearahnya.

El mendekati Alva dengan jalan yang masih tertatih, ia berdiri di sebelah Alva, melihat layar laptop Alva yang menampilkan pekerjaan pria itu, lalu beralih menatap Alva.

"Apa seharusnya Mas Alva kerja di kantor aja?"

"El, Juan barusaja membawa berkas-berkas saya untuk seminggu kedepan."

"Tapi El gak mau jadi beban untuk Mas Alva."

"Beban apa? Kamu bukan beban untuk saya, El." Alva menarik El agar duduk dipangkuannya, pria itu mengusap bahu El dengan lembut, "bukankah sudah seharusnya saya menemani kamu dalam kondisi apapun, hm?"

El mengerjapkan matanya, ia sedang berusaha menahan napasnya karena jarak wajahnya dengan wajah Alva saat ini begitu dekat. Hanya beberapa sentimeter saja.

Melihat El yang gugup karena jarak mereka, Alva sengaja menghembuskan napasnya. Membuat El kembali mengerjapkan mata. Alva tersenyum kecil, ia mengusap pipi El dengan lembut lalu semakin memajukan wajahnya.

"Mas Al.." El menjauhkan kepalanya, ia mendorong pelan bahu Alva lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain, "El cuma gak mau ganggu Mas Alva kerja. Kalau gitu El keluar dulu, Mas Alva lanjut kerja aja."

Baru saja El ingin bangkit, tetapi Alva menahannya. Pria itu mengunci tubuh El agar tak bisa bangkit. Dirinya pun lanjut bekerja dengan posisi El yang berada di atas pangkuannya.

"Temani saya bekerja."

****

Mereka baru saja keluar ruangan Alva ketika matahari sudah terbenam. Sejak siang hingga sore El tertidur diatas pangkuan Alva, 4 jam Alva menahan beban tubuh El. Pria itu memindahkan El ke sofa, membiarkan El tertidur di sofa sedangkan dirinya melanjutkan bekerja.

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang