Sengaja cepet update, tapi jangan lupa selalu vote dan comment!
Happy reading!
*
*🌊
Bagaikan bujangan, Alva menyiapkan baju kerjanya sendiri, mandi sendiri, dan sarapan seorang diri. Hari ini dirinya berniat membawa bekal seperti yang dahulu El buatkan untuknya.
Ia membawa kotak bekalnya, menaruhnya di kursi sebelahnya. Lalu menjalankan mobilnya menuju kantor. Ya, mau bagaimanapun, Alva harus tetap profesional. Ia tak bisa menyampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan.
Saat tiba di kantor, Alva langsung bekerja. Tetapi dirinya sangat mengantuk karena kurang tertidur, ia pun memanggil office boy untuk membuatkannya es kopi.
Bukannya membaik, justru Alva merasakan pusing, akhirnya ia memutuskan pulang lebih awal, jam 2 siang, dan memilih beristirahat di rumah.
Di jalan pulang, lampu lalu lintas berwarna merah, karena sejak tadi mobil sangat hening, Alva menyalakan radio. Ternyata lagu yang tengah diputar adalah lagu Perfect.
Alva tersenyum kecil, ia ikut bernyanyi, membayangkan kembali momen dimana dirinya dan El berdansa dengan lagu perfect dan keduanya berakhir berciuman.
Saat lampu hijau menyala, Alva menjalankan mobilnya dan mematikan radio, ia menyalakan type dan memutar daftar putar lagunya yang kebanyakan adalah lagu kesukaan Alva dan El.
Mulai dari All of Me, Fix You, hingga Alva teringat dengan sebuah lagu yang El nyanyikan saat makan malam setelah ke pesta pernikahan Kakak Anya. Ya, lagu Arab, Albi ya Albi.
Alva terkekeh, rupanya lagu tentang cinta. Jujur saja jika lagunya memang bagus, Alva menikmatinya. Pria itu memejamkan mata, membayangkan senyum El yang sangat indah dibenaknya.
"Kamu sedang apa, El? I miss you so much."
Tin!
Alva membuka mata, ia terkejut ketika sebuah truk yang melaju dari arah berlawanan kini berada dihadapan mobil Alva. Pria itu membanting stir ke kiri dan mengijak pedal rem. Hingga ia bisa menghindari truk tersebut, tetapi ia tak bisa menghindari pepohonan pinggir jalan. Mobilnya menabrak pohon.
"Ah.. shit." Alva merasakan kepalanya pening karena terpentuk stir. Ia berkaca pada kaca mobil, terdapat darah yang mengalir dikeningnya.
Pria itu segera mencari nomor Juan, "Ju, ke rumah saya sekarang, saya mengalami sedikit kecelakaan."
Mendengar kabar bahwa Alva kecelakaan, Juan segera menuju rumah Alva. Ia melihat Alva yang tengah mengobati lukanya seorang diri. Terlihat sangat sehat, hanya keningnya saja yang terluka.
"Pak Alva baik-baik saja?"
"Tidak. Jika terus-terusan seperti ini, saya yakin saya akan mati karena El. Wanita itu benar-benar membuat saya kacau. Saya hampir tertabrak truk dan berakhir menabrak pohon hanya karena memikirkan dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile
RomantizmTentang perjodohan Alvarendra Zeeshan, seorang CEO muda berusia 26 tahun, tampan yang memikili segudang pesona. Siapa yang tidak menyukai Alva? Setiap perempuan pasti menyukai Alva, tetapi Alva telah dijodohkan dengan perempuan pilihan Kakeknya, El...