Yang sudah baca Exclusive Chapter, diam-diam saja ya. Nanti aku bikin Exclusive Chapter lagi, mau?
Target 2,5k vote 3k comments ya!
Happy reading!
*
*🌊
Alva dan El baru saja keluar dari kamar pukul 9 pagi, disaat semuanya tengah sarapan. Mereka berjalan menuju dapur seraya bersenda gurau. Alva tampak membisikkan kalimat-kalimat yang membuat El tertawa.
Saat tiba di tempat sarapan, keduanya menjadi pusat perhatian. El menghentikan tawanya dan sedikit menundukan kepalanya. Sedangkan Alva masih santai merangkul El.
"Selamat pagi Gus Alva, Ning El."
"Hm, pagi." Alva mengecup kepala El sekilas, "kamu duduk, biar saya yang ambilkan."
"Gak usah, biar El aja."
"El, nurut sama suamimu, bisa?"
El mengangguk, ia memilih duduk di kursi paling belakang, berdekatan dengan beberapa Dewan. Saat Alva tengah mengambil sarapan, seorang Ustadzah menghampiri El.
"El, keliatannya Gus Alva sedang jatuh cinta banget sama kamu. Saya turut senang sekali karena pernikahan kalian bahagia. Kyai Abdul pasti bahagia."
El terkekeh mendengarnya, "alhamdulillah Ustadzah Haya. Emang gak mudah untuk buat Mas Alva terbuka sama saya, tapi syukurnya saya berhasil melewati itu."
"Saya sudah menduga jika awalnya Gus Alva akan bersikap dingin dengan kamu, tetapi saya juga yakin kamu sanggup karena kesabaranmu itu besar sekali."
"Oh iya, jangan menunda memiliki anak, Kyai Abdul pasti senang jika kamu segera memberikan penerus untuk keluarganya." Tambah wanita tersebut.
Senyum El berubah menjadi senyum kecut mendengarnya, tetapi El tetap mengangguk, "doain aja, Ustadzah. Saya serahkan semuanya sama Allah, kita gak tau kapan Allah akan menitipkan amanah-Nya, kan?"
"Betul, yaudah El saya pamit, Gus Alva sudah kesini. Bahagia selalu." Wanita itu mengusap tangan El lalu beranjak pergi karena Alva sudah berjalan menuju meja El.
"Bicarain apa?" Tanya Alva seraya meletakan nampan di meja.
"Gak bicarain apa-apa, biasa perempuan."
Alva mengangguk, "makan, setelah ini saya ingin berbincang dengan Juan terlebih dahulu. Siang ini kita pulang."
"Siang ini?"
"Hm, kenapa?"
"El mau ke pantai, El belum sempet ke pantai."
"Minggu depan kan bisa?"
El mengerucutkan bibirnya, "gak boleh El ke pantai sekarang? Pas Mas Alva sama Juan, El ke pantai. El bisa sendirian kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile
RomanceTentang perjodohan Alvarendra Zeeshan, seorang CEO muda berusia 26 tahun, tampan yang memikili segudang pesona. Siapa yang tidak menyukai Alva? Setiap perempuan pasti menyukai Alva, tetapi Alva telah dijodohkan dengan perempuan pilihan Kakeknya, El...