Chapter 15 - Bali

62.5K 5.4K 614
                                    

Halo! Mana yang kangen Alva dan El?

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

Sebelumnya, El belum pernah naik pesawat. Ini pertama kalinya ia naik pesawat, pertama kalinya juga dirinya keluar kota.

Saat sudah duduk di kursi pesawat, El menahan rasa takutnya. Disebelahnya terdapat Alva yang tengah memainkan ponsel.

Pengumuman terdengar, pesawat akan segera lepas landas dan semua penumpang diminta untuk memakai sabuk pengaman dan tidak menyalakan ponsel. Alva mematikan ponselnya lalu melirik El yang tengah kesulitan memakai sabuk pengaman.

Pria itu mencondongkan tubuhnya, membantu El memakai sabuk pengaman. Wajah keduanya begitu dekat, hingga Alva dapat merasakan napas El menerpa pipinya.

"Takut," lirih El dengan mata terpejam rapat.

Alva melirik sekitarnya, di seberang sana terlihat Juan juga sedang memakai sabuk pengaman. Lalu Alva menutup bilik kursi kelas bisnis sehingga kursinya dan El tak terlihat oleh siapapun.

Pengumuman petugas pesawat kembali terdengar jika pesawat sesaat lagi akan lepas landas. El semakin mengeratkan pegangannya pada kursi dan memejamkan matanya rapat-rapat ketika merasakan pesawat sudah mulai berjalan.

Melihat El yang ketakutan, Alva segera mencium lembut bibir El disaat pesawat tengah terbang naik ke atas awan. Tentu saja El terkejut, pria itu belum memakai sabuk pengaman dan justru menciumnya disaat pesawat tengah lepas landas.

Juan melirik ke arah kursi Alva dan El yang biliknya tertutup. Ia mengernyit bingung, tetapi seperdetik kemudian ia menggeleng kecil. Untuk apa ia bertanya-tanya mengapa pintu bilik tertutup pada sepasang suami istri?

El mulai tenang, ia ikut terhanyut dalam ciuman yang Alva berikan. Saat merasa El sudah lebih tenang, Alva melepaskan pangutannya dan kembali duduk tegak di kursinya, ia memasang sabuk pengamannya dan membuka pintu bilik.

"Tidak perlu takut."

****

Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, mereka telah tiba di Bali. Juan menyetir mobil sedangkan Alva dan El berada di kursi belakang. Juan mengantar Alva ke tempat pertemuan dengan klien terlebih dahulu, seperti apa yang Alva perintahkan padanya.

Saat tiba di tempat pertemuan Alva dengan Klien, pria itu turun dari mobil. Ia menatap Juan dan El bergantian.

"Kamu ajak dia kemana yang dia inginkan, tapi saat saya sudah selesai, kita langsung ke Bandara. Jangan biarkan dia sendirian, Ju."

"Baik, Pak."

"Dan kamu, jangan jauh-jauh dari Juan. Mengerti?"

El mengangguk, "El mau ke pantai, Mas Alva nanti nyusul ke pantai, kan?"

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang